Presiden Donald Trump tengah bersiap menandatangani perintah eksekutif baru untuk membatalkan regulasi yang menyebabkan crypto debanking di bawah kepemimpinan Joe Biden.
Laporan menyebutkan perintah ini akan berupaya mencabut kebijakan yang disebut oleh para pelaku industri sebagai bagian dari “Operation Choke Point 2.0”.
Trump Bersiap Cabut Batasan Perbankan untuk Crypto
Kebijakan ini merujuk pada tindakan pemerintahan Obama yang menargetkan pemberi pinjaman payday dan pedagang senjata api, yang diduga juga berusaha mencegah bisnis crypto mendapatkan akses layanan perbankan.
Rezim Trump berencana mengakhiri aturan ini, yang selama ini menyulitkan bank berbasis crypto dalam beroperasi.
“Pemerintahan Trump nampaknya sedang menyiapkan perintah eksekutif yang bisa mencabut kebijakan Federal Reserve yang menghalangi bank crypto mendapatkan master account. Ini bisa menjadi momen penting bagi bank crypto seperti Custodia Bank dan Caitlin Long, yang saat ini tengah berjuang melawan Federal Reserve di pengadilan terkait masalah ini,” tulis Eleanor Terrett.
Adapun detail lengkap perintah eksekutif ini masih dalam tahap penyusunan, tetapi diperkirakan akan menargetkan kebijakan Federal Reserve mengenai pemberian master account.
Sebagai catatan, master account memungkinkan bank untuk bertransaksi langsung dengan The Fed. Selama pemerintahan Biden, bank pro-crypto seperti Custodia berulang kali ditolak untuk memiliki akun ini, yang secara tidak langsung menghambat akses mereka ke infrastruktur keuangan utama.
Jika kebijakan ini berubah, maka dampaknya bisa sangat signifikan bagi industri aset digital di AS.
“Hal ini penting karena hingga kini The Fed dan FDIC belum mencabut panduan anti-crypto mereka, meskipun Ketua Federal Reserve Jerome Powell bulan lalu mengaku terkejut dengan banyaknya kasus crypto debanking dan berjanji untuk meninjau ulang regulasi tersebut,” tambah Terrett.
Namun, Federal Reserve beroperasi secara independen dan tidak wajib mengikuti instruksi dari Gedung Putih maupun Kongres. Upaya memengaruhi kebijakan ini kemungkinan akan mendapat perlawanan dari pejabat bank sentral.
Perintah Eksekutif Crypto Ketiga Trump
Jika ditandatangani, ini akan menjadi perintah eksekutif ketiga Trump terkait crypto sejak kembali menjabat.
Adapun perintah pertamanya, yang dikeluarkan pada 23 Januari lalu, yakni membentuk Presidential Working Group on Digital Asset Markets.
Sementara itu, perintah kedua menetapkan cadangan Bitcoin milik pemerintah AS, bersama dengan stok aset digital khusus.
Meski terkesan pro-crypto, KTT Crypto Gedung Putih yang baru-baru ini digelar justru meninggalkan kesan negatif di kalangan pemimpin industri. Tak sedikit pihak yang merasa diskusi tersebut kurang substansi, dan rencana Trump untuk cadangan Bitcoin juga gagal mengangkat sentimen pasar.
Pasalnya, alih-alih membeli Bitcoin baru, pemerintahan Trump justru berniat menggunakan aset hasil sitaan dari kasus kriminal.
Selain itu, kebijakan ekonomi yang lebih luas turut memperburuk ketidakstabilan pasar. Tarif baru yang diberlakukan terhadap China, Meksiko, Kanada, dan kemungkinan Uni Eropa telah mengguncang pasar tradisional.
Investor institusional pun bereaksi dengan menarik dana dari ETF Bitcoin dan Ethereum dalam sepekan terakhir.
Akibatnya, Bitcoin terjun bebas ke bawah US$80.000 untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Ethereum juga anjlok ke US$1.870, level terendahnya sejak November 2023.
Bagaimana pendapat Anda tentang perintah eksekutif Trump ini serta potensi efeknya ke market kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
