Belum lama ini, platform blockchain Ethereum mengalami penurunan gas fee menjadi US$2,96 per transaksi. Bahkan, jika mengacu pada Ethereum Gas Tracker, hari ini gas fee di Etherum berada di level US$1,62 atau sekitar 44 gwei. Biaya transaksi ini digadang menjadi biaya termurah dalam 10 bulan terakhir.
Gas fee berhubungan dengan biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh para penambang Ethereum untuk bisa memvalidasi transaksi. Semakin banyak orang yang menggunakan jaringan tersebut, maka semakin tinggi juga gas fee yang harus dibayarkan.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengatakan bahwa gas fee merupakan komponen penting dari Ethereum yang menjadi perhatian bagi para pengembang dan juga staker di ekosistem DeFi.
“Pada dasarnya, gas fee merupakan biaya kompensasi yang dibayarkan kepada para penambang Ethereum untuk memvalidasi transaksi di jaringan. Ketika aktivitas market Ethereum ramai karena transaksi jual beli, otomatis jaringan pun akan padat,” katanya dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, hal yang sebaliknya juga akan terjadi jika aktivitas pasar tidak terlalu ramai. Sehingga, pada akhirnya akan menarik gas fee ke level yang lebih rendah.
Rendahnya gas fee dipandang secara positif oleh Oscar. Ia beranggapan bahwa penurunan biaya transaksi mampu menarik minat para pengguna kripto, terutama bagi yang menggunakan token digital berbasis Ethereum.
Apalagi, jaringan Ethereum banyak dipakai oleh developer ataupun investor karena memiliki banyak utilitas. Selain itu, lanjut Oscar, penurunan gas fee juga berpotensi meningkatkan ekosistem blockchain yang merupakan teknologi masa depan populer.
“Belakangan ini, banyak bermunculan developer metaverse dan NFT di indonesia. Penurunan harga Ethereum ini tentu akan membangun semangat para developer dalam negeri. Selain itu, juga meningkatkan jumlah developer dan juga akan semakin banyak penggunaan ekosistem blockchain,” jelasnya.
Lebih dari 1 Juta Ether Gagal saat Transaksi
Sementara itu, berdasarkan data Blockchair, sepanjang Mei lalu lebih dari 1 juta Ether gagal ditransaksikan. Tepatnya adalah sekitar 1.239.978 ETH yang gagal saat proses transaksi. Salah satu penyebab gagalnya transaksi adalah terbatasnya dana pengirim sehingga tidak mampu membayar gas fee. Selain itu, juga ada beberapa faktor pemicu lain, seperti kesalahan kode kontrak, misalnya.
Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, juga menganggap bahwa gas fee adalah permasalahan yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, dia sudah mengajukan proposal untuk melakukan upgrade jaringan dengan Proto-danksharding atau EIP-4844. Skema baru tersebut merupakan salah satu cara untuk bisa membawa gas fee paling tidak ke level US$0,05 per transaksi.
“Perlu mendapatkan gas fee di bawah US$0,05 untuk benar-benar dapat diterima. Proto-danksharding mungkin cukup untuk membawa kita ke sana untuk sementara waktu,” katanya.
Tujuan dari upgrade jaringan dengan Proto-danksharding dimaksudkan untuk meningkatkan mekanisme sharding dari Ethereum Consensus Layer. Selain itu, Proto-Danksharding juga memungkinkan tipe transaksi baru bernama “blob-carrying transaction“, yang membawa data tambahan yang tidak diakses oleh Ethereum Virtual Machine (EVM).
Vitalik Buterin Akui Bukan Lagi Miliarder
Sejak pasar kripto bergerak liar, Vitalik Buterin pada Mei lalu sempat menulis dalam utas Twitter, mengatakan bahwa dirinya bukan lagi miliarder.
Lunturnya harga Ethereum (ETH) menjadi penyebab utama hilangnya kekayaan Buterin. Saat harga ETH sedang ada di puncak pada November lalu, yang mana per koinnya dihargai US$4.900, kekayaan Buterin ditaksir mencapai US$1,4 miliar.
Namun, nilainya menguap cepat dan per hari ini, harga ETH dibanderol di level US$1.754,52 per koin, yang membuatnya memiliki kekayaan dibawah US$1 miliar.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.