Gebrakan baru menambah lapisan kompleksitas ke dalam dunia iklan marketing Web3. Di tengah laju evolusi teknologi yang pesat, nampaknya masih banyak yang bisa dipelajari dari iklan audio.
Faktanya, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa iklan audio rupanya baru saja mengukir keunggulan khusus dibandingkan iklan video. Jadi, bagaimana seharusnya para pemasar Web3 merespons hal ini?
Iklan Audio Ungguli Iklan Video
Sekilas, pasar marketing digital sangat didominasi oleh video. Menurut Internet Advertising Bureau (IAB), pengeluaran untuk iklan video diperkirakan akan meningkat sebesar 21% tahun ini. Hal ini kontras dengan pertumbuhan 11% yang diproyeksikan untuk iklan digital secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pengeluaran kumulatif untuk iklan video digital diperkirakan akan melampaui US$55,2 miliar pada tahun 2023.
Platform seperti YouTube, Facebook, Instagram, Snap, Twitter, dan TikTok terus menarik investasi yang signifikan berkat basis pemirsa yang besar, terutama untuk konten yang dipimpin oleh para kreator. Namun, dominasi ini mungkin akan mengalami pergeseran yang tidak terlalu mencolok.
Sebuah studi baru dari Dentsu mengungkapkan bahwa iklan audio memiliki keunggulan tersendiri dalam menarik perhatian dan menumbuhkan kesadaran merek.
Dalam survei-survei berikutnya, sekitar 41% iklan audio menghasilkan brand recall yang akurat. Ini merupakan keunggulan kecil namun signifikan dibandingkan dengan patokan 38% untuk bentuk iklan lainnya, terutama video.
“Faktanya, perhatian pada audio terbukti sangat tinggi dibandingkan dengan standar kami untuk platform lain, hal ini kontraintuitif, mengingat Anda sering melakukan multitasking saat mendengarkan audio. Namun sebenarnya, audio memiliki keterlibatan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan saluran lainnya,” ujar Doug Rozen, CEO Dentsu Media.
Selain itu, iklan audio rata-rata memiliki 10.126 detik perhatian per seribu tayangan, melampaui standar 6.501 detik dengan peningkatan lebih dari 50%.
Sementara itu, Jennifer Hungerbuhler, EVP di Dentsu mengatakan, “Kami paham bahwa iklan radio adalah cara yang hemat biaya untuk memperluas jangkauan, bahwa pendengar podcast memiliki ketertarikan yang besar tidak hanya pada programnya, tetapi juga host podcast, dan bahwa speaker pintar adalah tujuan baru yang menarik untuk iklan audio di layanan streaming.”
Apa Artinya bagi Iklan Marketing Web3?
Meskipun iklan video terus mendominasi dunia periklanan, potensi iklan audio tetap tidak bisa diabaikan.
Bagi para pemasar Web3 yang ingin membuat jejak mereka di industri kripto, meninjau kembali strategi marketing mereka untuk mengintegrasikan audio mungkin bisa menjadi game changer. Namun, apa sebenarnya makna di balik ini?
- Mempertimbangkan Ulang Platform dan Strategi: Web3, yang dicirikan oleh platform terdesentralisasi dan inovasi berbasis blockchain, menawarkan arena baru bagi para pemasar kripto. Dengan efektivitas iklan audio yang sudah terbukti, merek yang berkiprah di Web3 bisa jadi akan memprioritaskan platform berbasis audio, seperti podcast yang terdesentralisasi.
- Meningkatkan Keterlibatan: Walaupun multitasking menjadi hal yang umum saat mendengarkan audio, hal ini nampaknya memicu perhatian yang lebih besar daripada saluran lain. Bagi pemasar Web3, ini berarti adanya lahan subur berupa pendengar yang terlibat dan penuh perhatian pada platform audio.
- Memperluas Cakupan Investasi: Data terbaru mengenai perhatian pada audio bisa memfasilitasi percakapan yang lebih terinformasi tentang diversifikasi anggaran iklan. Temuan ini dapat memberikan justifikasi untuk peningkatan alokasi dana untuk iklan audio dalam ekosistem digital terdesentralisasi Web3.
- Memanfaatkan Popularitas Podcast: Studi ini menemukan bahwa iklan yang dinarasikan oleh host podcast lebih efektif daripada iklan audio konvensional dalam memengaruhi preferensi merek. Seiring dengan Web3 membuka jalan bagi pembuatan konten yang terdesentralisasi, memanfaatkan iklan audio yang dipimpin oleh influencer atau yang digerakkan oleh kreator bisa menjadi strategi merek yang unggul.
- Meninjau Ulang Proses Kreatif: Seiring dengan berkembangnya iklan video, ada alasan kuat untuk meninjau kembali era film bisu dan mengambil inspirasi untuk iklan video digital tanpa suara.
Kekuatan suara yang halus menawarkan koneksi yang autentik dan penuh nuansa. Hal ini dapat menghubungkan merek dan audiens dengan cara yang mungkin tidak dapat terjangkau oleh visual.
Saat kita berdiri di pintu gerbang era digital yang terdesentralisasi, para pemasar Web3 perlu menyadari bahwa hal besar berikutnya mungkin bukanlah apa yang kita lihat, melainkan apa yang kita dengar.
Bagaimana pendapat Anda tentang studi terbaru seputar efektivitas iklan audio? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.