Keadaan anomali kembali terlihat di dunia kripto. Ketika banyak informasi yang menyatakan bahwa beberapa bank di dunia tengah menggodok rencana penggunaan blockchain, survei yang digelar oleh The Federal Reserve (The Fed) malah memperlihatkan sebaliknya.
Dalam survei bertajuk Senior Financial Analysis menyebutkan, sekitar 56% lembaga perbankan dunia tidak memasukkan distribution ledger technology (DLT) atau yang bisa disebut sebagai blockchain dan aset kripto sebagai prioritas utama pengembangan bisnis.
Survei yang melibatkan 80 lembaga perbankan global itu menyebutkan bahwa 33,8% responden mengaku bahwa perusahaannya tidak memprioritaskan pertumbuhan dan perkembangan bisnisnya pada DLT ataupun produk terkait kripto dalam 2 tahun ke depan. Dengan kata lain, persentase itu setara dengan 27 bank, yang terdiri dari 13 bank lokal dan 14 bank asing.
Sementara itu, 18 responden atau sekitar 22,5% hanya menjadikan DLT dan aset kripto sebagai prioritas rendah.
“Jumlahnya terdiri dari 10 bank domestik dan 8 bank dari bank asing,” tulis laporan tersebut.
Kemudian, lembaga perbankan yang berniat menjadikan DLT dan juga aset kripto sebagai prioritas utama pengembangan bisnisnya hanya mencapai 11,3% atau sekitar 9 responden.
Namun, jika disandarkan pada strategi bisnis pendek – menengah (2 hingga 5 tahun ke depan), hasilnya cukup mengesankan. Ternyata, sebanyak 41,3% responden mengaku memiliki pandangan untuk menjadikan DLT dan kripto sebagai prioritas jangka menengah dan tinggi. Jumlah tersebut terbagi atas 27.5% responden menjawab bahwa perusahaannya menempatkan DLT dan kripto sebagai prioritas menengah. Sedangkan, 13.8% sisanya menjadikan DLT dan kripto sebagai area yang harus dikembangkan dengan prioritas tinggi.
Rerata responden masih bersikap wait and see terhadap situasi dan mengaku bakal beradaptasi dengan lanskap bisnis sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai catatan, dalam gelaran penelitian The Fed ini, istilah produk kripto mengacu pada aset digital yang diterbitkan dan atau ditransfer menggunakan buku besar terdistribusi (DLT) atau teknologi blockchain yang menggunakan teknik kriptografi.
Dampak yang Dirasakan Dinilai Tidak Begitu Berpengaruh Terhadap Likuiditas
The Fed juga berupaya mengukur dampak dari penggunaan DLT serta produk terkait kripto terhadap likuiditas perbankan. Rupanya, 50 bank atau sekitar 63,3% responden menganggap bahwa penggunaan keduanya tidak berpengaruh terhadap likuiditas perbankan dalam 2 tahun kedepan.
Lagi-lagi, begitu disandarkan pada rencana kerja yang lebih panjang, yakni 5 sampai 10 tahun kedepan, angka menyusut drastis. Hanya 32,9% bank yang masih menganggap penggunaan DLT dan produk terkait kripto tidak berpengaruh terhadap likuiditas.
Sementara bagi yang menganggap penting dan sangat penting terhadap likuiditas, persentasenya masing-masing mencapai 7,6%. Akan tetapi, sebagian besar responden mencatat bahwa perusahaan tengah menunggu panduan peraturan terkait rencana penggunaan DLT dan aktivitas terkait kripto saat ini.
Penerapan DLT Mampu Meningkatkan Stabilitas Keuangan
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sendiri saat ini diketahui tengah getol menggodok rencana implementasi central bank digital currency (CBDC) dolar digital. Pengaplikasiannya digadang-gadang akan menggunakan sistem DLT juga.
Pandangan dari Office of Financial Research menyebutkan, alih-alih melemahkan sistem keuangan, penggunaan mata uang digital malah diprediksi mampu meningkatkan sistem keuangan. Sebab, artinya bank akan lebih sedikit melakukan transformasi maturitas ketika deposan memiliki akses ke CBDC.
Selain itu, penerapan dolar digital juga bisa mereduksi eksposur bank terhadap deposan. Hal lain yang juga tak kalah bermanfaat adalah perihal pantauan aliran dana ke CBDC yang memungkinan pemangku kebijakan menelurkan langkah lebih cepat saat periode “stres” tiba.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.