Pergerakan harga Bitcoin (BTC) dalam beberapa hari terakhir terlihat volatil. Pada perdagangan pagi tadi, BTC sempat menyentuh level US$106.307 sebelum akhirnya terkoreksi dan bertengger di kisaran US$101.504. Ekspektasi pasar terkait pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) kuat dugaan menjadi salah satu pemantik atas liarnya harga Bitcoin. Meski demikian, terdapat faktor lain juga perlu diantisipasi oleh investor dalam beberapa hari ke depan.
Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan mengatakan optimisme pasar pasca pengumuman data CPI AS membuat harga Bitcoin dan mayoritas aset kripto lain berada di zona hijau.
CPI Inti AS hanya mengalami peningkatan 0,2%, lebih rendah ketimbang proyeksi awal yang mencapai 0,3%. Kondisi itu memberikan sinyal bahwa tekanan inflasi tetap terkendali. Sekaligus memperkuat ekspektasi bahwa The Fed bakal meneruskan kebijakan moneter yang longgar di beberapa bulan mendatang.
“Lonjakan harga yang terjadi pada Bitcoin mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap BTC sebagai lindung nilai. Kita melihat pola yang sama, ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti,” jelas Oscar.
Keputusan The Fed Menjadi Kunci Terhadap Harga Bitcoin
Lebih jauh lanjut Oscar, keputusan The Fed akan sangat memengaruhi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya. Jika Bank Sentral AS memberikan sinyal untuk menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat. Hal itu menciptakan kondisi yang sangat menguntungkan bagi Bitcoin.
Selain itu, data Producer Price Index (PPI) yang bakal rilis pada 24 Januari 2025 juga akan memainkan peran penting. Data tersebut diharapkan mampu memberikan sinyal tambahan terhadap inflasi yang mulai mereda.
Menurut Oscar, laporan tersebut akan memperkuat sentimen bullish bagi Bitcoin. Pasalnya investor insitusional kini lebih percaya diri dalam memasukkan BTC ke dalam portofolio investasinya. Ketika angka inflasi dan kebijakan moneter mulai stabil, maka permintaan terhadap aset kripto cenderung meningkat.
Sentimen lain yang juga menjadi penggerak penting di ruang kripto adalah regulasi global. Oscar menegaskan dengan semakin banyaknya negara yang mulai menerima Bitcoin sebagai instrumen investasi sah, adopsi dari institusi besar juga terlihat meningkat.
Hal itu bisa menjadi pendorong utama bagi harga Bitcoin dalam jangka panjang. Meski demikian, Oscar mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar. Utamanya yang terkait dengan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan pergerakan pasar tradisional.
“Saya percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem kripto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, kita bisa melihat Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi. Namun, investor harus tetap melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang ada,” tutup Oscar.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.