Lihat lebih banyak

Percepat Adopsi Kripto Global, Plug and Play Gandeng Visa dan Sejumlah TradFi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Plug and Play, program akselerator yang bermarkas di Silicon Valley, merilis inisiatif mempercepat adopsi kripto global.
  • Mereka mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama menggarap platform inovasi kripto dan aset digital.
  • Demi memuluskan langkah ini, kemitraan dijalin bersama sejumlah pihak termasuk dengan Visa hingga Franklin Templeton.
  • promo

Plug and Play, program akselerator yang bermarkas di Silicon Valley, baru saja merilis inisiatif untuk mempercepat adopsi kripto global.

Mereka menggandeng beberapa perusahaan keuangan yang ada di dunia tradisional (TradFi) maupun web3 untuk bersama-sama menggarap platform inovasi kripto dan aset digital untuk menjadi jembatan antara perusahaan rintisan (startup) global dengan para founding partner.

Untuk memuluskan ambisinya, Plug and Play menggandeng perusahaan jaringan pembayaran internasional, Visa, dan salah satu perusahaan pengelola reksadana terbesar di dunia yaitu Franklin Templeton. Tidak hanya itu, AllianceBlock, The INX Digital Company, dan IGT turut ikut masuk dalam pengembangan platform anyar ini.

Tingginya minat perusahaan TradFi terhadap pertumbuhan kripto menjadi salah satu alasan Plug and Play untuk memperkuat segmen bisnis aset digitalnya.

Terkait hal ini, Head of Crypto serta Digital Assets Plug and Play, Maximillian Jungreis, mengatakan langkah ini sengaja dilakukan untuk mengakselerasi adopsi kripto dan menghilangkan kesenjangan antara dunia web2 dan web3.

“Perusahaan yang bekerja sama dengan Plug and Play merupakan founding partner yang akan terhubung dengan startup lewat platform kripto dan aset digital,” jelas Jungreis.

Sebagai informasi, Visa dan Franklin Templeton sendiri memang sudah memperlihatkan minat terhadap pengembangan kripto. Kedua perusahaan juga rajin menjalin kerja sama dengan berbagai platform kripto dan blockchain global.

Belum lama ini, Franklin Templeton merilis produk investasi yang dinamakan Franklin Templeton Digital Assets Core dan Franklin Templeton Digital Assets Core Capped. Produk tersebut memiliki eksposur terhadap 10 hingga 15 aset digital terbesar, tidak termasuk stablecoin dan meme coin. Namun, untuk produk Franklin Templeton Digital Assets Core Capped, memiliki pembatasan investasi yang maksimal 25% atas kepemilikan Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) dari portofolio investor.

Plug and Play Fokus pada 4 Sektor

Program anyar yang baru saja meluncur ini akan fokus pada peningkatan adopsi stablecoin, keuangan terdesentralisasi (DeFi), crypto economics, dan enterprise blockchain. Fokus yang dipilih ini sesuai dengan minat para mitra yang bergabung dalam program yang digagas Plug and Play ini.

Seperti stablecoin, misalnya, penggunaan kripto yang didukung dengan mata uang fiat diyakini akan memberikan manfaat terhadap efisiensi dan keamanan transaksi secara lintas batas. Sementara untuk pemanfaatan DeFi, proyek ini berencana memanfaatkan teknologi blockchain pada pasar modal, sehingga mekanisme dan operasionalisasinya bisa berjalan luas dan efisien.

“Teknologi blockchain dan ekonomi kripto akan mengubah cara bisnis di internet ataupun bidang industri lainnya,” imbuh Maximillian Jungreis.

Menyambut langkah ini, Vice Executive President Strategy dan Corporate Development IGT, Fabio Celadon, menambahkan sinergisitas ini akan mempercepat inovasi mereka melalui lingkungan kolaboratif dari para pemimpin industri di berbagai sektor.

“Lewat program Plug and Play, akan mendorong kapasitas dan potensi pengembangan IGT di ruang pembayaran,” urai Fabio Celadon.

Pasar Bearish Dorong Migrasi Web 2 ke Web 3

Pasar kripto yang masih dalam kondisi bearish sepertinya sengaja dimanfaatkan Plug and Play untuk mendorong migrasi bisns web2 ke web3. Pasalnya, perusahaan teknologi atau keuangan yang saat ini ada di dunia tradisional mengalami kesulitan untuk mengembangkan bisnis lantaran mahalnya biaya akuisisi pelanggan.

Hal itu ditambah lagi dengan adanya regulasi dari pemerintah setempat yang melarang aktivitas anti-monopoli. Sehingga, dunia web3 yang terdiri dari jaringan terdesentralisasi dianggap bisa menjadi gagasan menarik untuk mendongkrak bisnis.

“Migrasi web2 ke web3 menghadirkan peluang penting bagi tim crypto-native. Pasalnya, pengusaha dan investor web2 pasti membutuhkan mitra untuk dapat menguasai infrastruktur blockchain dan kompleksnya tokenomics,” ungkap Lily Z King yang merupakan Chief Operation Officer (COO) dari Cobo.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori