Pasar kripto bisa menghadapi minggu penting saat dua peristiwa ekonomi makro besar bertemu — potensi kesepakatan dagang AS-India dan terobosan dalam negosiasi penutupan pemerintahan AS.
Bersama-sama, peristiwa ini dapat memicu perubahan likuiditas dan sentimen yang cukup kuat untuk mengangkat harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
SponsoredKesepakatan Dagang Hampir Selesai
Pada hari Senin, Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat “sangat dekat” untuk mencapai kesepakatan dagang dengan India. Kesepakatan ini disebutkan meliputi pengurangan tarif pada ekspor India dan komitmen India untuk mengurangi impor minyak dari Rusia, menurut laporan terbaru Reuters dan NDTV.
Kesepakatan ini, meskipun belum dikonfirmasi, akan mengurangi tarif dari sekitar 50% menjadi sekitar 15–16%, yang menguntungkan kedua belah pihak.
Bagi Washington, ini akan memperkuat stabilitas dagang di Asia, sementara bagi India, bisa mendukung pertumbuhan ekspor menjelang siklus pemilu 2026.
Pasar memperhatikan dengan seksama untuk mendapatkan konfirmasi resmi, karena kesepakatan ini bisa meredakan ketidakpastian perdagangan global dan memperkuat mata uang pasar berkembang — keduanya dilihat sebagai sinyal positif bagi aset berisiko seperti Bitcoin.
Sponsored SponsoredResolusi Penutupan US Semakin Dekat
Sementara itu, Senat AS telah meloloskan rancangan undang-undang pendanaan bipartisan yang dapat membuka kembali pemerintahan pada pertengahan hingga akhir November.
Usulan ini mendanai operasi hingga Januari 2026 dan mencakup pembayaran kembali untuk pekerja serta komitmen untuk pemungutan suara subsidi perawatan kesehatan di masa depan.
Penutupan, yang kini memasuki minggu keenam, telah membekukan lebih dari US$850 miliar dalam Treasury General Account (TGA). Ini telah menguras sekitar 8% dari likuiditas dollar dari sistem keuangan, memperketat kondisi di pasar ekuitas dan kripto.
Setelah pemerintahan dibuka kembali, Departemen Keuangan diharapkan menghabiskan US$250–350 miliar dalam beberapa minggu. Pengeluaran tersebut akan melepaskan likuiditas kembali ke sirkulasi — uang yang sebelumnya terkunci selama penutupan.
Sponsored SponsoredMengapa Ini Penting untuk Aset Kripto
Sepanjang tahun ini, kripto telah diperdagangkan seperti barometer likuiditas. Bitcoin turun sekitar 5% sejak Juli, mencerminkan kontraksi likuiditas akibat penimbunan oleh Departemen Keuangan.
Data terbaru menunjukkan bahwa holder besar (1.000–10.000 BTC) mengumpulkan ~29,600 BTC (US$3 miliar) selama penurunan ini, memposisikan diri sebelum potensi pembalikan makro.
Jika penutupan berakhir dan kesepakatan dagang India diselesaikan minggu ini, analis memperkirakan efek kembar yang kuat:
- Reaktivasi fiskal akan menginjeksi likuiditas kembali ke pasar.
- Optimisme dagang dapat melemahkan dollar dan mendorong selera risiko.
Mantan CEO BitMEX Arthur Hayes menggambarkan ini sebagai “stealth QE” — ekspansi likuiditas melalui pengeluaran pemerintah daripada tindakan bank sentral tradisional.
Jika kedua katalis ini terwujud, Bitcoin dapat kembali mendapatkan support di atas US$110.000. Volatilitas jangka pendek mungkin tetap ada, tapi pengaturan makro semakin konstruktif:
- Dollar bisa sedikit melemah seiring stabilisasi perdagangan global.
- Yield riil dapat turun, mendukung aset alternatif seperti Bitcoin dan emas.
- Data on-chain menunjukkan holder jangka panjang menambah eksposur, bukan keluar.
Secara keseluruhan, minggu ini bisa menjadi titik balik dalam sentimen kripto yang didorong oleh makro.
Jika AS membuka kembali pengeluaran fiskal dan kesepakatan AS-India meningkatkan selera risiko, likuiditas akan kembali ke pasar global.