Pergerakan Bitcoin (BTC) pada perdagangan hari ini bergerak dinamis. Meningkatnya konflik di Timur Tengah menjadi salah satu pemantiknya. Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menyebut, pagi tadi, harga Bitcoin sempat naik ke level US$61.800 setelah sempat turun mendekati level support US$60.000.
Serangan rudal hipersonik yang dilancarkan Iran ke Israel, ternyata membuat pasar bergejolak. Betapa tidak, insiden tersebut dipandang beberapa pihak bakal menjadi gerbang pembuka untuk konflik yang lebih luas lagi.
Jika hal itu terjadi, maka keseimbangan ekonomi bakal mengalami guncangan, karena wilayah Timur Tengah sendiri merupakan produsen minyak terbesar di dunia. Nah menurut Panji, jika dilihat dari sisi teknikal, BTC perlu mempertahankan posisinya di atas level support. Untuk kembali naik ke sekitar MA-20 di level US$62.500 dan resistance US$64.000.
“Jika terjadi penurunan dibawah US$60.000, maka Bitcoin berisiko melanjutkan pelemahan ke titik support berikutnya. Yakni di kisaran US$57.000,” jelas Panji melalui keterangan resmi.
Pada pergerakan siang ini, harga Bitcoin terpantau berada di level US$61.523, yang mencatatkan koreksi 3,8% dalam 24 jam terakhir dan 4% di 7 hari ke belakang.
Data NFP AS Juga Berpengaruh Terhadap Prediksi Bitcoin
Menyoal pergerakan Bitcoin ke depannya, Panji memandang, investor akan berfokus pada data non-farm payroll (NFP) Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data NFP bulan September pada hari Jumat.
Data tersebut akan menjadi tolok ukur utama kesehatan pasar tenaga kerja. Data NFP bulan Agustus menunjukkan pelemahan sebesar 142 ribu. Namun, September diharapkan menunjukkan perbaikan menjadi 144 ribu.
“Jika angka NFP lebih kuat dari yang diharapkan, Fed mungkin akan mempertahankan atau bahkan memperketat kebijakan moneternya. Sehingga pada akhirnya akan memperlambat pasar kripto. Sebaliknya, jika data pekerjaan lebih lemah, spekulasi mengenai pemotongan suku bunga yang lebih agresif oleh Fed bisa meningkat, memberi dukungan bagi Bitcoin dan Ether. Meskipun inflasi di AS menurun, pasar tenaga kerja tetap menjadi faktor penting dalam keputusan Fed ke depan,” tambah Panji.
Memasuki kuartal keempat, para trader Bitcoin tetap optimistis. Meskipun mengalami awal yang sulit di bulan September, Bitcoin berhasil bangkit setelah pemotongan suku bunga oleh Fed. Data menunjukkan bulan Oktober cenderung memberikan hasil positif bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan mencapai 22,9% di periode 2013 – 2023.
Lebih jauh dijelaskan, melihat latar belakang pemotongan suku bunga di AS, stimulus fiskal Cina, banyak yang berharap bahwa likuiditas pasar akan meningkat. Sehingga dapat mendukung pergerakan Bitcoin pada kuartal terakhir ini.
Terlebih, jelang pemilihan umum AS pada bulan November, kondisi yang menguntungkan dapat mendorong harga Bitcoin ke level yang lebih tinggi melampaui ATH Bitcoin di level US$73.750 menjadi ke kisaran US$80.000 – US$90.000.
Bagaimana pendapat Anda tentang pergerakan Bitcoin di tengah meningkatnya konflik Timur Tengah dan rilis data ekonomi AS ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.