Perbincangan di ruang maya terkait Bitcoin yang disebut sebagai zero sum game memantik banyak reaksi dari para penggiat kripto. Pendiri dan juga CEO salah satu crypto exchange asal Indonesia, Triv, Gabriel Rey juga ikut mengeluarkan pernyataan terkait hal tersebut dan menegaskan bahwa Bitcoin bukanlah zero sum game, dan siapa pun yang mengatakan hal itu tidak memahami fundamental Bitcoin. Lantas apa yang dinamakan zero sum game pada Bitcoin?
Pernyataan Gabriel mendapatkan respons yang senada dengan pemahamannya. Salah satu pengguna ada yang mengatakan bahwa seseorang yang mengerti apa itu uang dan paham akan fundamental BTC tidak akan menyebut bahwa Bitcoin adalah zero sum game.
Menurutnya, kebanyakan orang yang berpikir demikian adalah karena mindset-nya adalah fiat standard.
Pendiri Belajar Bitcoin, Angga Andinata juga ikut angkat suara terkait hal itu. Dalam utas X (Twitter), ia mengatakan bahwa mata uang fiat-lah yang merupakan zero sum game.
“Saya beli Bitcoin karena fiat adalah zero sum game. Karena fiat dicetak terus, dan yang pegang aset makin kaya dan yang memegang cash akan makin miskin,” tulisnya.
Dalam utas lainnya, Angga menambahkan jika memang Bitcoin adalah zero sum game, mengapa setiap yang menjualnya di harga berapa pun menyesal?
Apa Itu Zero Sum Game?
Lantas apa itu zero-sum game? Merangkum dari beberapa sumber, istilah tersebut ramai digunakan dalam istilah ekonomi maupun teori game. Secara sederhana, konsep itu berarti keuntungan di satu pihak harus sama dengan kerugian di pihak lain.
Jika dibandingkan dengan fiat apakah Bitcoin zero sum game? Pengamat industri aset kripto Immanuel Giras Pasopati menyatakan, perdebatan terkait Bitcoin sebagai zero sum game atau bukan, adalah hal yang lumrah. Ia menyatakan dinamika seperti itu wajar terjadi, apalagi karena pesatnya perkembangan industri aset kripto.
“Ketika Bitcoin saat ini menjelma menjadi aset kripto terbesar di dunia, maka perbedaan pandangan lumrah terjadi. Terlepas dari perdebatan yang ada, kita semua sewajarnya setuju akan satu hal bahwa Bitcoin adalah revolusi di dunia finansial dan ekonomi,” ujarnya kepada BeInCrypto.
Giras menyatakan, perdebatan yang ada sebenarnya bisa terselesaikan dengan merujuk kembali ke whitepaper Bitcoin. Lantaran whitepaper Bitcoin sendiri merupakan manifesto yang menyatakan tujuan utama secara tersurat.
Ikuti Whitepaper Bitcoin
Menurutnya, kemungkinan ada banyak yang mengikuti perdebatan tersebut tanpa membaca whitepaper Bitcoin. Ia mengajak untuk bersama-sama membaca kembali whitepaper Bitcoin sebelum berprasangka lebih jauh.
Lebih lanjut, Giras menjelaskan bahwa dalam whitepaper, sejak awal terungkap bahwa Bitcoin tercipta sebagai versi peer-to-peer murni dari uang elektronik, yang akan memungkinkan pembayaran online dikirim langsung dari satu pihak ke pihak lain tanpa melalui lembaga keuangan.
“Itulah kenapa sebaiknya kita melihat Bitcoin sebagai produk revolusi keuangan. Karena pada awalnya memang bertujuan untuk merevolusi keuangan konvensional yang terasa usang. Namun karena sekarang Bitcoin menjelma menjadi alat investasi dengan valuasi raksasa, maka perdebatan soal untung rugi tidak dapat terelakkan,” tutupnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
