Federal Reserve (The Fed), selaku bank sentral Amerika Serikat, mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Menyusul pengumuman tersebut, harga Bitcoin (BTC) terpantau anjlok.
Setelah menaikkan suku bunga sebanyak 75 bps selama 4 kali berturut-turut, The Fed pun akhirnya memperlambat kebijakan moneternya di penghujung 2022 ini. Pada pertemuan FOMC hari Rabu (14/12) waktu setempat, The Fed memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan menjadi 4,5% atau sebanyak 50 bps.
Di bulan Januari 2022, tingkat suku bunga The Fed berada di level 0%. Akan tetapi, saat akhir tahun, angkanya sudah melesat jauh, bahkan menjadi yang tertinggi dari sejak 2007.
Kendati demikian, pasar memang sudah memperkirakan bahwa kenaikannya bakal berjumlah 50 bps. Prediksi tersebut muncul setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) November yang rupanya lebih rendah dari proyeksi. Sebelumnya, diestimasikan bahwa CPI November akan sebesar 7,3%. Namun, pada hari Selasa (13/12) waktu setempat, CPI November diumumkan berada di level 7,1%.
- Baca juga: Tingkat Inflasi Amerika Serikat Turun, Bitcoin dan Ethereum Cetak Level Tertinggi Bulan Ini
Buy the Rumor, Sell the News?
Menjelang kenaikan suku bunga kali ini, pasar kripto dan saham menjumpai adanya lonjakan yang signifikan. Namun, setelah pengumumannya rilis, pasar langsung berbalik arah.
Indeks S&P 500 terpantau anjlok 1,5%. Sementara itu, Nasdaq melemah 1,8%. Tak ketinggalan, pasar kripto turut mengalami dampak negatif. Dua aset kripto teratas, yakni Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), masing-masing melemah hampir 3,5% dan 3%. Komunitas trading BeInCrypto meyakini bahwa peserta pasar melakukan aksi buy the rumor and sell the news dalam momentum kenaikan suku bunga ini.
US$18 Juta Terlikuidasi dalam 1 Jam
Berdasarkan data dari Coinglass, ada perdagangan bernilai lebih dari US$18 juta yang terlikuidasi dari bursa kripto dalam 1 jam setelah pengumuman kenaikan suku bunga sebesar 50 bps.
Para trader kripto yang “bertaruh” bahwa pasar bakal mengalami momentum bullish menjadi korban likuidasi terbesar. Dari seluruh transaksi perdagangan yang terlikuidasi, 86,26% di antaranya adalah posisi long. Persentase tersebut setara dengan US$15,95 juta.
- Baca juga: PBB Peringatkan Bahaya Resesi Global, Amerika Serikat Akan Kebut Rancangan Regulasi Kripto
Akankah Kenaikan Suku Bunga Memperparah Resesi di 2023?
Pidato dari Jerome Powell, Ketua The Fed, mengindikasikan bahwa bank sentral Amerika Serikat kemungkinan bakal melanjutkan kenaikan suku bunga di tahun 2023. Powell menyatakan, “Pengalaman secara historis memperingatkan dengan tegas terhadap pelonggaran kebijakan sebelum waktunya. Saya tidak akan menjumpai [The Fed] mempertimbangkan pemangkasan suku bunga sampai komite [FOMC] yakin bahwa inflasi bergerak turun ke 2% secara berkelanjutan.”
Komunitas kripto nampaknya kecewa terhadap pernyataan tersebut. Mereka meyakini bahwa The Fed ingin membuat perekonomian AS berada di tahap resesi dengan tingkat pengangguran tinggi. Namun, di sisi lain, ada pula yang mendukung kenaikan suku bunga. Kelompok pendukung ini melihat kenaikan suku bunga adalah solusi satu-satunya.
Sebelumnya, di bulan ini, Elon Musk sempat memprediksikan bahwa resesi akan semakin parah, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga.
Bagaimana pendapat Anda tentang kenaikan suku bunga sebanyak 50 bps kali ini, serta dampaknya terhadap harga Bitcoin dan aset kripto lainnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.