Demi mempercepat adopsi metaverse di Indonesia, perusahaan berbasis augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) WIR Group baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk bersama-sama mengembangkan metaverse di Indonesia.
Seperti kita ketahui, pengembangan dunia virtual metaverse tidak terlepas dari pengembangan infrastruktur internet. Oleh karena itu, harapannya, kerja sama antara WIR Group dengan ASJII mampu mempercepat adopsi metaverse di tanah air.
Kolaborasi keduanya berlangsung dalam ajang pertemuan ketiga Digital Economy Working Group Meeting (DEWG) Presidensi G20 yang bertempat di Nusa Tenggara Timur.
Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, mengatakan bahwa tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk memberikan pengalaman bagi para delegasi pertemuan ketiga DEWG G20 saat mengunjungi booth yang futuristik. Nantinya, dalam futuristic booth hasil kolaborasi WIR Group dan APJII, para pengunjung bisa berinteraksi mencoba teknologi VR dan AR dengan cara yang menarik.
“Konektivitas internet menjadi enabler utama di era metaverse. Hal itu menjadikan APJII sebagai asosasi yang menaungi lebih dari 700 penyelenggara jasa internet melakukan kolaborasi dengan WIR Group untuk menjadi jembatan memasuki dunia metaverse,” katanya dalam keterangan pers.
Direktur Overseas Development WIR Group, Yasha Chatab, menambahkan kehadiran WIR Group dalam rangkaian roadshow DEWG merupakan bukti komitmen perusahaan dalam upaya membangun metaverse Indonesia.
“Bersama APJII, WIR Group memasuki fase selanjutnya dari transformasi digital melalui adopsi teknologi tinggi metaverse dan ketersediaan jaringan internet sebagai jaringan pendukung utama,” tuturnya.
Yasha berharap, di masa depan yang akan segera hadir, metaverse bisa menjadi kekuatan ekonomi digital Indonesia.
Tingkat Kecepatan Internet di Tanah Air Masih Relatif Rendah
Membincang internet di Indonesia, berdasarkan data Speedtest Global Index, sayangnya Indonesia tidak masuk dalam 10 besar negara yang memiliki kecepatan internet tinggi. Per Juni tahun ini, untuk koneksi mobile internet, negeri ini berada di peringkat 104 dengan kecepatan internet di kisaran 16,86 Mbps.
Posisi Indonesia berada di bawah Papua Nugini yang berada di posisi 71. Tingkat kecepatan internet Papua Nugini sendiri sebesar 27,18 Mbps. Bahkan, Indonesia berada di bawah Uganda dan Kenya. Kedua negara di benua Afrika itu masing-masing berada di posisi 93 dan 95, dengan tingkat kecepatan internet 19,98 Mbps dan 18,74 Mbps.
Sedangkan, untuk koneksi internet yang menggunakan fixed broadband, Indonesia berada di peringkat 119 dengan tingkat kecepatan internet 21,68 Mbps. Peringat itu ada di bawah Senegal dan Bolivia, yang masing-masing menempati peringkat 114 dan 115. Adapun kecepatan internet fixed broadband kedua negara tersebut mencapai 23,19 Mbps dan 22,72 Mbps.
Data APJII: Penetrasi Internet di Indonesia 77,02%
Berdasarkan data APJII dalam Profil Internet Indonesia 2022, tingkat penetrasi internet di Indonesia berada di level 77,02%. Artinya, sekitar 210.026.769 jiwa dari total 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia di tahun 2021 sudah terkoneksi dengan internet.
Capaian penetrasi internet di Indonesia pada periode 2021 – 2022 meningkat dari periode 2019-2020 yang hanya berkisar 73,70%. Berdasarkan tingkat ekonomi, kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan Rp5 juta sampai dengan Rp15 juta menjadi kelompok dengan penetrasi internet tertinggi, yakni mencapai 96,83%. Kemudian, disusul oleh kelompok masyarakat berpenghasilan di atas Rp15 juta, yang penetrasi internetnya mencapai 88,53%. Sementara itu, untuk kelompok masyarakat dengan penghasilan Rp1 juta sampai Rp5 juta memiliki penetrasi internet sebesar 88,07%.
Konten internet yang paling banyak diakses adalah media sosial, dengan persentase mencapai 89,15%. Sedangkan, aplikasi yang paling jarang diakses adalah dompet elektronik dan belajar online, dengan persentase masing-masing 1,37% dan 2,81%.
Bila dilihat secara spesifik pada bidang investasi, aplikasi yang paling sering digunakan adalah saham online. Namun, capaiannya hanya mencapai 2,17%. Lalu, aplikasi perdagangan kripto hanya mencapai 1,18%.
Pemerintah Pacu Bangun Ruang Digital
Pemerintah Indonesia sendiri tengah getol berupaya membangun ruang digital dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia digital. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengatakan hal itu bertujuan untuk memastikan generasi masa depan Indonesia bisa lebih mengambil bagian dalam transformasi digital secara global.
“Digital native kita besar jumlahnya, generasi milenial kita besar jumlahnya, caranya kita harus fokus untuk membangun ruang digital kita dengan meningkatkan SDM digital kita, khususnya generasi milenial dan generasi Z,” ujar John.
John mengakui bahwa percepatan pembangunan infrastruktur digital juga bertujuan agar digitalisasi bisa lebih merata. Dengan begitu, harapannya Indonesia bisa tinggal landas secara digital.
“Kita membangun semuanya. Mudah-mudahan di akhir pemerintahan kabinet Indonesia Maju, Indonesia itu siap tinggal landas. Tinggal landas dari sisi digital,” ungkapnya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.