Copy trading semakin populer belakangan ini, terutama di kalangan Gen Z. Hal ini karena para trader pemula dapat memanfaatkan keahlian dari para trader profesional cukup dengan menyalin posisi perdagangan mereka.
Menjadi seorang trader sukses yang mampu meraup profit secara konsisten dari aktivitas trading butuh pengalaman dan pembelajaran selama bertahun-tahun. Dalam hal ini, seorang trader pemula kemungkinan bakal membuat kesalahan karena berbagai alasan, seperti manajemen risiko yang buruk, setup trading yang keliru, atau faktor psikologis lainnya.
Kendati copy trading berpotensi membantu para pemula untuk bisa mendulang profit, namun nyatanya, praktik ini juga mengandung faktor risiko tersendiri.
Tertarik mempelajari lebih lanjut tentang copy trading? Simak tips dan trik praktisnya di Copy Trading Crypto: Cara Raih Profit Cepat dengan Ikut Trader Pro, Adakah Risikonya?
Gen Z Dominasi Hampir Setengah dari Pengguna Platform Copy Trading
Menurut laporan dari Bitget, sebanyak 44% pengguna copy trading di platform mereka adalah Gen Z. Sebagai informasi, Generasi Z sendiri adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997 sampai dengan 2012.
Sementara itu, kelompok usia yang lebih muda mungkin belum punya keahlian yang memadai untuk mempelajari pasar dan melakukan perdagangan. Oleh karena itu, mereka harus mengandalkan metode seperti copy trading, di mana mereka hanya perlu menyalin perdagangan dari para pakar.
Dalam laporan ini, terungkap bahwa 32% pengguna copy trading di platform miliknya merupakan generasi millennial, yakni orang-orang yang lahir dalam rentang tahun 1981-1996. Selain itu, terdapat sebanyak 17% pengguna dengan usia 35-55 tahun, dan 7% pengguna lainnya berusia di atas 55 tahun, seperti yang terlihat dalam tangkapan layar di bawah ini.
Copy Trader Lebih Suka Perdagangan Futures daripada Spot
Tak berhenti sampai di situ, laporan ini juga menguak temuan lainnya, seperti fakta bahwa para copy trader lebih suka melakukan perdagangan futures daripada spot. Di samping itu, crypto exchange ini juga mengungkapkan bahwa perdagangan futures tercatat sudah menyumbang 91% dari total transaksi copy trading, sementara spot trading hanya menyumbang 9%.
Namun, sebelum melakukan copy trading, para trader juga perlu memperhatikan beberapa faktor penting. Salah satunya adalah kinerja masa lalu dari seorang trader ahli. Pasalnya, meskipun performa masa lalu bisa memberikan gambaran tentang kemampuan seorang trader, namun hal ini tidak selalu mencerminkan kinerjanya di masa depan. Terlebih lagi, para trader terkenal biasanya memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, menyalin perdagangan dari mereka juga berpotensi menghadapkan seorang trader pemula pada risiko yang lebih tinggi.
Idealnya, dalam berkecimpung di dunia trading, penting bagi para trader untuk mempelajari dasar-dasar analisis teknikal, ukuran posisi, dan manajemen risiko agar mereka dapat merencanakan langkah-langkah trading dengan lebih baik.
Bagaimana pendapat Anda tentang laporan terbaru dari Bitget tentang copy trading? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.