IDM Token, produk aset digital asal Indonesia, baru saja melebarkan sayap bisnisnya dengan meluncurkan tokennya ke jaringan AVAX C Chain. Perusahaan melakukan private sale pada akhir pekan lalu dan sebanyak 1.000 token AVAX ludes terjual dalam kurun waktu 1 menit.
Sebelumnya, IDM Token sudah mengadopsi terhadap jaringan kontrak pintar milik Binance, Binance Smart Chain (BSC). Namun, bukannya terus memperkuat fondasinya di Binance, Indonesia Digital Cooperatives, pemilik token IDM malah masuk dan merambah jaringan kontrak pintar di blockchain yang berbeda.
Usut punya usut, hal tersebut ternyata sengaja dilakukan sebagai salah satu starategi perusahaan. CEO Indonesia Digital Cooperatives (IDM Co-op), M Chairul Basyar mengatakan nantinya kontrak pintar yang ada di BSC dan kontrak pintar di AVAX akan merged. Tujuannya adalah untuk menciptakan anti-dumping price. Hal itu perlu untuk menjaga harga pasar dan juga menciptakan hype baru.
“Dibuat dua smart contract yang berbeda. Smart contract yang ada di AVAX bertujuan untuk menjaga harga pasar. Kami mengadopsi teknologi multichain,” katanya dalam keterangan resmi.
Pembelian token IDM di AVAX dilakukan lewat platform decentralized exchange Trader Joe, lewat dompet Metamask, SafePal, dan Trust Wallet.
IDM Bakar Token Hingga 90%
Langkah lain yang juga akan dilakukan guna menciptakan kestabilan harga adalah dengan mekanisme token burning. Nantinya, IDM Token bakal di bakar hingga 90%.
Aksi tersebut dikatakan Chairul Basyar merupakan langkah baru di Indonesia maupun dunia. Dalam tokenomics perusahaan, disebutkan bahwa token IDM memiliki total pasokan sebanyak 1.000.000.000 token.
Rencananya, sampai dengan akhir tahun ini, IDM akan membakar token hingga 10% dari total pasokan atau sekitar 100.000.000. Mekanisme yang akan dilakukan adalah dengan pembelian kembali alias buyback lewat pendapatan yang dihasilkan oleh proyek IDM.
Langkah perusahaan dengan meluncur di AVAX sesuai dengan rencana besar IDM. Ada beberapa proyek yang akan digarap dan dikembangkan. Mulai dari membangun, super apps, serta Crypto Park yang berisi layanan edukasi tentang aset kripto.
Kemudian, ada juga IDM Foundation yang mengusung konsep social blockchain, IDM Launchpad, IDM NFT Marketplace, Rumah Produksi IDM, gim play-to-earn yang bertemakan permainan asli Indonesia dan juga dompet kripto.
Jaringan AVAX C Chain sendiri dikenal sebagai jaringan yang ramah terhadap pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang dikembangkan di jaringan Ethereum.
Selain itu, AVAX juga memilki waktu yang jauh lebih singkat dibanding kompetitor seperti Bitcoin, Ethereum atau Polkadot soal finalisasi transaksi. Bitcoin menghabiskan waktu selama 60 menit, Ethereum 6 menit dan Polkadot 60 detik. Sedangkan, AVAX mengklaim hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 detik.
Untuk urusan kecepatan transaksi, jaringan AVAX juga jauh meninggalkan kompetitor lainnya. Bitcoin memiliki kecepatan transaksi 7 transaksi per detik, Ethereum dengan 14 transaksi per detik, dan Polkadot berkapasitas 1.500 transaksi per detik. Sementara itu, AVAX mengklaim kecepatan transaksinya adalah infinity (with subnet) alias tak terbatas.
TVL AVAX
Berdasarkan data Defi Llama, total value locked (TVL) AVAX per 9 Mei kemarin mencapai US$7,85 miliar. Sementara jaringan lainnya, Ethereum US$93,94 miliar dan Terra (LUNA) US$15,65 miliar.
Sedangkan, platform DeFi terbesar di jaringan AVAX adalah, AAVE V3 dengan TVL sebesar US$1,17 miliar, Curve US$843,75 juta, Platypus Finance US$715,61 juta, Benqi US$706,92 juta dan Trader Joe sebesar US$687,07 juta.
Semakin tinggi TVL, artinya semakin banyak total token yang tersimpan di jaringan penyedia kontrak pintar tersebut.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
