Bersama proposalnya, Readl membawa dunia pustaka semakin dekat dengan teknologi blockchain dan mengamankan kekayaan intelektual (intellectual property / IP) milik para kreator.
Para kutu buku tentunya tahu bahwa mereka bisa membeli buku elektronik (e-book) di platform, seperti Amazon, dengan harga yang lebih murah daripada membeli buku fisik. Namun, serupa dengan yang terjadi pada video game, pembelian buku digital ini tidak memberikan kepemilikan penuh atas karya terkait. Dalam banyak kasus, pemilik kekayaan intelektual atas buku-buku tersebut adalah si perusahaan penerbit, alih-alih penulisnya.
Praktik ini memang sesuatu yang lazim di lingkup Web2. Sehingga, inilah mengapa teknologi blockchain, cryptocurrency, dan NFT pun menjadi semakin penting dalam konstruksi digital sovereign identity (SSI).
Melihat hal tersebut, Readl pun hadir. Readl merupakan sebuah marketplace NFT yang bertujuan untuk memfasilitasi penerbitan bacaan, seperti buku dan komik, dalam cara yang terdesentralisasi.
Readl dibangun di atas Moonriver, yang merupakan versi Kusama dari Moonbeam Network. Moonriver sendiri merupakan salah satu Parachain yang paling dikenal dalam ekosistem Polkadot. Meski berada pada jaringan blockchain, namun para pengguna bisa membeli buku berbentuk NFT menggunakan kartu kredit.
Menurut situs resminya, koleksi buku berbentuk NFT dalam Readl bisa dicetak menjadi berbagai format; misalnya teks, audio, ilustrasi, hingga video dan animasi.
Lebih lanjut, Giulia Motteran, co-founder Readl, menjelaskan bahwa setiap orang bisa menerbitkan buku mereka sendiri pada platform ini, mengingat satu-satunya hal yang mereka perlukan adalah memiliki wallet MetaMask.
“Namun, karena kita tahu ini masih terlalu awal untuk adopsi massal buku pada blockchain, kami akan segera meluncurkan lini [bisnis] baru bernama Readl Stories, yang mana akan menjadi konten yang lebih singkat [dan] lebih mudah dicerna,” tutur Motteran.
Readl Menghadirkan Buku dalam Web3
Menurut sang co-founder, melalui Readl Stories, penulis akan dapat menciptakan komunitas atas cerita pendek pertama mereka. Dengan begitu, para penulis dapat berinteraksi dengan pembaca dan pembaca pun bisa membantu dalam pengembangan cerita.
Di sisi lain, proposal ini juga akan memungkinkan mereka mendapatkan pendanaan awal. Langkah ini sangat mirip dengan platform yang ditujukan untuk crowdfunding.
“Little Stories akan dirancang terutama untuk perangkat seluler. Namun, juga akan memiliki versi desktop dan dalam beberapa saat [kedua] platform akan bersatu. Sehingga, setiap publisher atau penulis akan dapat menciptakan dunianya sendiri yang mencakup seluruh format yang ada dalam storytelling,” jelas Motteran.
Berkat Readl pula, para pengguna yang membeli beberapa hasil karya tulisan tersebut akan menjadi satu-satunya pemilik atas aset terkait, sama halnya seperti karya seni NFT.
Untuk membaca tulisan yang mereka miliki, pengguna hanya perlu masuk ke dalam platform.
Perihal keputusannya menggunakan Moonriver sebagai blockchain guna membangun Readl, Giulia Motteran menjelaskan bahwa alasan utamanya adalah biaya yang rendah untuk beroperasi di sana.
“Kami tidak ingin menjadi sebuah platform spekulasi, melainkan [platform] yang kontennya bisa diakses sebisa mungkin. Di waktu mendatang, kami akan mengintegrasikan Polygon, sehingga kami akan menjadi multichain. Dan ketika volume transaksi NFT lebih tinggi di Ethereum, itu adalah prioritas bagi kami untuk menyediakan opsi yang bernilai hampir nol bagi para kreator dan pembaca,” pungkas Motteran.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.