Drop tajam harga Bitcoin kembali menyulut kekhawatiran setelah koreksi agresif menyeret harga dari kisaran US$91.000–US$92.000 ke level terendah di bawah US$86.000. Pergerakan ini sontak memicu aksi jual masif dan kembali membuka perdebatan mengenai arah pasar dalam jangka pendek.
Di tengah volatilitas ini, dua analisis berbeda dari Peter Brandt menyajikan perspektif yang saling melengkapi: satu memperingatkan potensi koreksi menuju US$50.000, sementara analisis lainnya menyodorkan skenario bullish yang bisa membawa Bitcoin ke US$250.000. Kedua pendekatan tersebut memberikan wawasan penting dalam memahami siklus saat ini.
SponsoredAnalisis Peter Brandt: Bitcoin Bisa Terjun ke US$50.000
Dalam analisis awalnya, Brandt mencatat bahwa Bitcoin berpotensi turun menuju kisaran US$50.000 menyusul koreksi terbaru.
Merujuk data Coinglass, pergerakan tersebut memicu likuidasi hampir US$1 miliar, sebuah penyesuaian yang dipicu sebagian oleh lonjakan mengejutkan imbal hasil obligasi Jepang ke level tertinggi sejak 2008. Lonjakan tersebut menekan aset berisiko dan semakin melemahkan pasar kripto.
Brandt membagikan grafik logaritmik yang mengilustrasikan zona puncak dan bottom historis selama dua belas tahun terakhir. Dalam visualisasi itu, ia menyoroti batas atas zona hijau berada tipis di bawah US$70.000, sementara batas bawah berada di kisaran pertengahan US$40.000, yang mewakili potensi titik bottom ekstrem.
Lebih lanjut, analis tersebut menyoroti risiko aksi jual institusional. Ia menjelaskan bahwa penurunan berkepanjangan bahkan dapat memaksa perusahaan treasury untuk memangkas posisi mereka, sehingga menambah parah tekanan jual.
Sponsored Sponsored“Berapa lama sebelum rekan Saylor mulai menanyakan tentang sekoci penyelamat?” tanya Brandt di X.
Ia juga menegaskan bahwa untuk menghindari penurunan lebih jauh, Bitcoin harus mempertahankan support di sekitar US$61.200, yang dianggap sebagai level pertahanan penting pertama.
Sponsored SponsoredPotensi Reli ke US$200.000?
Dalam analisis tambahan, Brandt menyampaikan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai level antara US$200.000 dan US$250.000 selama siklus bullish berikutnya. Ia menilai struktur pasar Bitcoin mengikuti pola yang terukur, dengan koreksi relatif yang semakin kecil seiring berkembangnya siklus, bahkan ketika harga absolut lebih tinggi.
Adapun koreksi terbaru, menurutnya, merupakan bagian dari perilaku tipikal siklus berkepanjangan. Fluktuasi tersebut tidak meniadakan kemungkinan terjadinya reli signifikan pada fase pasar selanjutnya.
Bagi Brandt, pergerakan ini terintegrasi dalam karakter aset dan harus dipertimbangkan dalam setiap strategi.
Sponsored“Sejarah siklus bull Bitcoin adalah kisah penurunan eksponensial. Baik kalian setuju atau tidak, kalian harus menghadapinya. Jika penurunan saat ini mencapai US$50.000, siklus bull berikutnya seharusnya mencapai US$200.000 atau US$250.000.” tambah Brandt dalam unggahan lainnya.
Trader veteran ini menekankan bahwa meskipun penurunan yang terjadi nampak curam, Bitcoin telah berulang kali menunjukkan kemampuannya untuk pulih setelah setiap koreksi signifikan. Analisisnya menyiratkan bahwa penurunan saat ini tidak membatalkan tren jangka panjang yang lebih besar, dan bahwa pasar masih menyimpan elemen konstruktif untuk kemajuan di masa depan.
Ringkasan
Penurunan Bitcoin dapat berlanjut sampai ke US$50.000 jika tekanan bearish menguat. Meski begitu, Peter Brandt juga mengakui skenario di mana aset kripto ini berpotensi naik ke US$250.000 pada siklus berikutnya. Kedua analisis menyoroti risiko jangka pendek, namun juga peluang naik yang substansial.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi Bitcoin versi Peter Brandt di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!