Terra, perusahaan blockchain publik, berencana mendiversifikasi strategi dengan memperluas cadangan stablecoin Avalanche (AVAX).
Perusahaan ini sebelumnya telah menarik perhatian dunia dengan rencana pembelian US$10 miliar Bitcoin sebagai cadangan aset.
Dilansir Bloomberg, Luna Foundation Guard, sebuah organisasi nirlaba berbasis di Singapura yang dibangun untuk mendukung Terra, akan memperoleh token Avalanche senilai US$100 juta dari Avalanche Foundation untuk meningkatkan cadangan stablecoin.
Token asli dari blockchain Avalanche itu memiliki kapitalisasi pasar total US$22,1 miliar pada hari Kamis (7/4), menurut agregator data CoinGecko. Pembelian over-the-counter akan menjadikan token itu sebagai aset kedua dalam cadangan Terra setelah Bitcoin.
Stablecoin UST Terra sudah didukung oleh cadangan Bitcoin yang pada akhirnya bisa mencapai US$10 miliar. Perusahaan menambahkan US$230 juta lagi dalam Bitcoin pada hari Rabu (6/4), setelah menambah lebih dari US$1 miliar sejak akhir Januari.
Beli BTC untuk Tingkatkan Kemampuan
Terra telah menambah pembelian Bitcoin guna membantu meningkatkan kemampuan UST untuk tetap dipatok terhadap dolar AS. Algoritma stablecoin, meskipun tidak didukung oleh mata uang fiat, telah berhasil mempertahankan patokan dolarnya dengan mengeluarkan dan “menghancurkan” token Luna, mata uang kripto asli Terra.
Do Kwon, pendiri Terraform Labs mengatakan Luna Foundation Guard memilih Avalanche di antara cryptocurrency lainnya untuk cadangan UST-nya karena pertumbuhannya yang cepat dan basis penggemar yang luas.
Menurut data dari CoinGecko, Avalanche adalah mata uang kripto terbesar ke-10 berdasarkan kapitalisasi pasar, sementara Luna berdiri di tempat ke-7.
Baik Avalanche dan Terra adalah blockchain layer-1, mirip dengan Ethereum. Dalam blockchain layer-1, pengguna dapat menulis kode dan membangun proyek yang beragam, mulai dari token yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT) hingga aplikasi keuangan terdesentralisasi.
“Avalanche masih merupakan ekosistem yang berkembang. Sebagian besar didorong oleh loyalitas terhadap token AVAX dan pengguna merasakan banyak kedekatan dengan aset yang sejalan dengan AVAX. Sedangkan untuk rata-rata pengguna Ethereum, menyelaraskan diri dengan Ether tidak terlalu berarti,” kata Kwon.
Ia menambahkan, Bitcoin akan tetap menjadi “dukungan utama” dari stablecoin UST. Namun, kesepakatan dengan Avalanche dianggap sebagai “membeli” kedekatan dengan pengguna untuk UST dan Terra dari Avalanche.
Banyak Jalin Kemitraan
Pada bulan lalu, Avalanche meluncurkan program senilai US$290 juta untuk menarik proyek-proyek top. Mereka bekerja sama dengan perusahaan besar termasuk manajemen aset Golden Tree, Jump Crypto dan Valkyrie.
Kemitraan strategis dengan Luna Foundation Guard akan memungkinkan pengguna Avalanche untuk memperdagangkan UST dengan token AVAX langsung di blockchain tersebut.
Cadangan AVAX, tidak seperti cadangan Bitcoin yang ada di blockchain Terra, juga akan beroperasi di Avalanche. Kemudian, beberapa aplikasi di blockchain Terra akan meluncurkan versi di Avalanche.
Akun Twitter Luna Foundation Guard @LFG_org menyambut kerja sama tersebut dengan melakukan retweet comment dari pemberitaan ini.
“Kami menyambut $AVAX sebagai aset kripto layer utama kedua setelah $BTC sebagai bagian dari cadangan aset $UST. Dimasukkannya token @avalancheavax menandai permulaan kumpulan beragam aset kripto layer utama yang membantu mendukung $UST,” cuit akun tersebut.
Emin Gün Sirer, CEO The Ava Labs, selaku pengembang Avalanche mengatakan kemampuan Terra untuk mengukur kemampuan stablecoin mereka adalah salah satu alasan yang menarik pihaknya bekerja sama ke platformnya.
“Saya berharap semakin banyak koin akan mencari cara untuk menumbuhkan ruang di industri kripto, daripada bersaing untuk pangsa pasar yang sama,” katanya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.