Laporan inflasi terbaru dari Amerika Serikat rupanya lebih rendah dari ekspektasi pasar. Kabar ini mendapat sambutan positif dari para investor.
Berdasarkan laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, Indeks Harga Konsumen, atau Consumer Price Index (CPI), meningkat 0,1% pada bulan November. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan para ekonom, yakni sebesar 0,3%. Selain itu, CPI bulan November juga mencatatkan peningkatan 0,4% dari bulan Oktober. Bila kita ukur dalam rentang waktu year-on-year (YoY), CPI November sudah naik 7,1% dan lebih rendah dari prediksi sebelumnya di 7,3%.
Reaksi Pasar terhadap Angka CPI November
Kondisi ini mendapat sambutan meriah dari pasar. Pasalnya, kondisi seperti demikian dapat berarti bahwa inflasi berpotensi melemahkan cengkeramannya terhadap perekonomian.
Setelah laporan CPI November tersebut rilis, yield Treasury Bond 10 Tahun AS turun di bawah 3,5%. Sementara itu, pasar berjangka (futures) saham AS melesat. Futures yang terkait dengan S&P 500 melonjak 2,8%. Lalu, futures yang terkait dengan Dow Jones dan Nasdaq-100 masing-masing menguat 2,2% dan 3,8%. Kenaikan tersebut juga menunjukkan lonjakan bagi saham di sektor teknologi secara keseluruhan.
Karena data inflasi mencerminkan pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat yang melemah, nilai sejumlah mata uang asing terhadap dolar AS (USD) pun turut menguat. Misalnya, pound sterling Inggris dan euro yang mencapai level tertingginya terhadap USD selama 6 bulan terakhir. Sejam setelah data inflasi ini rilis, EUR/USD terpantau naik 1,2% menjadi 1.0663, sedangkan GBP/USD menguat 1,2% menjadi 1,2432.
Pasar saham Eropa juga tak mau ketinggalan. STOXX 600 terpantau melonjak 1,6%, karena semua sektor dan bursa naik.
Tentu saja, pasar kripto pun memberikan reaksi positif terhadap angka CPI November. Selang 30 menit setelah data inflasi Amerika Serikat rilis, Bitcoin (BTC) naik 2,75% dan Ethereum (ETH) melompat 3,76%. Total kapitalisasi pasar kripto ikut meningkat pula, yakni menjadi lebih dari US$900 miliar atau naik 3,5%.
Menanti Keputusan The Fed
Melemahnya tingkat inflasi merupakan indikator perekonomian yang menerima sambutan baik dari banyak pihak, mengingat tahun lalu merupakan salah satu periode tersulit dari sisi ekonomi. Inflasi yang merajalela tidak hanya menaikkan harga sebagian besar barang dan jasa pokok, tetapi langkah untuk mengatasinya juga tidaklah mudah.
Sebagai upaya untuk menjinakkan inflasi, Federal Reserve (The Fed), selaku bank sentral Amerika Serikat, mulai mengejar pengetatan kebijakan moneter dengan agresif. Selama 3 pertemuan terakhir, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis poin (bps) secara berturut-turut. Kini, dengan angka inflasi yang dilaporkan lebih rendah dari perkiraan, banyak pihak yang merasa percaya diri bahwa otoritas moneter Negeri Paman Sam itu akan menjadi lebih lunak ke depannya.
Selama sesi akhirnya di tahun ini, para ekonom memperkirakan bahwa The Fed bakal meningkatkan suku bunga sebanyak 0,5% saja. Keputusan serupa rencananya akan dilakukan oleh Bank of England (BoE), European Central Bank (ECB), dan Swiss National Bank dalam minggu ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.