Kembali

Siklus Likuiditas 65 Bulan Berpuncak di 2026, Benarkah Bitcoin (BTC) Bakal Drop 20%?

author avatar

Ditulis oleh
Linh Bùi

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

11 November 2025 13.54 WIB
Tepercaya
  • Siklus likuiditas 65 bulan yang kini mendekati puncaknya pada kuartal I–II 2026 mengindikasikan potensi koreksi Bitcoin sebesar 15–20% seiring valuasi yang mulai overheat, meski ketidakpastian waktu masih membayangi.
  • Tren tahun 2025 menunjukkan Bitcoin berpotensi turun 15–20% (ke sekitar US$82.000) sementara harga Silver naik 13% (ke US$33), menandakan pergeseran minat investor menuju aset safe haven di tengah pengetatan likuiditas.
  • Pada 2026, Bitcoin diprediksi pulih setelah koreksi, sementara Silver memimpin dalam jangka pendek — investor disarankan lakukan reposisi portofolio jelang gelombang likuiditas berikutnya pada 2027.
Promo

Seiring aset-aset berisiko memasuki fase sensitif, banyak analis kini fokus pada Siklus Likuiditas 65 Bulan. Model ini diyakini telah memprediksi pucuk (top) dan dasar (bottom) pasar selama lebih dari dua dekade.

Apakah kita sedang mendekati fase pengetatan baru di mana Bitcoin berpotensi drop 20%, sementara Silver muncul sebagai aset lindung nilai alternatif?

Sponsored
Sponsored

Siklus Likuiditas 65 Bulan: Peta Likuiditas Global Memasuki Tahap Akhir

Dalam grafik terbaru dari CrossBorder Capital, garis hitam menunjukkan Global Liquidity Index (GLI) yang kini naik tajam, mendekati area puncak berwarna merah. Pergerakan ini menyerupai fase akhir dari siklus 2016–2021, menandakan bahwa kita telah memasuki fase akhir yang dinamis dari siklus likuiditas — periode di mana valuasi aset melonjak jauh di atas nilai intrinsiknya.

65 Month Liquidity Cycle. Source: X
Siklus Likuiditas 65 Bulan | Sumber: X

Siklus ini memiliki durasi rata-rata 5,5 tahun, pertama kali diidentifikasi melalui analisis Fourier pada 1999. Setiap siklus mengikuti pola yang sama: modal mengalir deras di fase awal, mencapai puncak saat kebijakan moneter sangat longgar, lalu berbalik ketika likuiditas dan kredit mulai mengetat.

Berdasarkan pola dari siklus sebelumnya, puncak likuiditas berikutnya diperkirakan muncul pada kuartal I atau II 2026 — antara Maret hingga Juni, hanya beberapa bulan lagi. Itu artinya, kita kini berada di fase “overheat,” saat aliran modal melambat dan risiko penyesuaian meningkat.

Apabila asumsi ini benar, maka golongan aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto akan segera memasuki periode “repricing”, di mana smart money mulai mengurangi eksposur pada posisi leverage tinggi. Hal ini berpotensi memicu koreksi Bitcoin sebesar 15–20% sebelum pasar membentuk titik dasar siklus baru.

Sponsored
Sponsored

Kendati grafik dan analisisnya menarik, seorang analis di X mengingatkan bahwa akurasi waktu siklus ini acap kali meleset beberapa tahun, sehingga tidak dapat dijadikan patokan pasti kapan pasar benar-benar mencapai puncak atau berbalik arah.

“Saya suka grafik dan analisis keseluruhannya, tetapi timing dari siklus ini rata-rata meleset beberapa tahun. Jadi Anda tak bisa tahu pasti apakah pasar sudah di puncak, akan melesat lagi, atau malah stagnan. Ini murni coinflip,” ungkap sang analis.

Bitcoin Turun, Silver Naik: Sinyal Rotasi Menuju Aset Aman

Tren menarik yang muncul sepanjang 2025 adalah divergensi antara Bitcoin (BTC) dan Silver. Berdasarkan grafik periode 2021–2025, harga Bitcoin turun sekitar 15–20%, dari US$109.000 menjadi US$82.000, sementara Silver naik 13%, dari US$29 ke US$33. Fenomena ini menandakan pergeseran arus modal yang jelas: ketika likuiditas global mengetat, investor perlahan keluar dari aset berisiko tinggi seperti kripto dan beralih ke aset berbasis jaminan (collateral-backed) seperti logam mulia.

Sponsored
Sponsored
Bitcoin vs Silver divergence. Source: X
Perbedaan Bitcoin vs Silver | Sumber: X

Divergensi ini memperlihatkan bahwa Bitcoin berfungsi sebagai indikator risk-on, yang diuntungkan langsung saat likuiditas meluas. Sebaliknya, Silver menunjukkan sifat ganda — sebagai komoditas sekaligus aset lindung nilai — menjadikannya lebih menarik ketika inflasi tinggi namun pertumbuhan ekonomi melambat.

Berdasarkan sinyal stagflasi dan tren historis siklus likuiditas, banyak pakar memprediksi Silver bisa mengungguli Bitcoin antara Januari hingga April 2026. Namun, reli akhir tahun 2025 pada kedua aset menunjukkan bahwa pergeseran ini tidak akan terjadi secara tiba-tiba, melainkan akan berjalan bertahap, mengikuti dinamika sentimen pasar dan kondisi makro global.

“Saat kita memasuki Januari–April 2026, tren ini bisa semakin cepat. Bitcoin mungkin hanya pulih secara moderat, sementara Silver melonjak tajam, memperdalam rotasi modal menuju aset berwujud,” terang seorang analis.

Sponsored
Sponsored

2026: Tahun Penentu Siklus – Bitcoin Rebound atau Silver Tetap Memimpin?

Meski koreksi 20% pada Bitcoin terdengar bearish, hal itu tidak serta-merta menandai berakhirnya siklus bullish. Dalam banyak fase akhir siklus likuiditas, pasar biasanya terkoreksi tajam sebelum memasuki fase kenaikan terakhir yang dikenal sebagai “liquidity echo rally”. Jika skenario ini terulang, Bitcoin mungkin akan mengalami penurunan teknikal jangka pendek sebelum bangkit kuat pada paruh kedua 2026.

Sementara itu, Silver, yang diuntungkan dari permintaan industri dan arus lindung nilai (hedging flows), kemungkinan masih akan mempertahankan tren naik jangka pendeknya. Namun, ketika likuiditas global kembali longgar pada 2027, modal spekulatif berpotensi berpindah dari logam mulia ke asetaset berisiko seperti kripto dan saham demi imbal hasil yang lebih tinggi.

Singkatnya, Siklus Likuiditas 65 Bulan kini memasuki fase krusial. Bitcoin kemungkinan menghadapi koreksi sementara, sedangkan Silver tetap menjadi pegangan stabil pasar. Bagi investor jangka panjang, situasi ini bukan sinyal untuk keluar, melainkan peluang untuk menata ulang portofolio menjelang gelombang likuiditas berikutnya pada 2026–2027.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi altcoin yang terancam likuidasi masif di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."

Disponsori
Disponsori