Bagi banyak investor global, September sering dianggap sebagai bulan keramat. Bukan karena mitos atau hal mistis lainnya, melainkan karena adanya sejarah panjang yang menunjukkan bahwa performa pasar. Baik di bursa saham tradisional maupun aset kripto mayoritas lesu di September. Fenomena tersebut dikenal dengan nama September Effect.
Kondisi ini bukanlah kebetulan. Melainkan sebuah pola musiman yang mendapat dukungan dari data historis, terlepas dari banyaknya hal yang masih menjadi perdebatan.
Pola ini pertama kali tercatat di bursa saham Amerika Serikat sejak awal abad ke-20. Ketika itu, indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) cenderung mencatatkan kinerja terburuknya di bulan September ketimbang 11 bulan lainnya. Fenomena ini semakin kuat karena September kerap menjadi momentum koreksi signifikan, seperti koreksi pasar pada tahun 1929 dan 2008.
Melihat hal itu, Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku menjelaskan fenomena September Effect juga banyak Berhubungan dengan pasar kripto. Mengingat Bitcoin, yang terkenal dengan volatilitasnya, juga menunjukkan pola serupa.
Sejak tahun 2013, data historis mencatat rata-rata return Bitcoin di bulan September cenderung negatif. Tapi menariknya, dalam dua tahun terakhir, September memberikan return positif baik bagi Bitcoin maupun Ethereum, meskipun masih menjadi periode dengan rata-rata return historis terburuk bagi Bitcoin sejauh ini.
Performa BTC mengalami kenaikan 7,29% pada September 2024 dan 3,91% pada September 2023.
Likuiditas Mengetat Saat September
Fenomena September effect ini terkoneksi dengan beberapa faktor. Seperti Likuiditas global yang mengetat setelah musim panas.
“Bulan September sering bertepatan dengan momentum ekonomi krusial, seperti rilis data ekonomi penting dan keputusan kebijakan suku bunga The Fed yang monumental. Hal ini seringkali memicu volatilitas pasar dan membuat investor lebih konservatif. Selain itu, akhir September adalah akhir dari kuartal ke-3. Banyak investor institusional dan manajer investasi melakukan rebalancing portofolio untuk mengamankan keuntungan atau memangkas kerugian (tax-loss selling) sebelum akhir tahun fiskal. Tindakan ini biasanya menciptakan tekanan jual yang signifikan di pasar,” jelas Fahmi melalui keterangan resmi.
Selain itu, sudah menjadi rahasia umum juga bahwa September Effect tercipta oleh ekspektasi negatif dari para investor. Lantaran banyak pelaku pasar yang percaya bahwa pasar akan turun, sehingga mereka mulai menjual aset, dan pada akhirnya, membuat penurunan harga benar-benar terjadi.
Adakah Potensi Reli Saat September Effect?
Nah pertanyaan ini menarik, menutut Fahmi tahun 2025 ini pasar global memiliki dinamika yang unik. Pasar kripto, khususnya Bitcoin dan Ethereum, mendapatkan dukungan kuat dari arus dana institusional seperti melalui instrumen ETF Spot yang terus menarik minat investor besar.
Selain itu, suplai uang pada indikator US M2 Juli yang meluncur pada 26 Agustus lalu juga kembali meningkat menyentuh angka tertinggi baru sepanjang masa. Beberapa hal itu bisa mendukung optimisme investor terhadap aset berisiko seperti saham dan kripto.
Kondisinya bisa semakin semringah jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan FOMC pertengahan September nanti. Meskipun September Effect merupakan pola historis yang menarik, para investor tidak bisa hanya mengandalkan tren ini.
Bagi investor yang konservatif dan baru mulai mengeksplorasi pasar kripto, beberapa aset-aset dengan kapitalisasi pasar terbesar seperti Bitcoin, Ethereum, XRP dan Solana bisa menjadi beberapa opsi menarik untuk eksporasi lebih jauh.
“Terlebih, periode pasar saat ini cenderung lebih volatil. Terlihat dari rotasi kapital di altcoin yang cenderung lebih dinamis dan aset-aset besar tersebut dapat memiliki ketahanan lebih tinggi. Apabila sentimen bullish berkembang, koin-koin tersebut biasanya menjadi pilihan utama para investor besar,” pungkas Fahmi.
Bagaimana pendapat Anda tentang September Effect ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
