Di tengah getirnya kondisi perdagangan kripto dunia, salah satu industri turunannya, yakni metaverse, justru makin bersinar. Banyak investor strategis yang akhirnya membenamkan dana untuk bisa membiayai proyek metaverse perusahaan rintisan. Beberapa diantaranya adalah Amazon Alex Fund dan Qualcomm yang dikabarkan berpartisipasi dalam putaran pendanaan senilai US$11,2 juta ke dalam aplikasi untuk meditasi di metaverse bernama Tripp.
Selain itu, Bitkraft Ventures, HTC, Niantic dan juga Mayfield dilaporkan turut ikut serta dalam pendanaan tersebut. Tripp sendiri merupakan aplikasi yang menawarkan layanan meditasi untuk kesehatan mental.
Masuknya perusahaan ke metaverse akan menambah warna tersendiri bagi kelangsungan dunia realitas virtual. Terlebih lagi, saat ini tidak sedikit orang yang mengalami masalah kesehatan mental, terutama sejak pandemi melanda.
Pada tahun pertama pandemi Covid-19 berlangsung, data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan tingkat prevalensi global untuk kecemasan dan juga depresi meningkat 25%. Bahkan, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanim Ghebreyesus, mengatakan bahwa data yang saat ini dimiliki hanya bersifat “puncak gunung es”. Artinya, prevalensi untuk kesehatan mental bisa jauh lebih tinggi lagi dari yang tersaji.
Kuat dugaan, karena hal itu pulalah beberapa investor kakap rela membenamkan dananya di Tripp. Rencananya, injeksi modal tersebut akan digunakan untuk memperbesar bisnis perusahaan seiring dengan meningkatnya permintaan global.
Adapun teknologi yang diusung oleh Tripp untuk proyek metaverse mereka adalah experiment reality (XR). XR sendiri merupakan gabungan antara virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mixed reality.
Pada tahun ini, potensi bisnis XR diproyeksikan mampu mencapai US$209 miliar. Dengan XR, setiap orang dapat berinteraksi secara jarak jauh namun seakan berada di tempat yang sama.
Selain itu, Tripp juga memfasilitas penggunanya untuk bisa mengakses layanan melalui ponsel pintar.
Tripp Masuk ke Bisnis Dunia Virtual Lewat Akuisisi Eden
Tripp akan memasuki ranah metaverse lewat perusahaan yang baru saja mereka akuisisi, yakni Eden. Modal yang baru saja didapatkan juga digunakan untuk mendanai proyek tersebut.
Founder Tripp, Nanea Reeves, mengatakan Eden sendiri merupakan platform cross-service world-building, yang mana nantinya para pengguna bisa menjelajah berbagai karya seni dan juga suara dengan pengguna dari seluruh dunia.
“Akuisisi Eden didanai oleh pendanaan Seri A senilai US$11,2 juta yang dipimpin oleh perusahaan investasi yang memiliki fokus pada industri gim, Bitkraft,” katanya.
Semangat yang diemban oleh Nanea cukup menarik. Ia mengaku tak ingin metaverse hanya menjadi pusat perbelanjaan untuk konsumen virtual.
Metaverse Sarat Dengan Dunia Belanja
Memang, jika dilihat lebih dalam, dunia metaverse yang saat ini tengah dibangun banyak diminati oleh merek-merek papan atas dunia. Mulai dari perusahaan properti, gaming, fesyen, hingga otomotif. Mereka terjun ke metaverse dengan menghadirkan berbagai fitur, seperti aplikasi game, belanja online, content creation, media sosial, konferensi, virtual show, dan lain sebagainya. Sektor yang menyumbang pendapatan terbesar terhadap metaverse adalah media sosial.
Sepanjang 2021 lalu, setidaknya nilai pasar metaverse mencapai US$63,08 miliar. Bahkan, menurut laporan dari Grand View Research, valuasi metaverse di tahun 2030 diprediksi bisa menyentuh US$678,8 miliar atau sekitar Rp9,7 kuadriliun.
Prediksi tersebut mungkin saja menjadi nyata. Pasalnya, di dalam metaverse, proses interaksi dan komunikasi menjadi lebih hidup. Semua berkat adanya realitas virtual 3-dimensi dan juga teknologi canggih lainnya.
Selain itu, untuk soal adopsi teknologi metaverse, diproyeksikan bisa lebih cepat terjadi pada industri gim. Banyaknya konsep gim yang menawarkan play to earn, menjadi salah satu alasannya. Roblox misalnya, di kuartal 2 tahun ini penjualan mata uang virtualnya melesat 161% menjadi US$652,3 juta.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.