Tim Draper adalah salah satu pendukung Bitcoin. Dia bersikeras bahwa harga Bitcoin (BTC) akan melambung menjadi US$250.000 atau naik lebih dari 10 kali lipat pada tahun 2023 atau dalam 18 bulan ke depan.
Pria 64 tahun ini dikenal lewat deretan investasi teknologinya termasuk di Baidu, Hotmail, Skype, Tesla, SpaceX, Twitter, Coinbase, Robinhood, hingga Twitch. Pernyataan yang keluar dari sang venture capitalist terkait prediksi optimis harga Bitcoin ini muncul selama wawancara dengan Forbes pada Januari 2022. Pada saat itu, harga Bitcoin berada di sekitar level US$41.000.
“Ini [2022] adalah tahun hal itu akan terjadi. Pada akhir tahun ini atau awal tahun depan [2023],” jelas Tim Draper. Namun, dengan harga Bitcoin yang saat ini masih berjuang di level US$21.000, prediksi optimis dari Tim Draper masih jauh dari kata tepat sasaran.
Forbes mencatat bahwa Tim Draper masuk dalam salah satu 4 tokoh kripto yang tidak lagi menjadi miliarder akibat dari crypto crash baru-baru ini. Meski begitu, dia tetap tidak mundur. Saat dihubungi Forbes baru-baru ini, dia bahkan mengulangi targetnya optimisnya, “Saya lebih yakin dari sebelumnya bahwa itu [harga Bitcoin di level US$250.000] terjadi pada akhir 2022 atau awal 2023.”
CEO Binance Tidak Meremehkan Prediksi Bitcoin dari Tim Draper
Di tengah market kripto yang masih diliputi ketidakpastian, Changpeng ‘CZ’ Zhao turut menanggapi prediksi optimis Tim Draper terkait harga Bitcoin. Sang founder & CEO Binance itu tidak meremehkan pandangan tersebut.
“Tim Draper yang legendaris membeli banyak Bitcoin dengan harga sekitar US$650, dan mereka masih mengatakan ‘easy come, easy go’ kepadanya ketika harga Bitcoin sekarang sekitar US$21.000. Sebenarnya, Bitcoin milik Tim Draper sempat turun menjadi US$200 pada suatu titik. Orang-orang menertawakannya saat itu. [Kini] siapa yang tertawa sekarang,” tulis CZ di Twitter pada hari Minggu (26/6).
Memang benar, Tim Draper pada 2014 memenangkan lelang 29.656 BTC dan 2.000 BTC yang diselenggarakan US Marshals Service (USMS). BTC ini merupakan sitaan dari lembaga penegak hukum federal Amerika Serikat (AS) terkait penangkapan Ross Ulbricht pada 2013.
Ross Ulbricht ditangkap karena mengoperasikan situs web Silk Road dari 2011 hingga penangkapannya pada 2013. Adapun situs web ini menggunakan dark web untuk anonimitas dan Bitcoin sebagai mata uang dengan tujuan memfasilitasi penjualan narkoba dan penjualan ilegal lainnya. Pada November 2020, Departemen Kehakiman AS (DOJ) menyebutkan ada 69.370 BTC terkait kasus ini.
Sehubungan keberhasilannya mendapatkan 29.656 BTC pada 2014, Tim Draper mengatakan bahwa dia membayar US$18,4 juta dengan hitungan harga per BTC adalah US$623.
4 dari 11 Tokoh Kripto Kehilangan Status Miliarder
Sejak awal Maret 2022, Forbes mencatat ada 11 orang yang telah kehilangan uang paling banyak dalam kripto. Kurang lebih, senilai US$61 miliar telah lenyap dalam 3 bulan terakhir.
Bahkan, ada 4 dari 11 orang yang harus kehilangan status miliarder bila dibandingkan antara nilai kekayaan bersih mereka pada 11 Maret 2022 dan 22 Juni 2022. Orang-orang yang berada dalam daftar ini termasuk: Tim Draper dari US$1,2 miliar menjadi US$647 juta (turun 46%); hingga Michael Saylor dari US$1,6 miliar menjadi US$711 juta (turun 56%).
Meski turut mengalami pukulan telak, terdapat 7 dari 11 yang masih mempertahankan status miliarder. Mereka di antaranya termasuk: CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, dari US$65 miliar menjadi US$18,7 miliar (turun 71%); CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), dari US$24 miliar menjadi US$20 miliar (turun 17%); hingga CEO Coinbase, Brian Armstrong, dari US$6,6 miliar menjadi US$2,2 miliar (turun 67%).
Dalam wawancara dengan CNN pada pekan lalu, Michael Saylor yang merupakan co-founder & CEO MicroStrategy mengatakan bahwa, “Bitcoin akan bertahan lebih lama dari kita semua. Aku cukup yakin akan hal itu.”
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.