Trusted

Dampak Harga Bitcoin Amblas, Profit Mining Bitcoin Canaan Anjlok 74,8% pada Q3/2022

4 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Canaan Creative, sebuah perusahaan produsen peralatan tambang Bitcoin, melaporkan penurunan laba kotor di periode Q3/2022 akibat turunnya harga Bitcoin.
  • Kini, perusahaan sedang mencari cara untuk membantu arus kasnya dengan memotong biaya demi meningkatkan kapasitas produksi.
  • Selain Canaan, perusahaan tambang kripto lainnya masih mengalami tekanan margin oleh kenaikan harga energi dan hambatan ekonomi makro.
  • promo

Perusahaan produsen perangkat mining ASIC miner asal Cina, Canaan Creative, mengumumkan bahwa laba kotor mereka telah amblas 74,8% untuk kuartal ketiga tahun 2022. Kondisi yang Canaan alami tersebut terjadi sebagai akibat dari turunnya harga Bitcoin (BTC) yang akhirnya menimbulkan kerugian pula dalam operasi penambangan mereka.

Menurut data, perusahaan tersebut tercatat hanya berhasil mengais keuntungan sekitar US$32,9 juta pada Q3 2022. Artinya, angka tersebut jauh lebih kecil dari jumlahnya di Q2 yang sempat mencapai US$131,63 juta.

Canaan Kurangi Pengeluaran agar Bisa Bertahan selama Bear Market

Canaan sendiri adalah perusahaan yang menyediakan peralatan komputer berkinerja tinggi yang dibutuhkan untuk operasi penambangan Bitcoin. Belum lama ini, mereka juga telah meluncurkan seri mesin terbaru bernama AvalonMade13.

Tahukah Kamu?

Penambangan (mining) adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengamankan jaringan proof-of-work terdesentralisasi seperti blockchain Bitcoin.

Operator node blockchain khusus yang disebut “miner” akan mendapatkan Bitcoin sebagai imbalan atau reward karena telah mengeluarkan daya komputasi yang diperlukan untuk mengamankan jaringan.

Semakin banyak komputer yang beroperasi di jaringan Bitcoin, maka akan semakin banyak pula daya komputasi (diukur dalam Terahash/detik) yang dibutuhkan untuk menjadi miner yang berhasil.

Selama kuartal ketiga tahun 2022, Canaan hanya mampu menjual sebesar 3,5 juta Terahash/detik. Padahal, selama Q2 2022, perusahaannya berhasil menjual sebanyak 5,5 juta, kemudian 6,7 juta di Q3 2021.

Tidak hanya itu, laba kotor perusahaanya juga telah anjlok sampai 14% jika dibandingkan dengan Q3 2021. Kondisi itu terjadi karena perusahaannya mengalami penurunan permintaan dalam jumlah kecil yang terjadi terus-menerus. Di sisi lain, pendapatan perusahaan-perusahaan lain yang membeli peralatan di Canaan juga ikut menyusut. Akhirnya, kondisi ini memaksa perusahaan penyedia alat elektronik tersebut untuk menurunkan harga jual mesinnya.

James Jin Cheng, Chief Financial Officer di Canaan menjelaskan, “Kami mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena menurunnya permintaan pasar pada kuartal ketiga, yang mengakibatkan penurunan kinerja topline kami.” 

Tapi, untungnya, perusahaan tersebut telah lebih dulu mengamankan sejumlah penjualan melalui kontrak yang telah mereka tandatangani pada kuartal sebelumnya. Aksi turun dari performa topline mereka tersebut memang sesuai perkiraan.

Meskipun demikian, ternyata Canaan juga mengantisipasi bahwa kondisi pasar Bitcoin masih akan memburuk di kuartal berikutnya. Maka dari itulah, prioritas perusahaannya sekarang yaitu mengurangi pengeluaran untuk menjaga arus kas untuk operasi produksinya.

Anjloknya Pendapatan Bikin Miner Bitcoin Kesusahan

Algoritma konsensus Bitcoin memberikan reward kepada miner sebanyak 6,25 BTC dan juga biaya transaksi jika mereka berhasil memvalidasi blok transaksi untuk ditambahkan ke jaringan. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas miner bergantung pada harga Bitcoin dan juga pada pengamanan listrik murah untuk mengoperasikan komputer ASIC.

