Harga Bitcoin mungkin masih sering muncul di berita utama, tapi di kalangan analis dan strateg institusi, perhatian perlahan mulai beralih ke tempat lain.
Alih-alih memperdebatkan apakah Bitcoin bisa kembali naik dalam waktu dekat, para pengamat pasar kini makin banyak yang fokus pada pertanyaan lebih dalam: apakah sinyal-sinyal struktural yang dulu selalu jadi pedoman di siklus empat tahunan Bitcoin kini mulai retak.
SponsoredAnalis tidak lagi fokus ke harga Bitcoin karena sinyal permintaan mulai melemah secara perlahan
Pergeseran ini terjadi di tengah indikator permintaan yang melemah, arus masuk ke exchange yang meningkat, dan perbedaan pandangan di antara para analis yang makin dalam.
Di satu sisi, ada yang percaya Bitcoin sedang masuk fase koreksi setelah puncaknya. Sementara di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa aset kripto pionir ini mungkin sudah mulai lepas dari siklus historisnya sepenuhnya.
Analis Daan Crypto Trades mengungkap bahwa perilaku harga Bitcoin baru-baru ini sudah menantang salah satu asumsi musiman paling bisa diandalkan dari Bitcoin.
“BTC Looking ahead, Q1 is generally a good quarter for Bitcoin, but so was Q4, and that one didn’t quite work out this time. No doubt 2025 has been a very messy year. Massive inflows and treasury accumulation, which were matched by big OG whales and 4-year cycle selling. Q1 2026 is where Bitcoin has a chance to show whether the 4-year cycle persists or not,” tulis Daan Crypto Trades .
Bukan berarti sudah terjadi breakdown, hasil di bawah ekspektasi ini justru mengindikasikan ada gesekan. Arus masuk ETF dan akumulasi korporasi kini terserap oleh distribusi dari holder jangka panjang, sehingga dampak arus masuk tersebut ke harga BTC jadi tidak sebesar dulu.
Ketegangan struktural ini juga terlihat pada data pasar spot AS. Menurut Kyle Doops, Coinbase Bitcoin premium, yang sering jadi acuan permintaan institusi AS, sudah cukup lama berada di zona negatif.
Pesan yang terlihat bukan tanda menyerah, melainkan keraguan, artinya modal ada, tapi masih ragu untuk mengejar harga.
Arus Exchange Menunjukkan Distribusi, Bukan Akumulasi
Data on-chain menunjukkan perlunya interpretasi hati-hati, karena arus masuk Bitcoin ke exchange melonjak ke level yang secara historis kerap terjadi pada fase akhir siklus.
“Arus masuk exchange bulanan melonjak ke US$10,9 miliar, tertinggi sejak Mei 2021. Arus masuk besar ke exchange seperti ini menunjukkan tekanan jual yang meningkat, di mana investor memindahkan aset ke exchange untuk jual rugi, ambil untung, atau melindungi diri dari penurunan. Ini jadi bukti tambahan bahwa pasar sudah di puncak dan awal tren bear market di tengah volatilitas tinggi,” ujar analis Jacob King .
Secara historis, lonjakan seperti ini lebih sering terjadi di fase ambil untung, bukan di fase akumulasi awal.
Jika Sejarah Terulang, Siklus Masih Mengarah Turun meski Institusi Terbagi tapi Tetap Disiplin
Analis on-chain, Ali Charts, menilai meskipun ada perubahan struktural, simetri waktu Bitcoin masih sangat mencolok.
“Siklus harga Bitcoin punya pola yang sangat konsisten, baik dari segi waktu maupun besarnya. Secara historis, butuh sekitar 1.064 hari dari titik terendah sampai puncak pasar, dan sekitar 364 hari dari puncak ke titik terendah berikutnya,” tulis Ali Charts , sambil menjabarkan bagaimana siklus sebelumnya sangat mirip dengan pola itu.
Jika pola itu tetap berlaku, analis tersebut memperkirakan pasar mungkin sekarang memang sedang berada di fase koreksi. Koreksi historis menunjukkan biasanya ada ruang penurunan lebih lanjut sebelum bisa pulih lagi.
Di tingkat institusi, pandangan mulai berbeda-beda tapi belum sampai ke kekacauan. Kepala Strategi Kripto Fundstrat, Sean Farrell, mengakui ada tekanan jangka pendek, namun tetap optimistis untuk jangka panjang.
Sponsored Sponsored“Bitcoin sedang berada di ‘no man’s land’ valuasi,” komentar Farrell , menyebutkan faktor-faktor seperti penarikan ETF, penjualan dari holder awal, tekanan dari para miner, dan ketidakpastian ekonomi makro. Walaupun begitu, lanjut dia, “Saya tetap yakin Bitcoin dan Ethereum akan mencoba rekor baru sebelum akhir tahun ini, sehingga menutup siklus empat tahunan dengan bear market yang lebih pendek dan ringan.”
Debat Siklus Kini Menjadi Isu Institusional
Kemungkinan ini juga didukung Tom Lee, yang pendapatnya sering dikutip di diskusi kripto, bahwa Bitcoin akan segera memutus siklus 4 tahunannya.
Jurrien Timmer dari Fidelity justru berpendapat sebaliknya. Menurut Lark Davis, Timmer meyakini puncak Bitcoin di bulan Oktober sudah mengakhiri fase harga dan waktu, dan “2026… adalah tahun penurunan,” dengan support terbentuk di kisaran US$65.000–US$75.000.
Semua perspektif ini menunjukkan mengapa para analis kini tak lagi terpaku hanya pada harga Bitcoin. Langkah berikutnya dari aset kripto pionir ini tidak hanya akan menentukan siapa yang bullish atau bearish, tapi juga menegaskan apakah kerangka siklus yang membentuk pasarnya selama lebih satu dekade terakhir masih relevan atau tidak.