Trusted

Sidang Mantan CEO FTX Group Dimulai: 12 Juri Dipilih, Pernyataan Pembukaan Jaksa AS, dan Pembelaan Pengacara SBF

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hakim Lewis Kaplan mengumumkan 12 orang juri dalam kasus pidana yang dihadapi oleh Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri dan mantan CEO FTX Group.
  • Pengacara SBF meminta para juri untuk menilai berdasarkan pengalaman di kehidupan nyata, dan mengatakan akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
  • Dalam sidang itu, pengacara SBF berargumen bahwa kliennya tidak pernah bermaksud mencuri uang pelanggan. Dia diklaim hanya kewalahan dengan kecepatan pertumbuhan kedua bisnisnya.
  • promo

Hakim Lewis Kaplan pada hari Rabu (4/10) akhirnya mengumumkan 12 orang juri yang akan menentukan nasib Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri dan mantan CEO FTX Group, dalam kasus pidana di Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS) untuk Distrik Selatan New York.

Adapun para juri dalam sidang SBF termasuk asisten dokter, pensiunan bankir investasi, perawat anak, kondektur kereta, dan lain sebagainya.

Pemilihan juri diselesaikan di awal sidang pada hari kedua kasus SBF, yang telah dimulai pada hari Selasa (3/10). Sebelumnya, terdapat lebih dari 80 calon juri yang hadir di pengadilan pada hari Selasa.

Sebelum Departemen Kehakiman (DOJ) AS lewat jaksa mereka menyampaikan argumen pembukaannya, Hakim Lewis Kaplan membacakan serangkaian instruksi awal kepada para juri. 

Sebanyak 12 juri dan 6 penggantinya diperingatkan untuk tidak melakukan penelitian apa pun tentang kasus SBF dan FTX Group.

Hakim juga menerangkan bagaimana para juri harus mengevaluasi beragam kesaksian dan mempertimbangkannya, serta bukti-bukti lain seperti dokumen internal FTX dan Alameda Research. Argumen pembuka dari pihak penggugat dan tergugat tidak dihitung sebagai bukti.

“Tugas Anda adalah memutuskan fakta, mengambil kesimpulan tentang apa yang terjadi,” kata Hakim Lewis Kaplan kepada para juri.

Pernyataan Pembukaan dari Jaksa AS

Dalam pernyataan pembukaan di sidang SBF, jaksa AS mengatakan bahwa seluruh kerajaan kripto SBF di FTX Group adalah house of cards (rumah kartu yang rentan roboh) yang dibangun di atas kebohongan.

Tim pembela SBF membantah hal itu, dengan mengatakan kliennya bertindak dengan iktikad baik, bahkan ketika bisnisnya tumbuh terlalu cepat dan runtuh secara dramatis bukan karena kesalahannya sendiri.

Pengacara SBF justru menyalahkan co-CEO Alameda Research, Caroline Ellison, yang juga mantan kekasih SBF. Caroline Ellison dituduh gagal menerapkan perlindungan. Ellison sendiri telah mengaku bersalah, dan akan bersaksi di persidangan SBF yang belum mau mengaku bersalah.

Sidang pidana SBF terkait tuduhan penipuan dan konspirasi. Asisten Jaksa AS, Nathan Rehn, mengatakan kepada 12 orang juri bahwa pemerintah AS akan memberikan sejumlah bukti dan saksi ahli yang akan membuktikan SBF berbohong kepada pelanggannya, dan menggunakan uang pelanggan untuk membeli beragam hal, termasuk kekuasaan dan pengaruh.

“Dia menggelontorkan uang orang lain ke dalam investasi. SBF menghabiskan uang itu dengan berbagai cara untuk dirinya sendiri,” kata Nathan Rehn.

Dalam pernyataan pembukaan sidang, pengacara SBF berargumen bahwa kliennya tidak pernah bermaksud mencuri uang pelanggan FTX. Dia diklaim hanya kewalahan dengan kecepatan pertumbuhan kedua bisnisnya.

