Lesunya pergerakan aset kripto global rupanya ikut menyengat aktivitas perdagangan kripto di Indonesia. Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai transaksi kripto di tanah air pada Februari 2025 kemarin mengalami penurunan menjadi Rp32,78 triliun. Padahal di Januari, angkanya masih mencapai angka Rp44,07 triliun.
Bahkan jika dibandingkan dengan nilai perdagangan kripto di Februari 2024 yang mencapai Rp33,69 triliun, perolehan aktivitas di bulan kedua tahun ini tetap mencatatkan penurunan. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi saat Konferensi Pers RDKB OJK Maret 2025 menjelaskan, meski demikian, jumlah konsumen kripto terus mengalami peningkatan.
Hal itu menunjukkan bahwa minat terhadap kelas aset baru tersebut tidak surut. Pada Januari 2025, jumlah konsumen aset kripto berada di angka 12,92 juta. Sementara di Februari angkanya bertambah menjadi 13,31 juta.
“Sampai dengan Maret 2025, terdapat 1.396 aset kripto yang bisa diperdagangkan dengan 22 penyelenggara perdagangan. Termasuk 1 Bursa kripto, 1 lembaga kliring, 1 lembaga kustodian dan 19 Perusahaan Aset Kripto (PAK),” jelas Hasan.
Hasan menjelaskan secara kumulatif, nilai transaksi perdagangan kripto Indonesia sejak Januari hingga Februari 2025 mencapai Rp76,85 triliun. Menunjukkan kenaikan positif ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp55,26 triliun.
Bertepatan Dengan Bermulanya Kebijakan Tarif Trump?
Menariknya, lemahnya nilai transaksi perdagangan kripto di Indonesia berbarengan dengan bermulanya kebijakan tarif dagang yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Karena sepanjang Februari kemarin, kapitalisasi pasar aset kripto juga mengalami kemerosotan yang signifikan. Dari US$3,65 triliun di awal Februari menjadi US$2,91 triliun di akhir Februari 2025 kemarin.

Pada periode tersebut juga, Trump sudah mulai mengumumkan tarif dagang terhadap Kanada, Meksiko dan Cina. Meskipun akhirnya orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu menunda penerapan tarif terhadap Kanada dan Meksiko beberapa hari setelahnya, namun sepertinya pasar mulai menaruh fokusnya tersendiri pada pergerakan kripto.
Hal itu tecermin juga dari pergerakan aset kripto nomor wahid, Bitcoin (BTC) yang mencatatkan penurunan dari US$105.071 di awal bulan kedua tahun ini menjadi US$78.940.
Bagaimana pendapat Anda tentang nilai transaksi kripto Indonesia di Februari 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
