Harga Bitcoin (BTC) bermanuver di sekitar US$111.000, naik nyaris 2% dalam 24 jam terakhir dan menguat sekitar 63% dibanding tahun lalu. Kendati tren besarnya masih bullish, satu sinyal teknikal yang sebelumnya menjadi pendahulu reli substansial kini muncul kembali.
Sekarang, satu level resistance penting akan menentukan arah berikutnya.
SponsoredSinyal RSI Bullish yang Muncul Lagi
Indikator Relative Strength Index (RSI), yang berfungsi mengukur kekuatan antara tekanan beli dan jual, kini menunjukkan pola hidden bullish divergence — formasi yang kerap menandakan kelanjutan tren naik.
Sejak 22 Juni hingga 17 Oktober, harga Bitcoin mencetak higher low, sementara RSI membentuk lower low, mengindikasikan tekanan jual yang mulai melemah meski harga tetap stabil.
Adapun formasi serupa muncul antara 22 Juni dan 25 September, tepat sebelum harga BTC melesat 15,7% menuju level tertingginya baru-baru ini. Jika pola yang sama berulang, maka target pergerakan serupa kali ini dapat membawa harga ke sekitar US$119.900.
Sinyal berulang ini memperlihatkan bahwa pembeli kembali membangun momentum, dan potensi reli lanjutan bisa jadi tengah terbentuk di balik pergerakan konsolidatif saat ini.
Sponsored SponsoredIndikator On-Chain Perkuat Prospek Bullish
Dua indikator on-chain memperkuat pandangan positif ini. Indikator pertama adalah Net Unrealized Profit/Loss (NUPL), yang mengukur seberapa besar keuntungan holder secara paper profit. Ketika NUPL berada di level rendah, artinya investor memiliki sedikit alasan untuk menjual.
Per 23 Oktober, nilai NUPL berada di kisaran 0,48, mendekati titik terendah dalam tiga bulan terakhir. Kali terakhir indikator ini menyentuh level serupa, harga Bitcoin naik sekitar 3,8% hanya dalam beberapa hari.
Indikator kedua adalah Accumulation Trend Score. Metrik ini menilai seberapa aktif kelompok investor dengan ukuran wallet berbeda dalam membeli atau menjual Bitcoin. Metode ini mempertimbangkan dua faktor — ukuran kepemilikan tiap entitas (participation score) dan seberapa banyak mereka menambah atau menjual BTC selama sebulan terakhir (balance change score).
Sponsored SponsoredNilai mendekati 1 artinya entitas besar seperti crypto whale atau dana institusional tengah melakukan akumulasi agresif, sedangkan nilai mendekati 0 menandakan distribusi atau inaktivitas. Indikator ini memberikan gambaran jelas mengenai bagaimana pemain besar di pasar memposisikan diri mereka di jaringan (on-chain).
Per 23 Oktober, Accumulation Trend Score Bitcoin kembali naik ke 1, menandakan holder besar kembali aktif membeli. Pergeseran ini mencerminkan pulihnya kepercayaan pasar dan memperkuat struktur bullish yang mulai terbentuk di grafik.
Hal ini memperkuat bahwa kenaikan harga Bitcoin saat ini tidak hanya digerakkan oleh investor ritel, tetapi juga oleh “tangan kuat” — entitas besar yang kembali masuk ke pasar.
SponsoredUS$116.500: Level Penentu Arah
Meski sinyal-sinyal teknikal terlihat menjanjikan, level US$116.500 tetap menjadi zona penentu utama (make-or-break zone). Sejak 11 Oktober, setiap upaya reli Bitcoin selalu gagal menembus area ini.
Penutupan harian (daily close) di atas US$116.500 akan mengonfirmasi sinyal bullish RSI dan bisa memicu pergerakan naik menuju US$119.700, sejalan dengan proyeksi reli RSI sebesar lebih dari 15%. Jika momentum berlanjut, bahkan US$125.700 bisa menjadi target harga berikutnya.
Sebaliknya, jika harga kembali amblas di bawah US$110.050, maka tekanan jual bisa meningkat dan menerbangkan BTC ke area US$108.500 atau bahkan US$106.600.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!