PT WIR Asia Tbk (WIRG) atau yang selama ini dikenal sebagai WIR Group, perusahaan metaverse Indonesia, baru saja memulai debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan prospektus perusahaan, WIR Group melepas sebanyak 20% saham dari modal ditempatkan dan disetor atau sekitar 2.337.090.000 lembar saham. Dengan harga penawaran di kisaran Rp168 per saham, WIRG berpotensi meraup dana segar sebanyak Rp392,63 miliar.
Pada perdagangan perdananya, saham WIRG sukses menembus batas atas atau auto reject atas (ARA) dengan parkir di level Rp226 per saham dengan peningkatan sebesar 34,52%. Kemudian di perdagangan hari kedua (5/4), pada sesi I perdagangan saham, WIRG kembali meroket dan mentok ke level Rp282 per saham.
Kiprah WIR Group di dunia digital memang sudah banyak ditunggu oleh banyak pihak. Karena dengan menggenggam identitas sebagai perusahaan lokal yang go digital, WIR Group rencananya bakal membangun metaverse Indonesia.
Perusahaan sudah berhasil menggaet klien-klien jumbo untuk bersama-sama membangun dunia digital Indonesia. Di antaranya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk untu bersama-sama berekspansi di dunia metaverse.
Sebelumnya, perusahaan juga sudah mengikat kerjasama dengan perusahaan properti Triniti Land untuk mengembangkan bisnis propertinya di platform metaverse milik WIR Group.
Konsep metaverse yang akan dibangun perusahaan memberikan solusi realitas digital melalui augmented reality, realitas virtual, dan kecerdasan buatan.
AR sebagai Aspek Teknologi yang Tak Terpisahkan dari Internet
Melansir prospektus perusahaan, WIR Asia tidak hanya menjalankan konsep metaverse. Perusahaan bakal tetap menggenjot augmented reality sebagai aspek teknologi yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun dunia virtual paralel.
Dengan AR, para pengguna internet dapat mengakses dunia virtual yang bersinggungan dengan dunia nyata dan melakukan interaksi-interaksi layaknya di dunia nyata dengan komunitas virtual. Untuk itu, perusahaan sudah menjalin kerjasama dengan pemain perangkat keras teknologi AR, seperti Microsoft dan juga Epson.
PricewaterhouseCoopers (PwC) dalam sebuah analisa mengatakan, pengembangan produk dan jasa VR dan AR memiliki potensi untuk meningkatkan GDP pada tahun 2030 sebesar US$359,4 miliar.
Augmented reality sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai penggabungan benda maya 2 dimensi atau 3 dimensi ke dalam realita. Konsep ini banyak diadopsi dalam gim, seperti Pokemon Go misalnya atau Ingress.
Modal Tidak Sedikit untuk Metaverse
Selain WIR Group, perusahaan yang dimiliki oleh pesohor tanah air Raffi Ahmad, Rans Entertainment, juga sudah mengembangkan metaverse. Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menjelaskan metaverse merupakan teknologi baru di dunia digital.
Untuk bisa membuatnya masif, perusahaan inisiator metaverse, seperti Meta dan Microsoft, harus membangun komunitas metaverse, demi menarik banyak pengguna.
“Potensinya cukup besar bila mereka berhasil membangun komunitasnya. Mungkin sama seperti social media yang saat ini sudah digunakan banyak orang untuk berinteraksi dan berbisnis,” katanya kepada Be[In]Crypto Indonesia.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, perlu waktu untuk bisa mengembangkan konsep metaverse, ditambah untuk masuk ke dunia metaverse memerlukan alat seperti VR, yang berarti pengguna perlu berinvestasi lagi atau mengeluarkan biaya.
Perkembangan aset kripto kedepannya diprediksi memang akan meningkat signifikan. Karena, selain WIR Asia dan Rans Entertainment, sudah hadir juga Leslar Metaverse, platform yang dimiliki oleh pasangan Lesti dan Billar.
Platform tersebut digadang mengusung konsep masa depan cyber, yang mana setiap orang dapat melakukan interaksi secara virtual. Platform ini juga mampu menghubungkan bisnis di dunia nyata dengan dunia digital dan menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.