Kerajaan Bhutan terekam baru saja mentransfer Bitcoin senilai US$65,66 juta (Rp1,02 triliun) ke akun Binance, merujuk data on-chain. Langkah ini mengisyaratkan niat untuk menjual sebagian aset, meskipun Bhutan tetap menjalankan operasi mining yang dikelola oleh pemerintah.
Bhutan menjadi salah satu dari beberapa pemerintah yang menjual kepemilikan Bitcoin tahun ini. Yang menarik, pemerintah ini menjadi yang pertama memilih Binance sebagai platform transaksinya.
Aksi Jual Bitcoin oleh Bhutan
Perusahaan analitik blockchain Arkham Intelligence melaporkan, Bhutan mungkin berencana menjual Bitcoin senilai US$65,66 juta. Mengacu data on-chain, pemerintah Bhutan telah mentransfer aset tersebut ke Binance hari ini (30/10). Aksi transfer ini menjadi langkah pertamanya dalam mentransfer aset ke crypto exchange sejak Juli.
Arkham dikenal akan pemantauan ketat terhadap wallet pemerintah untuk mendeteksi potensi aksi jual aset. Sebagai contoh, kepekaan mereka akan akun pemerintah AS memungkinkan mereka untuk jadi yang pertama kali melaporkan peretasan bernilai US$20 juta pekan ini. Perusahaan ini juga mengungkapkan sebagian besar cadangan Bitcoin Bhutan berasal dari operasi mining mandiri yang dimonitor oleh mereka.
“Pemerintah Kerajaan Bhutan menjalankan operasi Bitcoin mining besar lewat perusahaan investasi nasional, Druk Holdings and Investments. Pada paruh kedua tahun 2023, tambang Bitcoin Bhutan menghasilkan sekitar 780 BTC per bulan (sekitar 26 BTC/hari). Data geografis yang digabungkan dengan data on-chain menguak bahwa tambang Bitcoin Bhutan masih aktif,” jelas Arkham.
Yang menarik, pemerintah Bhutan ternyata sudah sejak lama mengelola investasi kripto berskala besar. Druk Holdings and Investments, misalnya, secara diam-diam telah mengakumulasi jutaan dolar dalam bentuk Bitcoin dan aset lainnya sejak awal tahun 2023. Perusahaan ini menyimpan rapat-rapat strategi besar mereka. Hingga akhirnya, cadangan kripto dan operasi mining kerajaan ini terungkap dan menjadi perhatian luas tahun ini.
Aksi Jual Bitcoin oleh Pemerintah di 2024
Tak dimungkiri, Binance menjadi pilihan yang tak lazim untuk penjualan aset besar oleh pemerintah. Amerika Serikat dan Jerman, yang juga melancarkan aksi jual multimiliaran Bitcoin tahun ini, lebih sering memilih platform lain seperti Coinbase dan Kraken. Masalah hukum yang menimpa Binance di AS dan juga Jerman kemungkinan menjadi alasan di balik keputusan ini. Menariknya, Bhutan tidak masalah dengan isu hukum perusahaan tersebut.
Pada akhirnya, aksi jual oleh Bhutan kali ini diramal tidak akan berdampak besar pada harga global Bitcoin. Berbeda dengan Jerman yang menciptakan tekanan jual besar pada Juni dengan menjual Bitcoin senilai US$425 juta. Selain melepas jumlah yang jauh lebih besar, Jerman memang bertujuan untuk sepenuhnya melepas seluruh aset kriptonya.
Sementara, Bhutan masih terus menjalankan operasi Bitcoin mining setiap harinya. Saat ini, pemerintah Bhutan tercatat memegang Bitcoin senilai lebih dari US$900 juta dan Ethereum bernilai lebih dari satu juta dolar. Hingga saat ini, tidak ada indikasi bahwa Bhutan berniat mengakhiri program kriptonya secara menyeluruh.
Bagaimana pendapat Anda tentang potensi aksi jual oleh pemerintah Bhutan Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
