Menyusul kenaikan harga 37% yang terbilang fantastis sejak awal tahun ini, profit terealisasi (realized profit) Bitcoin terpantau sudah kembali lagi ke zona hijau. Lantas, akankah BTC bisa melanjutkan perjalanannya ke level resistance yang berikutnya, ataukah justru itu hanyalah bull trap?
Metrik on-chain Bitcoin terlihat mulai semakin solid meyusul reli harga yang sudah berlangsung hampir tiga minggu lamanya. Selain itu, level harganya pada sejumlah indikator teknikal utama sekarang juga sudah kembali berada di atasnya. Tapi, tampaknya masih terlalu dini jika kita menyebutnya sudah membentuk bull market reversal penuh.
Pada 27 Januari, seorang analis terkenal ‘PlanB’ melaporkan bahwa realized return Bitcoin sudah kembali berubah menjadi positif. Sekarang, kalangan seller sudah mulai memanen profit alih-alih memotong kerugian, begitu ungkapnya.
Sebagai informasi, realized return sendiri merupakan jumlah keuntungan aktual yang diperoleh dari nilai aset selama periode waktu tertentu.
Mencoba Jangkau 200W MA
Bitcoin sekarang juga diperdagangkan dengan level yang aman dan lebih tinggi dari harga terealisasinya atau realized prize. Ini adalah metrik dari nilai semua BTC yang beredar pada harga ketika mereka terakhir kali bergerak. Metrik tersebut juga dapat kita definisikan sebagai suatu perkiraan dari apa yang dibayarkan seluruh pasar untuk membeli koin mereka.
Menurut Woo Charts, realized prize Bitcoin saat ini adalah US$19.785. BTC telah melintasi ambang batas ini pada tanggal 13 Januari lalu dan terpantau masih tetap berada di atasnya sejak saat itu.
Sementara itu, tonggak pencapaian berikutnya yang perlu BTC hadapi adalah moving average 200-minggu (MA 200w). Metrik ini secara tradisional menjadi indikator titik terendah (floor price) dari siklus bear market. MA 200w saat ini berada di level US$24.685, yakni target level selanjutnya untuk mengonfirmasi uptrend.
Selain itu, sentimen pasar juga berhasil membaik yang ditandai dengan fear and greed index BTC yang memasuki wilayah ‘greed.‘ Kondisi ini merupakan capaian tertinggi fear greed index BTC sejak akhir Maret 2022 lalu.
Pendiri Capriole Fund, Charles Edwards, sempat mengomentari runtuhnya FTX dan bagaimana BTC dapat bangkit kembali:
“[Insiden] itu seolah tidak pernah terjadi. Banyak yang mengira itu adalah akhir dari industri kita, tetapi Bitcoin selalu kembali dari pembersihan aktor jahat yang lebih kuat dari sebelumnya. Tidak akan ada yang bisa menghentikan tingkat adopsi [yang terjadi] tanpa henti dari industri ini.”
Bagaimana Proyeksi Harga Bitcoin (BTC) ke Depannya?
Pada saat publikasi, BTC diperdagangkan pada harga US$22.797 setelah mengalami penurunan sebesar 1,7% di hari yang sama. Aset tersebut telah berkonsolidasi di level US$23.000 selama hampir seminggu.
Target harga selanjutnya untuk Bitcoin adalah US$24.400, yakni level harga yang belum kunjung terlihat sejak pertengahan Agustus 2022 lalu. Apabila BTC dapat menembus zona resistance saat ini, maka aksi harganya tidak akan menemui terlalu banyak kendala sampai di level US$30.000 nanti.
Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi realized return Bitcoin sejauh ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.