Untuk memaksimalkan keuntungan di tengah bear market, maka perusahaan-perusahaan penambangan besar memanfaatkan kapasitas yang mereka miliki. 

Namun, menurut trader Bitcoin dan analis Doctor Profit, meskipun besar, perusahaan-perusahaan itu kemungkinan akan segera mengambil langkah kapitulasi atau menyerah.

Contohnya saja, Core Scientific, yang merupakan salah satu pemain utama dalam industri penambangan kripto, baru-baru ini mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS. Pihaknya mengatakan bahwa mereka tidak dapat membayar kewajiban utangnya pada akhir Oktober 2022 dan juga November 2022.

Dalam pengajuan itu, pihaknya juga mengutip bahwa alasan di balik ketidakmampuan mereka membayar utangnya tepat waktu adalah karena anjloknya harga Bitcoin dan meningkatnya biaya energi. Saat ini, Core Scientific sedang berupaya untuk menghadapi bear market dengan cara mengumpulkan modalnya dan mengatur ulang pembukuannya.

Selain itu, baru-baru ini mereka juga meminta pertanggungjawaban dari kreditur Celsius yang bangkrut karena gagal membayar kenaikan biaya energi untuk mengoperasikan mesin penambangan Celsius. Pasalnya, dalam ketentuan perjanjian kontrak, tertulis bahwa Core bertugas mengoperasikan mesin penambangan Celsius dan pihak Celsius akan menerima pendapatan apa pun yang dihasilkan dari operasi penambangan tersebut.

Di sisi lain, menurut sebuah laporan dari Compass Mining, salah satu kompetitor Core Scientific, yakni Argo Blockchain telah menambang sebanyak 204 bitcoin pada bulan Oktober 2022. Namun, perusahaan perlu menghasilkan lebih banyak pendapatan lagi untuk bisa melunasi utangnya.

Canaan
Sumber: Compass Mining

Sedangkan, pada Oktober 2022, Argo juga menjual 579 bitcoin. Sehingga, jumlah total kepemilikan Bitcoin perusahaannya selama bulan itu menjadi 138 BTC. Lebih lanjut, Compass Mining menegaskan bahwa terlepas dari jumlah simpanan Bitcoin mereka itu. Lalu, ditambahkan dengan Bitcoin yang ditambang pada November 2022, perusahaannya tetap tidak dapat menutupi biaya operasionalnya.

Hambatan Masih Akan Terus Ada di Masa Depan

Selain itu, miner kemungkinan masih harus menghadapi masa depan ekonomi makro yang penuh dengan ketidakpastian. Terlebih lagi, kebijakan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga secara bertahap akan berdampak negatif yang berkelanjutan pada sentimen investor.

Mengenai hal itu, salah seorang kritikus Bitcoin, Peter Schiff bahkan telah menyerukan peringatan keras kepada siapa pun yang berharap The Fed akan segera mulai mengurangi kenaikan suku bunganya.

Sementara itu, menyusul kemenangan Demokrat baru-baru ini di Senat AS, maka tekanan politik terhadap operasi pertambangan pastinya juga akan memburuk. Terlepas dari kenyataan bahwa susunan Dewan Perwakilan Rakyat AS masih belum jelas, kemenangan Partai Demokrat akan mempermudah pengesahan undang-undang kripto yang diusulkan oleh Gedung Putih. Nantinya, laporan terbaru yang mengkritik dampak negatif bisnis penambangan terhadap lingkungan juga dapat dimasukkan ke dalam undang-undang ini.

Oleh karena itu, perusahaan penambangan tampaknya tetap harus sangat berhati-hati dalam hal fiskal dan politik mereka sendiri agar tetap bisa bertahan dalam menghadapi periode bear market.

Bagaimana pendapat Anda tentang anjloknya pendapatan Canaan dan bisnis penambangan Bitcoin (BTC) lainnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

    Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
    Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
    Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

    Penyangkalan

    Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
    Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

    Zummia.jpg
    Zummia Fakhriani
    Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
    READ FULL BIO
    Disponsori
    Disponsori