Prediksi harga Bitcoin: harga BTC kemungkinan masih akan bergerak turun hingga akhir tahun ini. Prediksi ini berdasarkan pandangan dari panel para spesialis cryptocurrency dan Web3. Mereka mengatakan bahwa di tahun 2022, BTC telah diprediksi akan turun ke level US$13.676. Penurunan ini akan terjadi sebelum akhir tahun ini di sekitar level US$25.473.
Angka-angka ini bersumber dari laporan Prediksi Harga Bitcoin Finder.com yang terbaru.
Martin Froehler, CEO Morpher, meramal bahwa BTC akan anjlok ke harga US$12.000. Aksi pergerakan ini akan terjadi sebelum harganya bisa pulih ke level US$40.000 pada akhir tahun nanti.
“Masuk akal jika memprediksi akan [ada] lebih banyak proyek besar [yang] gagal dalam beberapa bulan ke depan. Sentimen ritel berada di posisi terendah dalam sejarah karena ketidakpastian ekonomi global dan inflasi. Penambang dengan leverage tinggi, yang baru saja terkena dampak eksodus China, akan menyerah dan meningkatkan tekanan aksi penurunan lebih kuat lagi. Kita akan menyaksikan harga Bitcoin yang bahkan lebih rendah,” paparnya.
Aksi penurunan harga Bitcoin adalah cerminan dari kondisi pasar yang lebih luas. Bersamaan dengan hal ini, 77% panelis juga setuju bahwa ‘crypto winter‘ sudah secara resmi melanda pasar kripto.
Sebanyak 70% dari anggota panel mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena kenaikan suku bunga global. Kemudian, sisanya mengatakan bahwa runtuhnya Terra LUNA (68%), kegelisahan yang disebabkan oleh balance sheet bank sentral (47%), dan kenaikan inflasi (40%) merupakan penyebabnya.
Prediksi Harga Bitcoin dan Crypto Winter (Musim Dingin Kripto)
Berapa lamakah crypto winter akan berlangsung? Dua puluh sembilan persen dari panel fintech tersebut berpikir pasar akan pulih tahun ini juga. Sedangkan, 46% lainnya mengatakan akan bertahan hingga tahun 2023. Lalu, 24% sisanya mengatakan bahwa krisis ini akan terus berlangsung sampai tahun 2024.
Paul Levy adalah seorang dosen senior di University of Brighton. Menurutnya, crypto winter akan bertahan hingga paruh kedua tahun 2023. Prediksi Levy untuk harga BTC adalah US$15.000 pada akhir tahun ini.
“Bitcoin kemungkinan akan bangkit kembali pada tahun 2023, yang sebenarnya dapat menyebabkan meningkatnya ekspektasi dan ketidakstabilan lebih lanjut. Sebagian besar tentu saja tergantung pada peristiwa dunia seperti perang di Ukraina dan dampaknya pada kepercayaan global yang berkelanjutan,” paparnya.
Semantara itu, Vetle Lunde, seorang analis di Arcane Research beropini bahwa harga terendah BTC akan berada di level US$13.000. Namun, setelah itu BTC berpotensi naik menjadi US$20.000 pada akhir tahun.
“Kenaikan suku bunga dan pengetatan balance sheet [telah] memaksa tekanan penurunan yang sebelumnya dalam lingkup [yang] berkorelasi tinggi dengan ekuitas AS. Runtuhnya Luna/UST berdampak sangat besar pada berbagai fund dan lender, menyebabkan contagion dan runtuhnya 3AC. Pengetatan lanjutan dan pelepasan utang kripto yang buruk akan menciptakan masa-masa kritis dan berkepanjangan, dan investor harus bersiap untuk [menghadapi] kesulitan yang lebih besar,” ujar Lunde.
Penantian Besar
Asher Tan, CEO CoinJar mengungkapkan, “Dimulai dengan pergeseran makroekonomi menuju suku bunga yang lebih tinggi, sebuah pergerakan yang efek depresinya berdampak pada harga aset di seluruh dunia, kemudian menguak [adanya] praktik berbahaya yang dilakukan oleh yield provider CeFi. Kami yakin [bahwa] akan memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya, selama itu [berlangsung], akan tetap sulit untuk menemukan penawar baru untuk mendorong momentum kenaikan yang berkelanjutan.”
Sementara itu, Dr Dimitrios Salampasis, direktur Teknologi di Swinburne University berpendapat, “Pasar kripto saat ini menderita contagion karena interkonektivitas yang tinggi dan kurangnya regulasi yang tepat. Apa yang [kami] juga amati adalah bahwa banyak skema quasi-DeFi dan quasi-CeFi yang tidak dapat menyelamatkannya, mengisyaratkan betapa lemahnya fondasi seluruh pasar kripto. Selain itu, kami mengamati bahwa kripto memang rentan terhadap pasar eksternal dan kekuatan ekonomi. Secara umum, sejumlah narasi yang beredar [juga] semakin direkayasa ulang.”
Penyesuaian Prediksi Harga Bitcoin
Panel memberikan prediksi bahwa harga rata-rata BTC telah merosot untuk tahun ini. Pada bulan April tahun ini, panel memprediksi Bitcoin akan bernilai US$65.185 pada akhir tahun 2022. Sedangkan, prediksi rata-ratanya telah anjlok sampai 61% hanya dalam beberapa bulan.
Namun, prediksi harga tahun 2025 dan 2030 mengalami penurunan yang tidak terlalu drastis. Sebab, mereka tetap berada di atas ATH BTC, yaitu hampir US$70.000.
Sementara itu, panel juga masih ada yang memberikan prediksi harga jangka panjang yang bullish. Lima puluh persen dari mereka sekarang mengatakan bahwa sudah waktunya untuk membeli BTC, karena harganya turun 67% di bulan April. Sedangkan, 40% mengatakan untuk menyimpan (hold) aset, dan 10% sisanya mengatakan untuk menjualnya.
