Perusahaan keuangan terdesentralisasi Qredo sudah mendapatkan lampu hijau untuk untuk menyediakan layanan Bitcoin (BTC) di El Salvador, baik untuk menyediakan dompet Bitcoin, memproses pembayaran ataupun bertindak sebagai bursa kripto alias wadah untuk pertukaran aset digital.
Hal tersebut juga menjadikan Qredo sebagai satu-satunya perusahaan keuangan terdesentralisasi pertama yang beroperasi secara resmi di El Salvador. Bank sentral El Salvador, Banco Central de Reserva de El Salvador (BCR), baru saja memberikan tanda terdaftar pada Qredo belum lama ini.
Penunjukkan Qredo sebagai penyedia layanan Bitcoin sesuai dengan Undang-Undang Bitcoin yang berlaku pada September tahun lalu di El Salvador. Dalam aturan tersebut, El Salvador menjadikan Bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran yang sah di seluruh negeri.
Dikantonginya status terdaftar bagi Qredo merupakan langkah vital dalam adopsi aset kripto di jaringan perbankan El Salvador, karena hal tersebut berpotensi mendorong inisiatif uang sama dari perusahaan layanan kripto lokal.
CEO Qredo, Anthony Foy, mengatakan keputusan Banco Central de Reserva El Salvador untuk memberikan izin bagi perusahaan, membuka peluang lebih lanjut bagi kiprah Qredo di El Salvador dan juga Amerika Latin.
“Kami senang atas wewenang yang diberikan oleh bank sentral El Salvador. Dengan begitu, kami menjadi penyedia layanan aset kripto yang resmi,” katanya.
Semakin banyak perusahaan penyedia layanan kripto yang mendapatkan lampu hijau dari pemerintah, maka dapat berpotensi mengurangi terjadinya kerugian atau pencurian aset digital. Pasalnya, perusahaan-perusahaan tersebut juga harus mematuhi aturan di negara tempatnya beroperasi dan praktik internasional.
Selain Qredo, ada beberapa penyedia layanan kripto yang juga terdaftar di El Salvador. Mulai dari Chivo, Paxos Trust Company, Paxful, dan juga prosesor pembayaran Bitcoin OpenNode.
Adopsi Bitcoin di El Salvador Masih Belum Sesuai Target
Kendati berbagai perusahaan kripto mulai masuk ke El Salvador, tapi survei dari Kamar Dagang El Salvador memperlihatkan bahwa penggunaan transaksi Bitcoin bagi para pelaku usaha masih berada di bawah angka yang diharapkan. Pada Maret lalu, baru sekitar 14% pelaku usaha setempat telah menggunakan BTC sebagai alat transaksi, terhitung sejak UU Bitcoin diberlakukan.
Temuan tersebut memperlihatkan bahwa adopsi Bitcoin di El Salvador sepertinya tidak semasif yang digadang-gadang. Bahkan mayoritas responden mengaku belum pernah melihat dan merasakan adanya dampak dari adopsi BTC pada kegiatan usahanya. Angka untuk responden golongan ini mencapai 91,7%.
Meski begitu, Presiden El Salvador Nayib Bukele terus mendorong penggunaan aset kripto di negaranya. Seperti dengan diumumkannya rencana pembangunan Bitcoin City di akhir tahun lalu. Proyek senilai US$1 miliar itu akan menjadi kota pertama di dunia yang sumber pendanaannya ditopang oleh penerbitan obligasi Bitcoin.
Namun, sampai saat ini, obligasi Bitcoin urung juga diterbitkan. Padahal, rencananya Pemerintah El Salvador berambisi untuk melakukan penjualan obligasi pertama di dunia kripto di Maret lalu.
Menteri Keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya, mengatakan, sebelumnya obligasi Bitcoin senilai US$1 miliar akan mulai ditawarkan pada pertengahan Maret. Namun adanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat harga BTC menjadi liar, sehingga membuat pemerintah setempat mengatur ulang rencana strategisnya.
“Saya pikir ini bukan waktunya. Saya lebih suka penerbitan terjadi di antara Maret dan April. Pada Mei dan Juni kadang juga bisa,” katanya.
Belum adanya kejelasan kapan dimulainya masa penawaran obligasi Bitcoin juga membuat ragam proyek yang akan dikerjakan oleh El Salvador menjadi tertunda, seperti untuk pengembangan energi panas bumi guna penambangan Bitcoin.
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
