Platform crypto exchange BitForex dikabarkan telah menghentikan seluruh operasionalnya secara sepihak. Detektif on-chain ZachXBT menyebut sebelum hal itu terjadi, dirinya telah melihat adanya arus dana keluar sebanyak US$56,5 juta dari hot wallet BitForex pada tanggal 23 Februari kemarin.
Meskipun tidak menyebutkan secara detail kondisi yang sebenarnya terjadi, menurut Zach peristiwa tersebut adalah hal mencurigakan.
Hal itu jelas menimbulkan kepanikan pengguna layanan BitForex. Pasalnya, sampai saat ini, belum ada pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh BitForex terkait temuan tersebut.
Beberapa pengguna BitForex akhirnya turun ke X (Twitter) dan mempertanyakan langkah yang dilakukan oleh perusahaan. Banyak pihak yang juga menduga bahwa BitForex mengalami penipuan. Selain itu, ada pula pengguna yang mengeluhkan sulitnya mengakses wallet mereka.
Sebelum kabar ini mencuat, Chief Executive Officer (CEO) BitForex, Jason Luo, mengumumkan mundur dari posisinya pada 31 Januari kemarin. Luo memilih untuk mengakhiri perjalanannya selama 6 tahun menjalankan BitForex tanpa alasan yang jelas.
Alhasil, ada pula pengguna lainnya yang menganggap bahwa insiden yang baru saja terjadi merupakan bentuk exit scam. Akan tetapi, ZachXBT pun belum bisa memastikan hal itu sampai mendapatkan detail informasi lebih dalam.
Sebagai informasi, BitForex memiliki hampir 18% pasokan token TRB dan 7% token OMI, yang merupakan token utilitas untuk ekosistem pasar perdagangan non-fungible token (NFT) Veve.
Bukan Kontroversi BitForex yang Pertama
Kontroversi BitForex bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, pada tahun lalu, BitForex bersama dengan beberapa entitas kripto lainnya; termasuk Bybit, Bitget, dan MEXC Global mendapatkan surat peringatan dari Badan Layanan Keuangan (FSA) Jepang lantaran beroperasi tanpa izin. FSA Jepang memerintahkan agar masing-masing entitas menghentikan penawaran aset digital pada investor di wilayahnya.
Dalam aturan terbaru di Negeri Sakura, setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan registrasi ke FSA sebelum melakukan penawaran secara resmi. Strategi itu diklaim merupakan upaya untuk memberikan perlindungan lebih baik kepada masyarakat sembari membangun ekosistem aset virtual lebih positif.
Tidak hanya itu, mundur ke tahun 2019, platform analitik blockchain Chainalysis pernah menyebutkan bahwa BitForex kemungkinan memalsukan volume perdagangan.
Dalam laporannya, Chainalysis mengatakan bahwa volume perdagangan BitForex tercatat tumbuh dengan cepat sejak peluncuran perdananya di tahun 2018. Namun, rasio volume perdagangan terhadap volume on-chain juga sangat tinggi, jika dibandingkan dengan baseline yang sudah dibuatnya. Hal itu menunjukkan adanya dugaan bahwa sejumlah besar volume perdagangan telah dipalsukan.
“Kami bisa mengatakan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa BitForex melaporkan volume perdagangannya secara berlebihan.”
Chainalysis
Mirip dengan Kasus QuadricaCX
Dugaan kasus exit scam BitForex mengingatkan akan peristiwa serupa pada QuadricaCX, crypto exchange asal Kanada yang kini tutup.
Laporan dari Komisi Sekuritas Ontario (OSC) menyebutkan bahwa insiden yang terjadi pada tahun 2019 silam itu dipicu oleh penyalahgunaan aset nasabah oleh salah satu pendiri sekaligus CEO Quadrica, Gerald Cotten.
Kematian Cotten di Januari 2019, atau satu bulan sebelum pengajuan kebangkrutan dimulai, membuat dana 76.000 klien nyangkut, yang nilainya saat itu mencapai US$275 juta.
Meskipun akhirnya bisa memulihkan dana sebesar US$46 juta ke 40% klien, Quadrica masih menyisakan US$169 juta utang yang akhirnya tidak bisa dibayarkan ke klien.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.