Trusted

Tolak Ide BTC Reserve, Ketua The Fed: Kami Tidak Diperbolehkan Punya Bitcoin

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bank sentral AS tidak diizinkan untuk HODL Bitcoin (BTC).
  • Bersamaan dengan pemangkasan suku bunga, pasar kripto merespons cukup negatif.
  • Oleh karena itu, langkah terbaik bagi investor untuk saat ini adalah memasang stop-loss untuk semua posisi trading yang masih terbuka.
  • promo

Ketua The Fed Jerome Powell mengonfirmasi bahwa Federal Reserve tidak diperbolehkan untuk memegang Bitcoin. Ia menyerahkan keputusan perihal ini kepada Kongres.

Pengumuman ini lantas menyebabkan volatilitas hebat di pasar kripto. Crash harga yang tajam terjadi menyusul terbitnya pernyataan tersebut.

Powell Tolak Ide Bitcoin Reserve AS

Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menyatakan pendapat ini dalam konferensi pers terbaru. Ia menyebut bank sentral AS tidak mengantongi izin untuk memegang Bitcoin (BTC). Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang Federal Reserve, ada aturan mengenai apa saja yang boleh bank sentral miliki; sayangnya, Bitcoin tidak termasuk di dalamnya. Powell kemudian menekankan, setiap keputusan mengenai apakah pemerintah AS boleh memegang Bitcoin ataukah tidak, akan menjadi tanggung jawab Kongres, bukan Federal Reserve.

Terlepas dari sikap tegas Powell akan hal ini, ada minat yang semakin menjulang pada Bitcoin sebagai aset potensial untuk dimiliki oleh pemerintah AS. Trump bahkan telah mendukung ide ini, dengan alasan bahwa Amerika Serikat tidak boleh tertinggal dari negara lain dalam persaingan kripto global. Presiden terpilih Donald Trump juga mendukung pendirian Bitcoin Reserve di AS. Ia menyatakan Amerika Serikat perlu lebih maju dari negara-negara seperti Cina dengan mengadopsi mata uang digital.

Pasar Berdarah Pasca Pengumuman Suku Bunga The Fed

Seperti yang BeInCrypto laporkan, The Fed memangkas suku bunga sebesar 0,25% pagi (19/12) ini. Bersamaan dengan komentar Powell, pasar kripto bereaksi negatif. Bitcoin tergelincir ke angka US$100.300 dalam 24 jam terakhir. Juga, ada banyak koin yang mencatatkan drop dua digit dalam waktu singkat. Walau terjadi rebound tipis, pasar secara keseluruhan masih berada di zona merah dan jauh dari puncak yang tercatat baru-baru ini.

Pasar saham juga merespons secara negatif atas komentar Powell. S&P 500 ditutup turun 1,55% dan Nasdaq 100 terjatuh sekitar 2%. Hal ini mencerminkan bagaimana pasar merespons kabar terkait kebijakan pemerintah. Sikap Powell yang tidak mendukung cadangan Bitcoin menciptakan ketidakpastian di kalangan investor. Tak ayal, investor pun dengan sigap menyesuaikan posisi mereka dengan cara menjual aset.

Situasi pasar kripto terkini membuat banyak trader pusing. Betapa tidak, model tradisional dan data historis, yang dulunya menjadi alat andal untuk memprediksi tren harga, sekarang nyaris tidak berguna. Seringkali kita merasa bahwa pasar tidak mengikuti logika seperti biasanya.

Secara spesifik, ketika Bitcoin berkonsolidasi, altcoin akan terus tergelincir. Jika Bitcoin turun, altcoin akan jatuh lebih dalam lagi. Bahkan ketika Bitcoin mencapai tonggak sejarah baru, anehnya altcoin cenderung masih terdiam. Ambil contoh Ethereum (ETH). Kendati harga ETH telah melampaui angka US$4.000, altcoin dengan market cap yang lebih kecil masih tenggelam dalam kubangan darah.

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa altcoin terus kehilangan nilai, meski terjadi kenaikan ringan kemudian diikuti dengan koreksi tajam? Ide bahwa kenaikan Bitcoin akan memicu altcoin season juga telah gagal terwujud berkali-kali. Besar kemungkinan, kita telah meremehkan kompleksitas pasar kripto dalam siklus ini. Walau banyak pihak yang optimistis soal prospek tahun 2025, bahkan melihatnya sebagai tahun booming untuk pasar kripto, sepertinya sekarang kian banyak investor yang mulai kehilangan kepercayaan.

Dengan rampungnya rapat FOMC hari ini, likuiditas pasar terpantau semakin menyusut dan data BTC.D menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Hal ini kemudian meningkatkan risiko volatilitas harga serta risiko likuidasi posisi. Di samping itu, indikator teknikal BTC juga menunjukkan kehati-hatian dengan hadirnya pola bearish. Oleh karena itu, pada saat ini, mungkin langkah terbaik bagi investor adalah memasang stop-loss untuk semua posisi trading yang masih terbuka. Strategi DCA juga sebaiknya investor terapkan guna mengoptimalkan portofolio.

Dalam jangka panjang, Grayscale Research percaya bahwa pasar saat ini berada di fase menengah dari siklus kripto baru. Selama fundamental (seperti adopsi aplikasi dan kondisi pasar ekonomi umum) tetap dapat diandalkan, bull market bisa saja masih akan berlanjut hingga tahun 2025 atau bahkan lebih lama dari itu.

Bagaimana pendapat Anda tentang Ketua The Fed Jerome Powell yang tolak ide Bitcoin Reserve AS ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori