Tether Holdings, penerbit stablecoin Tether USD (USDT), mulai kembali memberi pinjaman berupa stablecoin kepada kliennya. Hal itu dilakukan kurang dari setahun setelah Tether mengaku bahwa mereka akan menghentikan praktik tersebut.
Dalam laporan keuangan II/2023, pihak Tether mengatakan bahwa asetnya termasuk pinjaman sebesar US$5,5 miliar. Angka itu naik dari US$5,3 miliar pada kuartal I/2023.
WSJ pada hari Kamis (21/9) melaporkan bahwa juru bicara Tether mengonfirmasi bahwa mereka memberikan pinjaman baru. Perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands (BVI) itu menyebut bahwa hal tersebut sebagai pinjaman terjamin (secured loans).
Tether mengeklaim secured loans itu didukung dengan jaminan secara berlebihan dan aset yang sangat likuid.
Meski begitu, Tether tidak mengungkapkan sedikit pun tentang pihak peminjam atau jaminan yang mereka terima untuk memberikan pinjaman tersebut. Adapun pinjaman itu diterbitkan dan didenominasi dalam bentuk stablecoin USDT.
Saat ini, ada berbagai macam stablecoin yang tersedia di pasaran. Cari tahu selengkapnya di Mengenal Beragam Jenis Stablecoin, Mulai dari USDT hingga USDC.
Pinjaman Tether Berisiko bagi Market Kripto
Sebagai pengingat, stablecoin seperti yang diterbitkan Tether adalah jangkar bagi market kripto. Premis dari stablecoin di dunia kripto adalah, penerbit stablecoin akan selalu dapat menukar setiap 1 stablecoin senilai US$1 secara stabil.
Mayoritas aset yang tercantum dalam laporan Tether adalah surat utang negara dan instrumen aman lainnya yang mudah dikonversi ke dolar AS (USD).
WSJ menilai bahwa ‘pinjaman Tether’ mewakili potensi risiko bagi dunia kripto. Sebab, sebuah pinjaman berbeda dengan ‘surat utang negara’ atau ‘instrumen lainnya yang lebih likuid’.
Pihak WSJ membangun narasi bahwa Tether tidak dapat memastikan bahwa (1) pemberian pinjaman ke pihak lain akan dibayar kembali; (2) apakah pinjaman itu dapat dijual kepada pihak lain dalam keadaan darurat; atau apakah jaminan atas pinjaman itu memadai.
- Baca Juga: Bluechip Terbitkan Daftar Rating Kredit Stablecoin Terbaru, Tether (USDT) Dapat Label ‘D’
Mempertanyakan Bisnis Pinjaman Tether
Dimulainya kembali bisnis pinjaman Tether merupakan pergeseran dari pernyataan pada bulan Desember 2022. Saat itu, Tether mengatakan bahwa mereka akan mengurangi pinjaman terjamin menjadi nol pada tahun 2023.
Namun, dalam pernyataan terkini, juru bicara Tether, Alex Welch, mengatakan, “Selama kuartal II/2023, kami menerima beberapa permintaan pinjaman jangka pendek dari klien yang telah menjalin hubungan jangka panjang dengan kami, dan kami membuat keputusan untuk mengakomodasi permintaan itu,”
Dia mengatakan bahwa bisnis pinjaman Tether akan dihapus pada tahun 2024.
Juru bicara Tether menyebut tujuan perusahaannya adalah untuk (1) mencegah penipisan likuiditas nasabah Tether secara signifikan; atau (2) kebutuhan untuk menjual jaminan nasabah tersebut dengan harga yang mungkin tidak menguntungkan sehingga dapat mengakibatkan kerugian.
Namun, juru bicara Tether menolak menjelaskan mengapa pelanggan mereka mungkin perlu menjual jaminannya dengan harga yang tidak menguntungkan.
Selain itu, juru bicara tersebut juga menolak menerangkan apakah Tether memberikan pinjaman baru pada tahun ini untuk membantu pelanggan mereka menghindari gagal bayar atas pinjaman yang ada.
Gambaran yang Tidak Lengkap Terus Membayangi Tether
WSJ menyebut Tether tidak mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit atau neraca keuangan yang lengkap. Sehingga, hal itu justru memberikan gambaran yang tidak lengkap kepada pihak luar tentang kesehatan keuangan Tether.
Pada akhir September 2022, Tether memiliki modal yang dinilai kecil sekitar US$250 juta atau 0,4% dari total asetnya. Saat itu, pinjaman Tether ke pihak lain berjumlah US$6,1 miliar atau 9% dari total asetnya.
Adapun harga USDT telah turun di bahwa patokan US$1 sebanyak 2 kali pada tahun 2022. Hal ini dinilai sebagai tanda bahwa investor khawatir tentang apakah Tether akan memiliki cukup aset likuid untuk membayar penebusan USDT ke USD.
Sejak tahun lalu, Tether per kuartal II/2023 telah melaporkan peningkatan bantalan modalnya menjadi US$3,3 miliar atau 3,8% dari total asetnya.
Saat ini, USDT menjadi stablecoin dengan market cap atau kapitalisasi pasar terbesar di dunia kripto, mencapai sekitar US$83 miliar.
Dalam rumor yang tidak bisa dipastikan kebenarannya, konon USDT hanya bisa ditebus dengan mengonversinya ke stablecoin USD Coin (USDC) yang diterbitkan Circle. Hal tersebut membuat ada yang menduga bahwa itulah alasan mengapa market cap USDC tidak kunjung meningkat setelah krisis bank regional yang menyeret Circle pada bulan Maret 2023.
Selain itu, juga ada tafsiran lain terkait Tether yang menjadi pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia.
Akun Twitter (saat ini bernama X) @napgener menduga-duga bahwa, “Tether sangat siap menjual Bitcoin yang mereka miliki untuk mempertahankan setiap serangan [negatif atau FUD yang bermakna Ketakutan, Ketidakpastian, dan Keraguan] terhadap depeg USDT. Begitulah cara saya membaca situasi.”
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.