Kelompok peretas Korea Utara yang bertanggung jawab atas peretasan Bybit kini berada di tahap akhir pencucian 499.000 ETH hasil rampokan. Nilainya ditaksir mencapai US$1,5 miliar. Jika laju pencucian tetap konstan, mereka bisa menuntaskannya dalam tiga hari ke depan.
Di tengah situasi ini, Circle, penerbit stablecoin USDC, menuai kritik lantaran dianggap kurang sigap dalam membekukan akun yang terkait dengan insiden peretasan tersebut.
Peretas Korea Utara Gencarkan Pencucian Dana dari Bybit
Pada 1 Maret, peretas Korea Utara kembali mengalirkan 62.200 ETH—senilai kurang lebih US$138 juta—menyisakan 156.500 ETH yang masih belum dicuci.
Menurut firma investigasi blockchain EmberCN, gerak cepat peretas mengindikasikan bahwa seluruh dana bisa jadi akan selesai dicuci dalam beberapa hari ke depan.
“Sejak peretas melanjutkan pencucian uang kemarin pukul 3 sore, mereka sudah mencuci 62.200 ETH (senilai US$138 juta). Dari total 499.000 ETH yang dicuri dari Bybit, tersisa 156.000 ETH (senilai US$346 juta) yang belum dicuci. Jika tak ada hambatan, dalam tiga hari ke depan semuanya bisa selesai,” tulis EmberCN di X.

Laporan ini sejalan dengan temuan TRM Labs, perusahaan intelijen blockchain yang menyebut para pelaku memiliki “tingkat efisiensi operasional yang luar biasa”.
Menurut firma tersebut, kelompok ini menerapkan strategi pencucian yang kompleks, memanfaatkan wallet perantara, decentralized exchange, dan bridge lintas chain untuk mengaburkan jejak transaksi. Taktik ini membuat pelacakan serta pemulihan dana semakin sulit dilakukan.
Sementara itu, otoritas keamanan juga telah turun tangan. Pada 27 Februari, FBI mengidentifikasi kelompok TraderTraitor—afiliasi peretas Korea Utara—sebagai dalang di balik serangan Bybit.
Menanggapi insiden ini, Bybit meluncurkan program bounty senilai US$140 juta bagi siapa saja yang bisa membantu melacak serta membekukan aset curian. Hingga kini, 16 individu telah menerima total US$4,2 juta sebagai imbalan atas kontribusi mereka.
Circle Tuai Kritik karena Lambat Bertindak
Di tengah gencarnya pencucian dana, penyelidik on-chain ZachXBT mengkritik Circle karena dinilai terlalu lambat dalam membekukan wallet yang dikendalikan peretas.
Ia menyoroti fakta bahwa perusahaan tersebut butuh lebih dari 24 jam untuk bertindak—memberi para peretas waktu yang cukup lama untuk menghilangkan jejak dana mereka.
ZachXBT juga mengingatkan bahwa ini bukan pertama kalinya Circle gagal bertindak cepat. Ia merujuk pada sejumlah insiden besar sebelumnya, seperti peretasan Ledger dan Nomad Bridge, di mana perusahaan terlambat dalam membekukan aset ilegal.
Menurutnya, sebagai penerbit stablecoin utama, Circle seharusnya lebih proaktif dalam menangani dana hasil kejahatan, bukan sekadar menunggu instruksi dari regulator.
CEO Circle, Jeremy Allaire, membela kebijakan perusahaannya dan menolak anggapan bahwa mereka lalai. Ia menegaskan bahwa Circle hanya bertindak berdasarkan permintaan resmi dari penegak hukum.
“Kami akan membagikan postingan tentang bagaimana kami langsung merespons permintaan penegak hukum, dan tidak mengambil tindakan tanpa arahan resmi. Menurut kami, tidak adil jika perusahaan swasta membuat keputusan sepihak untuk menyita dana tanpa prosedur hukum yang jelas,” ujar Allaire di X.
Namun, ZachXBT menanggapi bahwa sikap pasif ini justru memberi celah bagi peretas untuk mencuci dana tanpa hambatan.
“Serangan ini berdampak luas pada ekosistem, dan dalam kasus seperti ini, seharusnya hanya butuh hitungan menit untuk memblokir wallet terkait. Anda tahu ini, tapi tetap memilih menunggu perintah pengadilan yang bisa memakan waktu berhari-hari—bahkan dalam skenario terbaik sekalipun. Kebijakan internal kalian sepenuhnya dibuat sendiri dan tidak ada hukum yang mewajibkannya,” ucap ZachXBT.
Pakar keamanan Taylor Monahan turut mengkritik kebijakan Circle, menyebut penanganan mereka tidak efisien. Ia menambahkan bahwa keterlambatan dalam membekukan dana curian justru meningkatkan risiko dana tersebut lenyap tanpa jejak.
“Kalian punya fitur blacklist karena kalian memang membutuhkannya. Bersikaplah profesional dan gunakan itu. Bekukan dana hasil kriminal, lakukan pemeriksaan yang adil, siapkan jalur banding bagi pihak yang keberatan, dan pastikan prosesnya bisa diperbaiki dengan cepat. Ini bukan hal yang sulit,” tutur Monahan di X.
Ia juga menyoroti bahwa dalam banyak kasus, individu yang terkena pembekuan dana secara keliru justru harus menghadapi proses hukum yang panjang demi mendapatkan kembali aset mereka—semuanya karena kebijakan ketat yang diterapkan Circle.
Bagaimana pendapat Anda tentang aksi cuci dana ETH curian dari Bybit serta lambannya tindakan dari Circle ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
