Banyak anggota komunitas kripto percaya bahwa lemahnya harga Bitcoin pada awal paruh kedua Agustus bisa menyeret harga aset kripto ini jatuh di bawah level psikologis penting US$100.000.
Kami mengumpulkan pendapat perwakilan industri kripto serta proyeksi analis dalam satu ulasan.
Alasan di Balik Penurunan Bitcoin
Aset kripto dengan kapitalisasi terbesar ini sudah menguji level di bawah US$115.000 sebanyak dua kali dalam dua hari terakhir. Level minimum lokal BTC tercatat di angka US$114.607. Penurunan terjadi setelah Bitcoin memperbarui absolute maximum pada 14 Agustus di US$124.457.
Adapun pemicu jatuhnya BTC adalah data ekonomi negatif dari AS, yang menurunkan kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan pada September tahun ini. Saat publikasi artikel, lebih dari 83% pelaku pasar masih percaya pemangkasan akan dilakukan. Sebelum rilis data negatif, sekitar 99% responden memilih skenario tersebut.
Bitcoin juga mendapat tekanan dari pernyataan Departemen Keuangan AS. Regulator mengonfirmasi tidak berencana membeli BTC untuk cadangan kripto nasional. Sebaliknya, sumber cadangan akan berasal dari hasil sitaan. Tak ayal, prospek ini membuat takut komunitas kripto dan mendorong banyak pihak menyerukan penarikan dana dari exchange.
Faktor Makro yang Jadi Penentu
Ke depan (21–23 Agustus) ada Simposium Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell akan berbicara. Nasib pasar kripto akan sangat bergantung pada sinyal yang disampaikan. Harapan yang meningkat untuk pemangkasan suku bunga pada September bisa mendukung pemulihan pasar. Sebaliknya, sinyal negatif bisa menambah tekanan pada BTC.
Apa yang Diharapkan Investor dari Bitcoin?
Anggota komunitas kripto khawatir BTC akan terjun bebas ke bawah level psikologis US$100.000. Hal ini terungkap dalam survei analis kripto populer PlanB. Lebih dari 60% responden dari lebih 25.000 pemilih percaya Bitcoin akan tergelincir di bawah US$100.000.
Analis populer Doctor Prodit juga meramal BTC akan jatuh ke bawah US$100.000. Ia menilai breakout level psikologis ini akan terjadi pada September. Namun, ia tetap optimistis pada prospek jangka panjang Bitcoin. Menurutnya, setelah menembus US$100.000, BTC akan tumbuh menuju absolute maximum baru dalam hitungan minggu, lalu berlanjut ke tren naik jangka panjang selama berbulan-bulan.
Sementara itu, trader sekaligus investor 𝗰𝘆𝗰𝗹𝗼𝗽 bahkan tidak menutup kemungkinan BTC ambruk di bawah US$90.000. Meski begitu, ia tetap memperkirakan akan terjadi rebound dengan pembaruan level maksimum.
Sebagian anggota komunitas kripto justru menilai Bitcoin bisa bertahan di atas level psikologis tersebut. Trader Nebraskangooner misalnya, memprediksi BTC mungkin turun ke kisaran US$102.000–US$104.000. Menurutnya, level ini bisa jadi peluang untuk membuka posisi long yang menguntungkan.
Trader dan analis BitQuant juga percaya BTC tidak akan jatuh ke bawah US$100.000. Menurut dia, tidak ada faktor ekonomi makro yang cukup kuat untuk menekan harga sejauh itu.
Catatan Tambahan
Sebelumnya, redaksi BeInCrypto melaporkan bahwa neural network Grok milik Elon Musk memberi prediksi pertumbuhan Bitcoin ke level US$1 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang sederet investor yang ramal harga Bitcoin bakal terjun ke bawah US$100.000 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
