Harga Bitcoin (BTC) secara historis telah beberapa kali mengalami bear trap. Pola ini dapat terjadi dalam periode jangka pendek maupun dalam skala waktu yang lebih luas, tergantung pada kondisi pasar.
Sejumlah analis berpendapat Bitcoin saat ini tengah berada dalam fase bear trap dan akan kembali ke jalur bull run begitu fase ini berakhir.
Apa Arti Siklus Bear Trap Bitcoin?
Bear trap adalah situasi ketika harga suatu aset—baik saham, aset kripto, maupun indeks—mengalami penurunan tajam, sehingga memicu kepanikan di antara investor yang mengira tren bearish sedang bergulir. Namun, tak lama kemudian harga berbalik naik, “menjebak” mereka yang sudah menjual asetnya ataupun memasang posisi short.
Menurut analis kripto pseudonim Finish, siklus bull run Bitcoin biasanya berlangsung sekitar sembilan bulan. Bear trap seringkali muncul pada bulan keenam dalam siklus ini. Selama fase ini, harga Bitcoin anjlok brutal, memicu kepanikan serta aksi jual besar-besaran. Namun, setelahnya, harga kembali pulih dan mencetak level tertinggi baru.
Data historis dari siklus sebelumnya—2011, 2013, 2017, 2021, dan yang sedang berlangsung (2024–2025)—menunjukkan pola ini berulang secara konsisten.
“Siklus 2025 sama. Bear trap enam bulan, lalu ATH baru,” prediksi Finish.
Dalam analisisnya, Finish juga memaparkan faktor-faktor yang memicu bear trap di tiap siklus. Misalnya, bear trap pada tahun 2013 silam dipicu oleh penutupan Silk Road—pasar gelap daring—dan larangan Bitcoin oleh Cina, yang menyebabkan kepanikan di pasar.
Lalu pada 2017, booming ICO memantik bull run Bitcoin hingga US$20.000, namun bear trap kemudian muncul di bulan keenam imbas peluncuran futures Bitcoin di bursa CME. Situasi ini semakin diperparah oleh spekulasi media serta isu transparansi Tether (USDT).
Demikian pula, pada 2021, Bitcoin mencetak rekor US$69.000 sebelum akhirnya bear trap menimpa akibat euforia pasar yang berlebihan dan juga perubahan sikap mendadak Elon Musk terhadap pembayaran dengan Bitcoin.
Adapun untuk siklus 2024–2025, Finish menilai Bitcoin saat ini sedang dalam fase bear trap. Faktor ekonomi makro, terutama kebijakan Presiden AS Donald Trump, memainkan peran penting dalam hal ini.
Kebijakan Trump—termasuk pemangkasan suku bunga, perang tarif, serta janjinya menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto” dunia—telah menciptakan optimisme sekaligus volatilitas harga dalam jangka pendek. Pola ini sejalan dengan model bear trap enam bulan yang dijelaskan oleh Finish.
Di samping itu, analis Danny juga sependapat dengan pandangan ini. Ia memperkirakan bull run terbesar Bitcoin akan bermula pada bulan April 2025 begitu fase bear trap saat ini rampung. Menurutnya, Bitcoin berpotensi menembus rekor harga US$300.000 pada 2026.
“Kita sedang berada di fase Markup, baru saja melewati bear trap klasik. Secara historis, lonjakan harga terbesar terjadi setelah Bitcoin dominance turun dan modal mulai mengalir ke token mid-cap dan low-cap,” ujar Danny.
Namun, beberapa analis lain menurunkan ekspektasi mereka untuk pertumbuhan Bitcoin. Ecoinometrics mengamati bahwa tingkat pertumbuhan Bitcoin dalam siklus ini jauh lebih lambat ketimbang siklus sebelumnya. Sementara itu, Pendiri CryptoQuant Ki Young Ju menganalisis sinyal siklus PnL Bitcoin dan menyimpulkan bahwa bull run sudah berakhir.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi bear trap Bitcoin kali ini dan kaitannya dengan bull run yang akan datang? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
