Lihat lebih banyak

Setelah 9 Bulan, Fear and Greed Index Akhirnya Kembali Sentuh Area Netral

3 mins
Oleh Jakub Dziadkowiec
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Untuk pertama kalinya sejak bulan April 2022, Fear and Greed Index kripto kembali berada di atas angka 50.
  • Telah muncul 3 argumen terkait potensi bullish trend reversal yang akan datang.
  • Moving average Fear and Greed Index sendiri sudah nyaris menghasilkan sinyal EMO cross yang bullish.
  • promo

Pada analisis hari ini (18/1), BeInCrypto mengamati bahwa Fear and Greed Index yang terkenal ini telah kembali ke level yang netral setelah 9 bulan lamanya. Akhir dari periode panjang sentimen pasar yang sempat begitu negatif menjadi salah satu alasan yang ada di balik argumen bahwa pasar kripto saat ini sudah mencapai akhir dari siklus downtrend-nya.

Fear and Greed Index berada dalam kisaran fear (oranye, 26-45) dan extreme fear (merah, 0-25) pada sebagian besar tahun 2022. Sedangkan sebelumnya, indeks tersebut masih berada di atas level 50 (garis biru) pada 5 April. Saat itu, harga Bitcoin (BTC) adalah US$45.500.

Kemudian, harga BTC dan grafik yang berkorelasi dengan Fear and Greed Index mulai mengalami penurunan tajam. Indeks tersebut turun amat tajam setelah ambruknya ekosistem Terra pada bulan Mei-Juni 2022. Tidak hanya itu, insiden keruntuhan FTX yang terjadi di bulan November lalu juga telah menyebabkan indeks tersebut anjlok ke level terendahnya di angka 20.

Crypto fear & greed Index

Sumber: alternative.me

Fear and Greed Index vs. Harga Bitcoin

Hari ini (18/1), pembacaan indeks tersebut menunjukkan bahwa ia sempat bertengger di level 51. Sedangkan, dalam beberapa hari terakhir, indeks ini telah kembali ke wilayah netral (46-54) untuk pertama kalinya dalam 9 bulan terakhir. Di samping itu, harga Bitcoin sedang melakukan konsolidasi di sekitar level US$21.000.

Jika kita melihat pada grafik jangka panjang dari kode warna Bitcoin menurut pembacaan dari Fear and Greed Index, kita dapat menemukan sinyal pertama dari trend reversal yang potensial. Pertama, kita bakal melihat adanya pola bullish divergence di antara periode runtuhnya ekosistem Terra (LUNA) dan juga bursa FTX. Insiden FTX sendiri mendorong harga BTC ke posisi lower low. Namun, Fear and Greed Index-nya tidak mencatatkan angka yang serendah level yang tercatat pada saat ekosistem Terra runtuh.

Kedua, indeks ini memberikan pembacaan yang netral pada hari ini untuk pertama kalinya sejak runtuhnya struktur makro bull market sebelumnya. Aksi penurunan harga Bitcoin di bulan Mei ada di bawah level terendahnya pada musim panas 2021, yakni di level US$29.000 (lingkaran merah). Sehingga, kondisi ini mengonfirmasi bearish trend reversal jangka panjangnya. Sekarang, terdapat peluang munculnya sinyal yang berlawanan. Skenario ini akan terjadi apabila harga BTC berhasil menjebol level di atas “swing high” bulan November di titik US$21.500 (lingkaran biru).

Ketiga, dalam dua kasus harga Bitcoin yang sangat rendah sebelumnya pada tahun 2019 dan 2020, kembalinya indikator ke area netral merupakan sinyal berakhirnya periode akumulasi. Setelah itu, pasar akan memulai siklus uptrend sekitar 1-2 bulan setelah peristiwa ini terjadi (area hijau).

Bitcoin Price
Sumber: lookintobitcoin.com

Moving Average dan EMO Cross

Investor aset kripto dan analis pasar @AtomowyInvestor mengunggah cuitan terkait informasi terbaru untuk grafik moving average (SMA) dari Fear and Greed Index-nya. Dia memperhitungkan 3 kurva: per triwulan (SMA 91H, kuning), per setengah tahun (SMA 182H, merah) dan tahunan (SMA 365H, hijau).

Menurut pandangannya, momen-momen penting pada grafik ini terjadi ketika moving average yang berwarna kuning (per kuartal) berhasil menembus di atas dua rata-rata yang lebih panjang, yakni merah dan hijau. Analis tersebut menyebut peristiwa ini sebagai “EMO cross” (lingkaran putih).

Fear and greed SMA index
Fear and Greed SMA Index | Sumber: Twitter

Pada grafik di atas, kita bisa menyaksikan ada dua situasi ketika EMO cross mencuat. Peristiwa pertama terjadi di awal tahun 2019 silam, yaitu setelah bear market sebelumnya berakhir. Sedangkan, yang kedua terjadi pada bulan Juni 2020, yakni setelah Bitcoin mampu pulih dari crash COVID-19 pada bulan Maret 2022. Dalam kedua kasus tersebut, EMO cross merupakan sinyal kenaikan harga BTC yang akan segera terjadi setelahnya.

Sedangkan, kasus ketiga yang potensial dari EMO cross diamati pada hari ini (18/1). Beberapa hari yang lalu, kurva kuning (per triwulan) sempat menjebol level di atas kurva hijau (tahunan). Namun, levelnya masih di bawah yang merah (enam bulan), sehingga sinyalnya belum terkonfirmasi. Analis tersebut menyatakan:

“Saya tidak melihat [adanya] permintaan dan euforia kuat yang biasa terjadi pada EMO cross sebelumnya.”

Sehingga kesimpulannya, kita bisa mengatakan bahwa analisis Fear and Greed Index memberikan sinyal pertama dari bullish trend reversal di pasar kripto. Namun, hal ini masih merupakan sinyal awal yang lebih menunjukkan adanya fase akumulasi yang sedang berlangsung, ketimbang sinyal bakal segera dimulainya uptrend. Nah, apabila sentimen netral masih tetap bertahan di pasar selama beberapa minggu lagi, akan ada kemungkinan bahwa periode bull market akan segera kembali dalam waktu dekat ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang perubahan pada Fear and Greed Index kripto belakangan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori