Jesse Choi, selaku co-founder & Co-CEO di crypto exchange Reku, pada hari Selasa (21/5) mengumumkan bahwa perusahaan yang dia pimpin mulai memperoleh keuntungan (profit).
Dia menyatakan kuartal I/2024 adalah yang terbaik bagi crypto exchange teregulasi di Indonesia itu dalam 2,5 tahun terakhir, baik dari segi volume perdagangan maupun hasil finansial.
“Tidak hanya menjadi kuartal terbaik kami dari segi volume, tetapi juga sangat menguntungkan. Margin keuntungan kami melebihi 50% yang merupakan pencapaian signifikan bagi kami. Kami sangat senang dengan hasil ini,” ungkap Co-CEO Reku tersebut.
Kebangkitan signifikan dalam market kripto pada 2024, terutama dengan Bitcoin (BTC) yang mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) baru, sebagian besar dapat dikaitkan dengan 2 faktor utama. Pertama peristiwa Bitcoin halving, dan pengakuan yang lebih luas terhadap dunia kripto melalui diperkenalkannya exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS).
Adapun 2 faktor utama tersebut secara bersama-sama telah mendorong sentimen bullish di market kripto global, yang menyebabkan peningkatan adopsi dan investasi, baik dari investor institusional maupun pedagang ritel, sehingga mendorong harga BTC ke ATH baru.
Ketika ditanya apa arti hal itu bagi crypto exchange seperti Reku, Jesse Choi menerangkan bahwa, “Pergerakan harga yang signifikan dalam BTC seringkali menyebabkan peningkatan aktivitas market secara keseluruhan yang umumnya positif bagi kami di Reku. Ini sangat terlihat dalam 2 kuartal terakhir, kuartal I/2024 dan IV/2023, saat Reku mengalami beberapa volume perdagangan tertinggi dalam sejarah kami.”
Sebagai crypto exchange yang beroperasi dengan model pendapatan berbasis volume perdagangan, periode aktivitas tinggi ini telah memberikan kontribusi besar pada kinerja keuangan Reku. Saat ini, Reku memiliki lebih dari 500 ribu pengguna.
Legitimasi Regulasi bagi Industri Kripto
Selain itu, eksekutif Reku ini turut membahas tren regulasi di market kripto, menyoroti lanskap yang terus berkembang di berbagai yurisdiksi, dengan fokus khusus pada Asia Tenggara.
Co-CEO Reku mencatat bahwa sementara AS cenderung memimpin dalam formulasi dan implementasi regulasi kripto, wilayah lain turut membuat kemajuan. Menurutnya, sebagian besar negara bergerak menuju kerangka regulasi yang lebih positif, yang tidak hanya mendorong adopsi, tetapi juga semakin meningkatkan legitimasi dunia kripto.
Dia mencatat upaya proaktif Hong Kong untuk menjadi crypto hub di Asia, mengindikasikan pendekatan regulasi yang progresif di wilayah tersebut.
Sementara itu, di Indonesia, tanggung jawab regulasi akan segera dialihkan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perubahan ini menandakan pengakuan kripto sebagai instrumen keuangan yang sah di Tanah Air dan menunjukkan kecenderungan menuju regulasi yang lebih ketat. Menurut Jesse Choi, hal tersebut baik untuk Reku.
Menurutnya, langkah ini adalah bagian dari tren lebih luas ketika pemerintah semakin menegaskan sikap mereka terhadap aset kripto, sering kali dengan pendekatan kolaboratif dan terbuka terhadap regulasi dan inovasi.
Progres regulasi dinilai sangat penting, karena tidak hanya membentuk lanskap operasional bagi perusahaan seperti Reku, tetapi juga memengaruhi adopsi dan integrasi kripto secara lebih luas ke dalam sistem global.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.