Peran Bitcoin
Selanjutnya, 42% dari panel menganggap BTC sebagai aset yang berisiko. Sedangkan, 42% lainnya mengatakan BTC adalah penyimpan nilai (store of value).
Ben Ritchie, direktur pelaksana Digital Capital Management juga termasuk di antara mereka yang menganggap BTC sebagai penyimpan nilai. Dia memprediksi bahwa Bitcoin akan bernilai US$200.000 pada tahun 2025. Kemudian, pada tahun 2030 akan bernilai US$400.000. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa BTC dapat digunakan sebagai hedge inflasi. Tapi, ini hanya berlaku dalam skala waktu yang lebih lama daripada kelas aset lainnya atau emas.
Di lain sisi, Charles Morris, kepala investasi di ByteTree mengatakan bahwa BTC adalah aset yang berisiko. Namun, ia juga memperkirakan bahwa BTC akan bernilai US$250.000 pada tahun 2030.
“Bitcoin merupakan aset yang hampir berisiko murni, dan hampir berlawanan dengan emas yang bebas risiko jangka panjang,” kata Morris.
Kemudian, ada juga Carol Alexander, seorang profesor keuangan di University of Sussex sebagai salah satu yang beranggapan bahwa nilai Bitcoin pada akhirnya akan anjlok.
“Tidak seperti kebanyakan aset kripto mapan lainnya, Bitcoin murni spekulatif. Ia tidak memiliki nilai utilitas untuk pengembangan Web 3.0,”
Sebaliknya, MD di Rouge International dan Rouge Ventures Desmond Marshall mengatakan, “BTC adalah satu-satunya yang dapat dibandingkan dengan aset safe haven (seperti emas).”
Di samping itu, ada John Hawkins, seorang dosen senior Universitas Canberra, yang memberikan prediksi harga BTC di bawah rata-rata, yaitu sebesar US$10.000 pada akhir tahun 2022.
“BTC jelas bukan penyimpan nilai karena volatilitas harganya. Ia bukan alat tukar – hampir tidak ada toko yang menerimanya. BTC bukan unit akun – satu-satunya hal yang dihargai di dalamnya adalah cryptocurrency lainnya. Jadi, BTC bukan uang atau benar-benar mata uang, ia tidak lain adalah gelembung spekulatif [yang] dalam proses keruntuhan.”
Prediksi Bullish
Kebanyakan panelis fintech ini tidak memberikan opini negatif terkait prediksi harga Bitcoin. Gavin Smith dari Panxora Hedge Fund berpendapat bahwa BTC akan mengakhiri tahun 2022 dengan harga US$48.000. “Paruh kedua tahun 2022 [akan] ditandai dengan penurunan tekanan untuk tingkat yang lebih tinggi [yang] dikombinasikan dengan yield riil negatif. Faktor-faktor ini harus bersama-sama menjadi konstruktif demi performa harga Bitcoin.”
Selain itu, pendiri Finder, Fred Schebesta, memperkirakan bahwa Bitcoin akan bernilai US$75.000 pada akhir tahun 2022.
“Pasar [kripto] saat ini sedang mengkhawatirkan. Namun, teknologinya tidak berubah dan masih kuat. Bitcoin mengikuti penurunan sektor ekonomi lainnya, tetapi saya memiliki keyakinan kuat bahwa ia akan bangkit kembali.”
Joseph Raczynski, seorang teknolog dari Thomson Reuters, mengungkapkan, “Badai yang sempurna membawa ledakan crypto winter. Individu/institusi over leveraged, kegagalan beberapa organisasi besar dan juga stablecoin, regulasi yang tertunda, inflasi makro, dan pola alami dari pasang surut di pasar [akhirnya] membangunkan sang beruang kutub. Saya rasa, [pasar] bear ini akan jadi siklus jangka pendek, karena seluruh industri kripto semakin sering berada dalam siklus hyper – yang akan lebih cepat pada 5 tahun ke depan.”
Pembersihan Industri
Dr. Iwa Salami dari University of East London mengatakan, “Saya rasa perlu untuk menyingkirkan aktor-aktor yang tidak bermoral di sektor ini, sehingga [hanya] menyisakan proyek-proyek yang kuat berdiri. Ini juga mengindikasikan perlunya regulasi stablecoin, yang merupakan bagian integral dari kinerja industri ini, pertumbuhan, dan kredibilitasnya lebih lanjut.”
Sementara itu, Niraali Patel di CryptAM, mengatakan, “Kita harus memikirkan implikasi jangka panjang dari Bitcoin dan aset kripto Proof-of-Work. Setelah ditambang, [aset] ini akan menjadi penyimpan nilai utama berikutnya seperti emas kala itu. Halving akan terjadi pada tahun 2024, dan ini akan, [yang] menurut definisinya, sedikit meningkatkan harga USD Bitcoin. Untuk alasan inilah, saya percaya ini saatnya untuk membeli [BTC]. Setelah halving terjadi, BTC akan bernilai setidaknya US$100.000.”
Sedangkan, CEO dan salah satu pendiri Router Protocol, Ramani Ramachandran, mengatakan, “Jika merujuk pada pelajaran yang kita dapat di masa lalu, itu adalah bahwa Bitcoin akan kembali normal setelah halving itu, yang jatuh tempo pada tahun 2024.”
Punya pendapat yang ingin kamu sampaikan terkait prediksi harga Bitcoin? Sampaikan kepada kami atau bergabunglah dalam diskusi di saluran Telegram kami. Kamu juga bisa tetap terhubung dengan kami di TikTok, Facebook, atau Twitter.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.