Grayscale membeberkan dalam sebuah indeks bahwa altcoin menyuguhkan return alias imbal hasil terbaik pada kuartal ketiga tahun 2025. Kinerja lemah Bitcoin menjadi karakteristik paling mencolok kuartal ini, sementara BNB Chain, Prometeus, dan Avalanche memimpin peringkat top performer berbasis risiko.
Indeks ini umumnya didominasi oleh token-token yang digunakan untuk aplikasi keuangan dan platform smart contract. Narasi tematik berpusat pada adopsi stablecoin, volume exchange, dan Digital Asset Treasury (DAT) yang secara luar biasa mendongkrak kinerja unggul ini.
Kinerja Altcoin Unggul di Q3 2025
SponsoredKuartal ketiga tahun 2025 terbukti menjadi periode kekuatan menyeluruh di pasar aset digital. Menurut indeks yang dikembangkan oleh Grayscale Research, beberapa top gainer yang berbeda berhasil menghasilkan imbal hasil harga tertinggi dengan volatilitas yang disesuaikan.
Dalam daftar top 20 token dengan performa terbaik, BNB Chain menyabet posisi teratas, memberikan imbal hasil paling menguntungkan dengan stabilitas relatif dibandingkan token-token yang keuntungannya tertutupi oleh risiko berlebihan.
Adapun Prometeus, Avalanche, Cronos, Beldex, dan Ethereum menyusul di belakangnya.
Grayscale mengategorikan pasar aset digital menjadi 6 segmen berdasarkan fungsi inti serta use case protokol: Currencies, Smart Contract Platforms, Financials, Consumer and Culture, Utilities and Services, dan Artificial Intelligence.
Tujuh token dengan performa terbaik berasal dari segmen Financials, sementara lima lainnya dari Smart Contract Platforms. Hasil ini secara efektif menguantifikasi pergeseran dari kategori Currencies. Yang paling mencolok, Bitcoin tidak masuk daftar.
Mengapa Bitcoin Tertinggal?
SponsoredData paling mencolok dari riset Grayscale bukan soal siapa yang masuk daftar, melainkan siapa yang secara jelas absen: Bitcoin.
Sementara keenam sektor menghasilkan imbal hasil positif, Currencies nampak tertinggal, mencerminkan kenaikan harga Bitcoin yang relatif sederhana dibandingkan dengan segmen lain. Ketika mengukur kinerja berdasarkan risiko, Bitcoin tidak menawarkan profil yang meyakinkan.
Aset-aset yang melantai ke dalam daftar terdorong oleh narasi tematik terkait dengan utilitas baru dan kejelasan regulasi. Narasi-narasi ini secara spesifik berpusat pada adopsi stablecoin, volume exchange, dan DAT.
Menurut Grayscale Research, volume yang naik di centralized exchange (CEX) menguntungkan jajaran token seperti BNB dan CRO. Sementara itu, ledakan DAT dan adopsi stablecoin yang meluas turut mendorong permintaan untuk platform seperti Ethereum, Solana, dan Avalanche.
Kategori decentralized finance (DeFi) spesifik juga menunjukkan ketangguhan. Sebagai contoh, decentralized perpetual futures exchange seperti Hyperliquid dan Drift, yang berkontribusi pada kekuatan sektor Financials.
Sementara itu, Bitcoin kurang terekspos pada katalis spesifik ini sebab perannya sebagai uang elektronik peer-to-peer dan aset penyimpan nilai. Minimnya eksposur ini memungkinkan altcoin yang terikat pada platform fungsional serta layanan keuangan untuk melonjak dalam kinerja yang disesuaikan risiko.
Bagaimana pendapat Anda tentang top 20 altcoin dengan raihan imbal hasil tertinggi Q3 2025 di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!