Trusted

Taipan Asal Cina Dituduh Lakukan Penipuan Kripto Senilai Lebih dari US$1 Miliar

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • DOJ AS menuduh seorang taipan asal Cina beserta pemodalnya melakukan penipuan berbasis kripto dengan nilai dana terkumpul lebih dari US$1 miliar.
  • Kwok diduga melakukan penipuan baik itu sekuritas, bank, kripto dan juga pencucian uang. Sedangkan, Je dituduh menghalangi proses peradilan atas Kwok.
  • Selain itu, dakwaan juga datang dari SEC AS yang menuduh Kwok serta Je berhasil mengumpulkan US$850 juta dalam penawaran dan penipuan yang tidak terdaftar.
  • promo

Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS) menuduh taipan asal Cina, Ho Wan Kwok, dan pemodalnya, Kin Ming Je, melakukan tindak penipuan berbasis kripto dengan nilai dana terkumpul sebanyak lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun.

Kwok diduga melakukan penipuan baik itu sekuritas, bank, kripto dan juga pencucian uang. Sedangkan, Je dituduh menghalangi proses peradilan atas Kwok. Dalam keterangan resmi, disebutkan bahwa Kwok, yang sudah ditangkap di New York pada 15 Maret 2023 kemarin, menyalahgunakan dana investornya dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

“Kwok dan Je menyalahgunakan ratusan juta dolar AS dana yang didapatkan secara curang lewat konspirasi yang dijalankan keduanya,” jelas DoJ dalam keterangan resmi.

Sebagai bagian dalam proses penyelidikan, Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Damian Williams, mengungkapkan bahwa antara periode September 2022 sampai dengan Maret 2023, pemerintah telah menyita aset sebanyak US$634 juta dari 21 rekening yang berbeda dan juga aset berupa mobil mewah yang diduga menggunakan dana hasil penipuan.

Damian mengatakan bahwa Kwok yang dikenal sebagai Miles Guo memimpin konspirasi dengan menjanjikan keuntungan jumbo pada ratusan ribu pengikutnya di dunia maya untuk berinvestasi atau membenamkan uangnya pada Himalaya Exchange, ekosistem mata uang kripto yang diakui.

Dana para investor juga digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah Kwok dan kerabatnya, termasuk membeli rumah seluas 50 ribu kaki persegi, kapal pesiar senilai US$37 juta, Ferrari senilai US$3,5 juta, dan juga 2 buah kasur senilai US$36 ribu.

Asisten Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Michael J Driscoll, menambahkan penipuan yang dilakukannya membuat banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban dan pada akhirnya merusak kepercayaan publik terhadap integritas sistem keuangan.

“FBI terus menjadikan penyelidikan kejahatan keuangan yang kompleks sebagai prioritas utama dan siapapun yang mencoba melakukan kejahatan seperti ini akan dihadapkan pada sistem peradilan pidana,” tambahnya.

SEC Ikut Serang Kwok

Selain Departemen Kehakiman, Kwok juga mendapatkan dakwaan dari Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) AS yang menuduh Kwok serta Je berhasil mengumpulkan US$850 juta dalam penawaran dan penipuan yang tidak terdaftar.

Secara terpisah, disebutkan bahwa Guo mendorong investor untuk menempatkan dananya pada saham GTV, perusahaan media. Direktur Divisi Penegakan SEC, Gurbir S Grewal menuturkan, Guo adalah penipu berantai yang mengumpulkan dana lebih dari US$850 juta.

Dia menjanjikan keuntungan berlipat lewat investasi kripto, teknologi dan juga barang mewah. Namun kenyataannya, Guo memanfaatkan hype dari kripto untuk mendanai gaya hidup mewah, termasuk untuk membeli dan merenovasi rumah besar di New Jersey senilai US$40 juta.

“Guo mengumpulkan ratusan juta dolar dari investor melalui sekuritas aset kripto yang disebut sebagai H-Coin, Himalaya Coin atau HNC dan juga stablecoin yang diklaim memiliki hubungan dengan aset tersebut,” jelas Grewal.

Selain Lakukan Penipuan Kripto, Juga Beri Pernyataan Palsu

Tidak cukup sampai di situ, Guo dan Je juga dituduh memberikan informasi material yang keliru pada investornya. Disebutkan bahwa 20% dari nilai H-Coin didukung oleh emas dan mengklaim bahwa potensi kerugian yang muncul akan dikompensasi secara pribadi oleh Guo.

Selama pasar kripto ambruk di 2022 lalu, jumlah penipuan kripto turun 46% dibanding 2021. Hal itu sejalan dengan turunnya harga dan kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) yang menjadi jawara dalam aset digital.

Namun, melihat tren yang terjadi sejak awal tahun ini, yang mana harga BTC juga sudah mulai memperlihatkan arah kenaikan, kuat dugaan aktivitas penipuan juga akan kembali marak. Chainalysis mengungkapkan bahwa saat harga Bitcoin turun, investor retail enggan terbawa dalam hype dan iming-iming palsu para penipu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori