Kapitalisasi pasar stablecoin telah meningkat 90% sejak akhir 2023, melebihi US$230 miliar. Token digital ini mempertahankan nilai stabil dengan dukungan cadangan uang fiat. Mungkinkah bila pengguna melepas stablecoin di saat ketidakstabilan keuangan memicu “bank run” atau stablecoin run?
Sementara penggunaan stablecoin dalam transaksi internasional memperkuat posisi US dollar sebagai mata uang global dominan, kritikus memperingatkan bahwa stablecoin juga bisa memperkenalkan risiko sistemik yang mengingatkan pada krisis keuangan masa lalu.
Stablecoin dan Risiko Krisis Keuangan Baru
Selama gejolak pasar, holder stablecoin mungkin bergegas menukarkan token mereka dengan uang tunai, memaksa penerbit untuk menjual aset cadangan mereka dengan cepat. Ini bisa menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan.
Hal yang sama terjadi pada 2008. Saat itu, Reserve Primary Fund, sebuah dana pasar uang (MMF) besar, kehilangan patokan dollarnya karena terpapar utang Lehman Brothers yang runtuh. Peristiwa itu memicu kepanikan luas dan penarikan besar-besaran pada MMF, mengganggu sistem keuangan global.
Menurut Gubernur Federal Reserve Lisa D. Cook, risiko yang sama bisa berlaku untuk stablecoin.
“Jika terjadi penarikan besar-besaran pada stablecoin, likuidasi aset yang mendukung stablecoin bisa mengganggu, terutama jika aset tersebut terkait dengan pasar pendanaan lainnya,” ujar dia pada konferensi keuangan baru-baru ini.
Para pembuat undang-undang kini mendorong untuk mengatur stablecoin melalui upaya legislatif seperti GENIUS Act dan STABLE Act. RUU ini bertujuan untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam sistem keuangan. Penerbit harus memiliki lisensi dan mendukung token mereka dengan aset yang disetujui seperti uang tunai, surat utang AS, dan MMF untuk melakukan ini.
Namun, kritikus berpendapat bahwa GENIUS Act kurang memiliki perlindungan kunci untuk mencegah ketidakstabilan keuangan. Senator Elizabeth Warren sangat vokal, memperingatkan bahwa RUU tersebut akan memungkinkan penerbit stablecoin untuk berinvestasi dalam aset berisiko.
“Di bawah RUU ini, penerbit stablecoin dapat berinvestasi dalam aset yang diselamatkan pada 2008. Siapa pun yang berpikir bahwa pembayar pajak AS tidak akan dipanggil untuk menyelamatkan mereka ini sedang bercanda,” Bloomberg melaporkan, mengutip pidato Warren selama sidang Senat baru-baru ini.
Cina, EU Melawan Dominasi US$ dalam Stablecoin
Meski risikonya jelas, stablecoin juga berperan penting dalam memperkuat dominasi US dollar. Transaksi stablecoin global yang signifikan terjadi dalam token yang berbasis dollar seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC).
Penerapan yang luas ini meningkatkan peran dollar dalam perdagangan internasional, meningkatkan permintaan untuk aset AS. Namun, Cina telah menyatakan kekhawatiran bahwa pengaruh AS yang semakin besar dalam mata uang digital dapat merusak kedaulatan keuangannya.
“Setelah stablecoin US dollar menghubungkan kredit internasional US dollar dengan skenario aplikasi dunia virtual lebih erat, ini mungkin sangat memperkuat hegemoni US dollar,” ujar Zhang Ming, seorang ekonom Cina.
Dalam konteks ini, Beijing telah mempercepat pengembangan yuan digital. Ini bermaksud untuk mengurangi ketergantungan pada stablecoin berbasis dollar dalam transaksi lintas batas. Uni Eropa memiliki pandangan yang sama.
Industri stablecoin juga menghadapi gangguan dari lembaga keuangan tradisional. Bank-bank besar, termasuk Bank of America, menurut laporan sedang menjajaki penawaran stablecoin mereka. Ini mengikuti perkembangan regulasi terbaru yang memungkinkan bank AS menyediakan layanan kripto dan stablecoin.
Kompetisi baru ini bisa mengikis dominasi pasar penerbit swasta seperti Tether dan Circle. Namun, ini juga bisa mengintegrasikan stablecoin lebih dalam ke dalam sistem keuangan arus utama.

Seiring berkembangnya stablecoin, dampaknya pada sistem keuangan semakin signifikan. Di satu sisi, mereka menawarkan manfaat seperti efisiensi pembayaran yang meningkat dan transaksi lintas batas. Di sisi lain, potensi mereka untuk memicu ketidakstabilan keuangan yang mungkin cukup signifikan.
Pembuat kebijakan dan lembaga keuangan harus berhati-hati, memastikan kerangka regulasi mendorong inovasi sambil mengurangi risiko.
Pelajaran dari 2008 adalah pengingat yang jelas bahwa bahkan instrumen keuangan yang tampaknya stabil dapat terurai dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Bagaimana pendapat Anda tentang kemungkinan stablecoin memicu bank run seperti pada 2008? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
