Badai dingin yang masih mendera industri kripto membuat kinerja keuangan Block, Inc. tambah menggigil. Setelah menderita rugi bersih sebesar US$204 juta di kuartal pertama kemarin akibat ambruknya pendapatan yang bersumber dari Bitcoin (BTC) sebanyak lebih dari 50%, kerugian membengkak menjadi US$208 juta di kuartal dua tahun ini. Masih lemahnya harga Bitcoin membuat Block, Inc. harus rela menanggung kerugian yang membengkak.
Jika melihat pergerakan harga Bitcoin selama 3 bulan ke belakang, yakni di periode April sampai dengan Juni, harga Bitcoin sudah ambruk 57,25%. Dari US$46.281 di awal April lalu, menjadi US$19.784 di akhir Juni kemarin.
Merujuk pada laporan perusahaan, bertambahnya nilai kerugian Block, Inc. dipengaruhi oleh amortisasi akuisisi aset tak berwujud senilai US$57 juta dan kerugian akibat penurunan nilai Bitcoin sebesar US$36 juta.
Penyebab utama bertambah gendutnya kerugian perusahaan yang dinahkodai oleh mantan bos Twitter, Jack Dorsey, itu dipicu oleh luruhnya pendapatan yang dihasilkan dari Bitcoin. Selama 6 bulan ke belakang, yakni di periode Januari hingga Juni 2022, Block, Inc. hanya sanggup mengumpulkan pendapatan dari Bitcoin sebesar US$3,51 miliar.
Capaian itu anjlok 43,60% dari periode yang sama tahun lalu US$6,23 miliar. Padahal, pendapatan dari Bitcoin mendominasi total pendapatan perusahaan, yakni dengan kontribusi sebesar 42%. Melihat harga Bitcoin yang masih bergerak liar, Block, Inc. tidak melakukan penambahan terhadap jumlah investasi aset kriptonya.
Sumber Utama Cash App adalah Pemasukan dari Bitcoin
Block, Inc. memperoleh Bitcoin dari entitas usahanya, yaitu Cash App. Platform pembayaran digital berbasis BTC itu di kuartal dua tahun ini menghasilkan pendapatan dalam bentuk Bitcoin sebesar US$1,78 miliar. Angka itu lebih rendah dari periode yang sama tahun 2021, yakni sebanyak US$2,72 miliar.
Meskipun begitu, Cash App berhasil menyumbangkan laba kotor yang signifkan, yaitu senilai US$705 juta. Nominal tersebut naik 29% dari kuartal 2 tahun lalu, yang berjumlah US$546 juta. Sementara dari platform lainnya, perusahaan yang dulunya bernama Square, Inc. ini berhasil memberikan laba kotor di kuartal dua 2022 sebesar US$755 juta, naik 29% dari periode yang sama di tahun lalu.
Kemudian, platform buy now pay later (BNPL), yang dioperasikan setelah mengakuisisi Afterpay, menyumbang pendapatan sebesar US$208 juta dan US$150 juta laba kotor.
Secara total, di 3 bulan ke belakang, Block, Inc. meraup pendapatan sebesar US$4,40 miliar, turun tipis 6$ dari periode yang sama tahun lalu. Namun, jika pendapatan dari Bitcoin dikesampingkan, perusahaan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 34% menjadi US$2,62 miliar.
Hal itu memperlihatkan bahwa kinerja keuangan Block, Inc. sangat terpengaruh terhadap volatilitas harga aset kripto, khususnya Bitcoin.
- Baca juga: MicroStrategy Rilis Laporan Keuangan Q1 2022, Pendapatan Menurun akibat Imbas Performa Bitcoin
Biaya Operasional Block, Inc. di Kuartal III/2022 Diproyeksikan Meningkat
CEO Block, Inc., Jack Dorsey, menjelaskan bahwa perusahaan percaya diri, jika ekosistem yang Square dan Cash App ciptakan bakal bisa membantu pelanggan untuk beradaptasi berdasarkan tren yang ada.
Untuk kuartal ketiga tahun ini, lanjut Dorsey, perusahaan memproyeksikan biaya operasional non-GAAP di seluruh pengembangan produk, penjualan dan pemasaran, beban umum dan administrasi, dan transaksi, pinjaman dan piutang konsumen, termasuk kerugian secara agregat akan meningkat sekitar US$75 juta dibanding kuartal kedua.
“Tetapi itu tidak termasuk kontribusi dari platform BNPL kami. Kami berharap dapat meningkatkan operasi non-GAAP secara keseluruhan sekitar $65 juta dibandingkan dengan kuartal kedua,” pungkasnya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.