“Dia tidak berniat mencuri dari siapa pun. SBF bertindak dengan iktikad baik dan tidak menipu siapa pun,” kata pengacara pembela SBF, Mark Cohen.

Perlu diketahui, aplikasi FTX dan persyaratan layanan itu memberi tahu pelanggan bahwa uang yang mereka masukkan ke crypto exchange tersebut disimpan dan hanya “terparkir” di sana.

Namun, pihak jaksa AS mengatakan bahwa, kenyataannya, SBF mengalihkan dana itu ke perusahaan yang lebih kecil dan rahasia yang disebut Alameda, serta membelanjakannya untuk kemewahan bagi dirinya sendiri, teman-temannya, dan anggota keluarga SBF.

Selain itu, SBF menggunakan dana pelanggan untuk memberikan sumbangan politik yang memungkinkan dirinya menjilat orang-orang berkuasa di kongres AS.

“Anda akan mengetahui bahwa terdakwa mengambil miliaran dolar dari rekening yang menyimpan dana pelanggan. Dia membelanjakannya, dan pelanggan tidak memiliki cara untuk mengetahuinya,” kata asisten Jaksa AS itu.

SBF dituduh mengambil lebih dari US$10 miliar dari FTX untuk membayar utang Alameda pada Mei dan Juni 2022. Dia berusaha menyembunyikannya dengan memerintahkan pembuatan laporan keuangan palsu.

Selain itu, SBF juga berusaha untuk menutupi jejaknya, membuat cuitan di media sosial X (Twitter) dengan jaminan palsu kepada pelanggannya; menginstruksikan karyawannya untuk menyiapkan platform komunikasi internal untuk perusahaan agar secara otomatis menghapus pesan antara dia dan karyawan; serta memalsukan kontrak dan dokumen lainnya.

DOJ AS berencana menyajikan beragam dokumen, berkas investor, laporan keuangan, dan cuitan SBF yang dihapus selama persidangan ini.

Pembelaan dari Pengacara SBF

Sementara itu, pengacara SBF memberikan pernyataan pembukaan dengan meminta para juri untuk menilai berdasarkan pengalaman di kehidupan nyata, dan mengatakan akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Dia menuduh pernyataan jaksa AS mengambil sesuatu di luar konteks. Alih-alih menjadi pencuri, SBF adalah seseorang yang bekerja sangat keras, dan perusahaannya tumbuh sangat cepat; sehingga ratusan keputusan harus diambil setiap hari.

“Tidak ada CEO, dan tentu saja SBF tidak bisa berada di mana pun dan melakukan segalanya,” kata pengacara SBF.

Mark Cohen menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan eratnya hubungan antara entitas FTX dan Alameda yang seharusnya terpisah. Pengacara menegaskan bahwa SBF yang tetap menjadi pemilik mayoritas saham di Alameda, itulah sebabnya dia terus terlibat secara signifikan.

Pengacara SBF juga menjelaskan bahwa FTX membutuhkan likuiditas dan Alameda mengambil peran sebagai market maker.

“Sangat normal,” kata pengacara SBF.

Pembela SBF justru menyerang saksi kunci pemerintah AS, yaitu Caroline Ellison serta mantan eksekutif FTX lainnya, yaitu Gary Wang dan Nishad Singh. Pengacara SBF menuduh mereka ‘memberikan kesaksian’ karena ‘perjanjian kerja sama dengan pemerintah AS’.

“Kasus ini melibatkan 3 saksi. Masing-masing dari mereka telah mengaku bersalah. Butuh beberapa saat bagi mereka untuk mencapainya. Sekarang, di dunia nyata, mereka harus memberikan kesaksian yang mendukung pemerintah AS,” kata pengacara SBF.

Adapun terdapat 2 saksi yang dihadirkan pada sidang FTX hari itu. Saksi pertama adalah pengguna aplikasi FTX, dan saksi kedua adalah teman lama SBF saat kuliah yang juga bekerja di FTX Group.

Bagaimana pendapat Anda tentang sidang SBF terkait kasus FTX? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori