Sam Bankman-Fried (SBF), tokoh utama di balik crypto exchange FTX dan market maker Alameda Research yang kini telah hancur, pada hari Senin (8/5) meminta hakim Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan 10 dari 13 tuntutan pidana terhadap dirinya.
Dalam pengajuan dokumen di pengadilan federal Manhattan, AS, pengacara SBF mengatakan banyak perusahaan kripto runtuh selama crypto winter pada tahun 2022.
Pihak SBF menilai jaksa penuntut dengan tergesa-gesa mendakwa pendiri dan mantan CEO FTX itu dengan ‘terburu-buru untuk menghakimi’.
“Daripada menunggu proses perdata dan peraturan tradisional mengikuti jalur biasa mereka untuk mengatasi situasi tersebut, pemerinta melompat dengan kedua kaki mereka, berusaha secara tidak benar untuk mengubah masalah perdata dan peraturan ini menjadi kejahatan federal AS,” ungkap pengacara SBF.
Adapun 3 dari 13 tuntutan pidana terhadap SBF yang tidak diminta untuk dibatalkan adalah tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan komoditas, penipuan sekuritas, dan pencucian uang.
Jaksa memiliki waktu hingga 29 Mei mendatang untuk menanggapi permintaan dari pihak SBF. Kemudian, Hakim Distrik AS, Lewis Kaplan, akan mendengar argumen itu pada 15 Juni mendatang di pengadilan federal Manhattan.
Daftar 13 Dakwaan Pidana SBF
Pada 28 Maret lalu, SBF didakwa telah menyuap pejabat Cina. Dia dituduh mengesahkan pembayaran (atau menyuap) sebesar US$40 juta pada November 2021 agar pejabat Cina dapat mencairkan akun yang menyimpan lebih dari US$1 miliar dalam kripto milik Alameda yang telah dibekukan oleh regulator Cina.
Menurut jaksa AS, akun Alameda dibekukan pada tahun 2021 sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah Cina terhadap 2 crypto exchange di negara tersebut, yaitu OKX dan Huobi. Jaksa AS menuduh SBF berusaha mendapatkan kembali akses ke aset yang disimpan di akun Alameda untuk mendanai aktivitas perdagangan tambahan mereka.
Dengan tuduhan konspirasi melanggan Undang-Undang (UU) Praktik Korupsi Asing, SBF kini menghadapi 13 dakwaan pidana.
Sebelumnya pada Desember 2022, SBF menghadapi 2 tuduhan wire fraud, 2 wire fraud conspiracy, dan 1 tuduhan money-laundering, yang masing-masing membawa hukuman maksimal 20 tahun.
Dia juga didakwa dengan konspirasi untuk melakukan penipuan komoditas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, serta konspirasi untuk menipu AS dan melakukan pelanggaran dana kampanye, yang masing-masing dengan jangka waktu maksimal 5 tahun.
Sementara 4 dakwaan lain termasuk penipuan bank, mengoperasikan money transmitter tanpa izin, hingga konspirasi untuk memberikan kontribusi politik yang melanggar hukum. Hal itu membuat SBF menghadapi tambahan 40 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Dakwaan yang direvisi dari 8 menjadi 12 dibuka pada Februari lalu untuk memperkuat tuduhan terkait dana kampanye yang digelontorkan SBF. Jaksa mengklaim SBF berkonspirasi untuk memengaruhi regulasi kripto di AS melalui sumbangan darinya.
Kronologi Kehancuran Kerajaan Kripto SBF
SBF kini menjadi tahan rumah di rumah orang tuanya sejak penangkapan di Bahama pada Desember 2022. Dia lantas diekstradisi ke AS lebih dari seminggu setelah penangkapannya dan diperkirakan akan diadili pada Oktober 2023.
Sementara itu, FTX Group telah resmi mengajukan kebangkrutan pada November 2022 setelah mengalami banyak penarikan massal dalam waktu singkat. Hal itu terjadi menyusul bocornya sebagian rincian dari neraca keuangan Alameda yang memiliki eksposur dengan crypto exchange itu.
Perusahaan perdagangan kripto kuantitatif ini dilaporkan memiliki total aset US$14,6 miliar dan liabilitas sekitar US$8 miliar. Di antara asetnya, Alameda mencatatkan US$3,66 miliar dalam native token FTX, yaitu FTT, tidak terkunci; dan jaminan token FTT senilai US$2,16 miliar.
Aset penting lainnya di neraca Alameda termasuk US$3,37 miliar dalam kripto dan sejumlah native token Solana, yaitu SOL yang tidak terkunci senilai US$292 juta, US$863 juta SOL yang terkunci, dan US$41 juta jaminan SOL. Untuk diketahui, SBF merupakan investor awal di blockchain Solana.
Terkait temuan ini, Changpeng ‘CZ’ Zhao, tokoh utama di balik Binance, pada waktu itu mengatakan bahwa dia berniat membuang semua token FTT yang pihaknya miliki. Dari sinilah keruntuhan kerajaan kripto SBF dimulai.
Dalam perkembangannya, Jaksa federal di Manhattan mengatakan bahwa SBF mencuri miliaran dolar AS (USD) dana pelanggan FTX untuk menutupi kerugian di Alameda, membeli real estate, hingga memberikan kontribusi politik melalui skema donor.
Namun, SBF mengaku tidak bersalah atas tuduhan penipuan dan konspirasi yang dijatuhkan kepadanya. Dia telah mengakui bahwa FTX memiliki manajemen risiko yang tidak memadai, tetapi menyangkal bahwa telah mencuri dana.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.