Uni Eropa telah mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk regulasi artificial intelligence alias kecerdasan buatan (AI). Regulasi tersebut nantinya akan meminta pengungkapan atas materi hak cipta oleh berbagai alat AI, seperti ChatGPT dan Midjourney.
Di tahun 2023 ini, artificial intelligence telah menjadi topik diskusi favorit, terlebih lagi dengan kehadiran chatbot yang sedang naik daun, seperti ChatGPT. Meski ada beberapa pihak yang bersemangat terhadap masa depan AI, namun ada pula pihak lainnya yang menginginkan regulasi bagi teknologi tersebut. Pasalnya, mereka menilai teknologi anyar ini memiliki potensi membahayakan.
Minta Pengungkapan Hak Cipta Penuh dari Alat Berbasis AI
Draf RUU AI dari Uni Eropa menyebutkan bahwa alat-alat berbasis artificial intelligence; seperti ChatGPT, Bard, dan Midjourney, harus sepenuhnya mengungkapkan materi berhak cipta yang mereka pakai dalam pelatihan bot. Menurut laporan Reuters, Uni Eropa telah menggodok rancangan regulasi tersebut selama dua tahun terakhir.
Selain itu, regulasi ini bakal mengklasifikasi alat AI berdasarkan level risikonya; mulai dari minimal hingga terbatas, tinggi, dan tidak dapat diterima. Walau lembaga regulator ini tidak berniat melarang penggunaan alat yang berisiko tinggi, mereka meminta pengguna agar sangat transparan terkait operasinya.
Fred Havemeyer, analis Macquarie, meyakini bahwa RUU tersebut merupakan langkah yang “bijaksana daripada melarang terlebih dahulu, dan mengajukan pertanyaan pendekatan nanti.”
Sejauh ini, anggota Uni Eropa masih belum merilis versi akhir dari RUU regulasi AI itu.
- Baca Juga: Artificial Intelligence (AI) Sudah Masuki Momentum Emas, Bagaimana Potensinya di Masa Depan?
Artificial Intelligence dan Hak Cipta
Belum lama ini, Universal Music Group (UMG), salah satu perusahaan musik terbesar, mendeklarasikan perang terhadap musik yang dihasilkan oleh artificial intelligence. Menurut laporan BeInCrypto, UMG meminta sejumlah platform streaming musik raksasa, seperti Spotify dan Apple, untuk menghapus lagu-lagu ciptaan artificial intelligence dari musik berhak cipta miliknya.
Salah satu contoh musik yang berasal dari AI adalah sebuah video YouTube bertajuk “AllttA – Savages”, unggahan 20syl. Di video itu, ada musisi yang bernyanyi rap bersama dengan Jay-Z, seorang rapper kenamaan Amerika Serikat. Namun, ternyata itu bukanlah suara asli Jay-Z, melainkan hasil dari AI.
Di sisi lain, Elon Musk, salah seorang taipan di bidang teknologi, belakangan ini tengah gencar mengeksplorasi teknologi AI. Akan tetapi, bos baru Twitter ini rupanya sudah menandatangani sebuah surat terbuka berisi permintaan penghentian sementara pengembangan AI selama 6 bulan. Musk meyakini bahwa sistem AI yang lebih hebat daripada GPT-4 milik OpenAI memiliki “risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan.”
Menariknya, beberapa minggu setelah itu, Musk dilaporkan menjajaki sejumlah investor terkait potensi investasi dalam sebuah startup AI. Business Insider melansir bahwa ia telah membeli 10.000 graphic processing unit (GPU) untuk mengerjakan large language models (LLM) AI.
Bagaimana pendapat Anda tentang usulan RUU dari Uni Eropa untuk meregulasi artificial intelligence ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.