Trusted

US$7,24 Triliun Parkir di Dana Pasar Uang: Breakout Bitcoin Semakin Dekat?

3 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dana pasar uang senilai US$7,24 triliun mencerminkan likuiditas mengendap dalam jumlah besar, yang berpotensi menjadi bahan bakar bagi breakout Bitcoin di tengah lonjakan likuiditas global.
  • Analis berdebat apakah level MMF mencerminkan keraguan yang tersimpan atau kesiapan nyata untuk memutar dana ke Bitcoin dan pasar kripto.
  • Likuiditas global melonjak ke level nyaris setara masa COVID, dengan stimulus moneter baru memperkuat prospek bullish atas momentum harga Bitcoin.
  • promo

Menurut data Barchart, total aset dalam dana pasar uang (money market fund / MMF) telah melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa di angka US$7,24 triliun. Lonjakan ini memantik spekulasi bahwa Bitcoin mungkin segera meraih keuntungan dari likuiditas yang masih mengendap.

Sementara itu, data juga menguak bahwa likuiditas global ikut naik mendekati level era COVID-19. Ini kian memperkuat dugaan bullish dari para analis tentang Bitcoin dan dunia kripto.

US$7,24 Triliun Dana Mengendap Picu Spekulasi Soal Bitcoin

Barchart mengungkap likuiditas dalam MMF telah melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH). Lonjakan ini terjadi saat investor mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi. MMF sendiri adalah instrumen investasi berisiko rendah yang menawarkan likuiditas dan imbal hasil.

US$7,24 triliun di MMFs
US$7,24 triliun di MMF | Sumber: Barchart di X

Beberapa analis melihat akumulasi dana ini sebagai tanda keraguan pasar yang bisa berbalik menjadi gelombang bullish. Namun, sebagian yang lain memperingatkan bahwa narasi ini mungkin melebih-lebihkan kesiapan investor.

Crypto strategist SightBringer menyebut grafik itu sebagai “tension coil”, menggambarkan level MMF saat ini sebagai “keraguan yang tersimpan” ketimbang perlindungan. Menurutnya, bahkan rotasi kecil—hanya 5%—dari MMF ke Bitcoin bisa memantik rezim moneter baru.

“Ini bukan sekadar uang yang menunggu di pinggir lapangan. Ini bahtera keraguan, dan saat keyakinan menyala, bendungan akan jebol,” tulisnya.

SightBringer meyakini bahwa trader kini tengah menanti sinyal yang bisa jadi konfirmasi meyakinkan bahwa Bitcoin adalah aset sekelas cadangan. Terutama di dunia yang mulai kehilangan kepercayaan pada sistem keuangan tradisional (TradFi).

“Likuiditas itu tak pernah lenyap. Ia hanya menunggu, mengamati, lalu meluap dengan kekuatan reflektif yang brutal,” tambahnya.

Namun, tidak semua analis sependapat. Analis makro Otavio “Tavi” Costa menanggapi bahwa MMF perlu dilihat secara proporsional terhadap kapitalisasi pasar secara keseluruhan.

“Di titik terendah krisis keuangan global, dana pasar uang mencakup 56% dari pasar saham AS. Saat ini, kita belum sampai ke sana,” ucapnya.

MMFs terhadap ukuran pasar keseluruhan
MMFs terhadap ukuran pasar keseluruhan | Sumber: Analis Otavio di X

Analis makro ini berargumen bahwa dibandingkan dengan ukuran pasar ekuitas, para investor mungkin tak punya banyak ‘amunisi cadangan’ sebagaimana yang banyak pihak yakini.

Terlepas dari perdebatan seputar narasi MMF, data mengatakan bahwa likuiditas global telah kembali. Bahkan, kini mendekati level yang tak terlihat sejak masa pandemi COVID-19.

Likuiditas Global Melonjak: Gema Tahun 2020 dan Bull Run Bersejarah Bitcoin

Di sisi lain, data terbaru membeberkan bahwa pasokan uang di AS mencetak rekor tertinggi baru pada April 2025, menandai pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Investor Charlie Bilello mencatat bahwa “setelah jeda singkat, mesin cetak uang kembali beroperasi”, dengan lonjakan likuiditas tak hanya terjadi di AS.

Likuiditas global melonjak ke level tertinggi dalam 3 tahun
Likuiditas global melonjak ke level tertinggi dalam 3 tahun | Sumber: Charlie Bilello di X

Hal ini mengindikasikan kembalinya ekspansi moneter, sebab kenaikan ini sejalan dengan tren historis di mana pertumbuhan M2 kerap dikaitkan dengan kenaikan harga aset.

Sementara itu, analis Crypto Dan mengamati bahwa likuiditas global kini mendekati US$140 triliun. Ambang ini secara signifikan mencerminkan era quantitative easing tanpa batas pada 2020–2021.

“Ini juga berkaitan erat dengan kenaikan pasar kripto secara keseluruhan,” tuturnya.

Global liquidity
Likuiditas global | Sumber: Crypto Dan di X

Dengan inflasi yang mulai jinak namun risiko resesi masih membayangi, bank sentral di AS, Cina, dan Eropa kembali menggelontorkan stimulus. Secara diam-diam, ini mengerek harga aset. Situasi ini sangat menguntungkan bagi Bitcoin, yang secara historis selalu melesat saat ada suntikan likuiditas.

Firma riset CrossBorder Capital menekankan bahwa Bitcoin adalah “aset global sejati yang terutama merespons likuiditas global”, di mana Cina tetap memegang peran penting dalam arus ini.

Julien Bittel, Kepala Riset Makro di Global Macro Investor (GMI), menyebut Bitcoin mungkin telah memasuki Banana Zone. Ini mengacu pada fase pergerakan harga yang meledak-ledak ke atas, dipicu oleh likuiditas makro dan refleksivitas pasar.

Apakah US$7,24 triliun dalam MMF akan menjadi sumbu pemantik atau hanya alarm palsu, semua bahan untuk pergerakan besar kripto sudah terkumpul. Di antaranya: lonjakan likuiditas, institusi yang masih ragu, serta narasi Bitcoin yang kian matang di tengah ketidakpastian geopolitik dan moneter.

Walau bagaimanapun, pertanyaannya bukan apakah likuiditas akan mengalir. Namun, sinyal apa yang akan memantik ketakutan, di mana trader dan investor didorong untuk melakukan riset mandiri.

Bitcoin (BTC) price performance
Performa harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Pada waktu publikasi, Bitcoin diperdagangkan di angka US$108.875, turun 0,7% dalam 24 jam terakhir.

Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

lockridge-okoth.png
Lockridge Okoth
Lockridge Okoth adalah seorang jurnalis di BeInCrypto, dengan fokus pada perusahaan industri terkemuka seperti Coinbase, Binance, dan Tether. Dia mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan peraturan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), aset dunia nyata (RWA), GameFi, dan cryptocurrency. Sebelumnya, Lockridge melakukan analisis pasar dan penilaian teknis aset digital, termasuk Bitcoin dan altcoin seperti Arbitrum, Polkadot, dan...
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori