Pasca market crash pada tanggal 10–11 Oktober 2025 kemarin, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam dari puncak ATH US$126.200 ke level US$102.000, yang kemudian memicu efek domino besar di seluruh ruang kripto global. Banyak altcoin yang masuk dalam daftar Top 100 terkoreksi antara 30%–50%. Tidak hanya itu, beberapa di antaranya mencatatkan ada yang mencatatkan penurunan lebih dalam hanya dalam waktu dua hari.
Setelah kejatuhan masif tersebut, pasar sempat mengalami relief rally cepat selama dua hari hingga harga BTC mendekati US$116.000. Sebelum akhirnya kembali melemah ke US$103.500 pada empat hari berikutnya. Level US$103.500 ini kemudian membentuk lower shadow signifikan yang menandai titik akhir dari fase tekanan jual ekstrem.
SponsoredSejak saat itu BTC mulai pulih secara bertahap dan pada saat naskah ini ditulis tengah bergerak sideway stabil di area US$110.000. Kondisi ini menjadi titik awal dari fase baru yang sangat menarik untuk dikaji. Khususnya dalam konteks Siklus Kuartal IV 2025.
Melalui tulisan ini penulis berusaha untuk memetakan Headmap Crypto Cycle Q4 2025, yang berisi tentang prediksi dan estimasi tahapan pasar menjelang penutupan tahun. Tujuannya sederhana namun esensial, yaitu membantu investor dalam menyusun strategi holding dan trading, memahami kapan waktu terbaik untuk entry dan exit. Serta menghindari jebakan euforia di puncak harga. Yakni saat di mana institusi dan smart money biasanya melakukan mekanisme distribusi dan profit release secara bertahap.
Fase Pemulihan Awal
Setelah fase kapitulasi ke US$102.000, pasar mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan struktural. Bitcoin kembali menembus garis MA utama dan membentuk pola konsolidasi sehat. Periode ini merupakan tahap healing process bagi seluruh ekosistem kripto, di mana tekanan jual ritel mulai berkurang dan akumulasi institusional kembali aktif secara bertahap.
Dalam fase yang diproyeksi berjalan pada periode 15-31 Oktober 2025 ini, prediksi harga BTC bakal berada di rentang US$115.000.
Lepas periode tersebut, tahap berkutnya adalah ekspansi, yang dalam analisis akan terjadi di 1 hingga 15 November 2025. Dalam masa ini, momentum teknikal akan memasuki tahap akselerasi.
Indikator StochRSI dan MACD harian menunjukkan sinkronisasi positif yang mendorong harga menuju resistensi US$120.000. Investor menengah mulai kembali ke pasar dengan disertai peningkatan volume yang menandakan rotasi modal dari stablecoin menuju aset kripto berfundamental kuat seperti BTC, ETH, dan LINK. Ini merupakan masa transisi dari kehati-hatian menuju keyakinan baru — the calm before the storm.
SponsoredBitcoin Masuk Fase Euforia
Ini adalah puncak siklus psikologis Q4 yang akan terjadi pada 16 hingga 30 November 2025. Seluruh media mulai membicarakan potensi “BTC menuju 130.000”, sementara FOMO ritel mencapai level ekstrem. Di sisi lain, smart money yang telah melakukan akumulasi di zona US$102.000–US$105.000 mulai melakukan distribusi bertahap di area US$122.500–US$125.000.
Walau grafiknya terlihat kuat namun tekanan divergensi pada indikator momentum mengindikasikan bahwa fase ini merupakan reversal trap klasik sebelum retrace besar terjadi.
Setelah puncak euforia selesai, pasar cenderung mengalami penurunan bertahap ke zona redistribusi. Pergerakan harga akan diwarnai volatilitas tinggi dengan long candle harian yang menandakan terjadinya reposisi oleh pelaku besar.
Dalam titik ini, institusi akan menjual di area atas dan kembali membeli di bawah, sementara mayoritas investor ritel terjebak di titik puncak optimisme. Fase ini sering kali menandai transisi psikologis dari euforia kepada kebingungan massal.
Fase Bullrun Baru
Nah pasca redistribusi rampung, prediksi BTC berpotensi kembali naik dari zona US$107–US$110.000 dan memasuki fase akumulasi akhir sebelum bullrun besar berikutnya. Desember menjadi bulan krusial — masa hening sebelum ledakan tren makro baru yang diperkirakan terjadi pada Q1 2026. Fase ini akan menjadi titik awal narasi baru bagi pasar kripto global.
Sebagai catatan, penting bagi investor untuk memahami bahwa ritme psikologis pasar lebih menentukan hasil akhir daripada sekadar arah jangka pendek. Oleh karena itu disiplin pada rencana entry–exit jauh lebih penting ketimbang euforia sesaat.
Selain itu, gunakan timeframe 4 jam dan 1 hari sebagai jangkar analisis agar tidak terseret noise intraday. Juga siapkan rencana cadangan untuk skenario volatilitas tinggi, termasuk time-stop dan batas risiko harian agar modal tetap terlindungi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi BTC jelang tutup tahun 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!