Crypto miner Riot Platforms baru saja menuntaskan opsi pembelian rig Bitcoin mining kepada MicroBT. Dalam kesepakatannya, disebutkan bahwa Riot Platforms memborong 65.560 rig generasi terbaru dengan alokasi dana mencapai US$290,5 juta atau sekitar Rp4,5 triliun. Langkah strategis tersebut dipercaya bakal menambah laju hash rate perusahaan sebanyak 18 EH/s yang akan sangat membantu dalam menggenjot produksi BTC saat halving Bitcoin terjadi di tahun depan.
Melalui keterangan resminya, Riot Platforms menjelaskan pembelian rig tersebut merupakan tambahan dari kontrak pembelian yang sebelumnya sudah dilakukan sebanyak 33.280 unit. Namun, dampak nyatanya baru akan dirasakan pada kuartal pertama dan tengah tahun pertama di tahun depan.
Pembelian rig generasi terbaru ini diakui perusahaan merupakan salah satu strategi untuk mendorong efisiensi dalam produksi. Tingkat efisiensi dari mesin anyar itu mencapai 18,5 joule per tera hash (TH).
Chief Executive Officer (CEO) Riot Platforms, Jason Les, mengatakan pihaknya juga sudah memperbarui perjanjian dengan MicroBT yang memungkinkan Riot untuk membeli hingga 265 ribu rig tambahan dengan persyaratan sama.
“Pembelian dan perjanjian yang diperbarui in imemastikan bahwa perusahaan akan terus memiliki dan mengoperasikan armada Bitcoin mining terbesar dan efisien di dunia,” jelas Les.
- Baca Juga: Pacu Bitcoin Mining, Hive Digital Gelontorkan US$2,25 Juta untuk Akuisisi Lahan di Swedia
Riot Platforms Kejar Hash Rate 100 EH/s
Dengan asumsi seluruh opsi pembelian dilakukan secara penuh, Riot Platforms bakal memiliki tambahan 75 EH/s yang akan menjadikan total kapasitas penambangan mandiri perusahaan menjadi lebih dari 100 EH/s. Menurut Les, strategi ini penting untuk dilakukan karena perusahaan jadi memiliki perencanaan nyata dalam pemenuhan modal di masa depan.
Di samping itu, Riot Platforms juga bisa mendapatkan perlindungan dari lonjakan harga rig di masa depan. Puluhan ribu rig anyar tersebut nantinya bakal ditempatkan di fasilitas mining Riot Platforms yang berada di wilayah Corsicana, Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, terkait dengan produksi, sepanjang kuartal tiga tahun ini, Riot Platforms mengaku berhasil menambang sebanyak 1.106 BTC. Hal itu menjadikan total produksi perusahaan sepanjang Januari hingga September menjadi 4.996 bitcoin.
Les mengeklaim bahwa strateginya untuk membuat produksi perusahaan efisien berjalan dengan sangat baik. Biaya rata-rata penambangan sampai dengan kuartal tiga kemarin mencapai US$5.538 per BTC.
“Memanfaatkan kondisi pasar, perusahaan meningkatkan modal untuk membiayai rencana pertumbuhan sekaligus untuk memperkuat likuiditas. Riot memiliki uang tunai sebesar US$290 juta dan 7.327 bitcoin yang jika ditotal mencapai hampir US$500 juta,” kata Les.
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan tambahan dana segar dari hasil penjualan saham biasanya dengan skema at-the-market (ATM) alias right issue.
Pada Agustus lalu, Riot sudah mendapatkan persetujuan untuk menjalankan mekanisme tersebut dengan jumlah maksimal hingga US$750 juta. Selama kuartal ketiga, perusahaan sukses menerima hasil bersih sebesar US$126 juta dari penjualan 11.044.700 lembar saham dengan harga rata-rata tertimbang US$11,72 per lembar saham.
Tidak berhenti di situ, setelah tanggal 30 September hingga 6 November, perusahaan menerima US$101,1 juta dari penjualan 10.196.000 lembar saham dengan harga rata-rata US$$10,12 per lembar.
Rugi Bengkak Jadi US$45,3 Juta
Namun demikian, kinerja keuangan Riot Platforms malah tampak tertekan. Padahal harga rata-rata Bitcoin di sepanjang kuartal ketiga 2023 mencapai US$28.230 atau meningkat 33% dari harga rata-rata BTC di kuartal yang sama tahun lalu sebesar US$21.184.
Dalam laporan keuangan, terungkap bahwa Riot Platforms menderita rugi bersih sebesar US$45,3 juta di September kemarin. Jumlah tersebut membengkak 39,8% dari periode yang sama tahun lalu. Lalu, jika dilihat secara kuartalan, posisi kerugian perusahaan menggembung lebih banyak lagi, yakni mencapai 63,6% dari posisi US$27,68 juta.
Les beralasan peningkatan nilai kerugian perusahaan dipicu oleh adanya biaya kompensasi berbasis saham non-tunai sebesar US$13,5 juta, depresiasi dan amortisasi sebesar US$64,6 juta, serta biaya penurunan nilai Bitcoin yang sebesar US$4 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.