Dua bulan setelah Elon Musk mengkritik cara pemerintahan Trump menangani utang nasional, laporan terbaru menguak Amerika Serikat kembali menambah beban utang sebesar US$1 triliun hanya dalam 48 hari.
Pembelanjaan defisit kini menjadi pendorong makro terbesar yang justru jarang mendapat sorotan utama. Dalam konteks ini, Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), hingga ekosistem decentralized finance (DeFi) tidak lagi sekadar instrumen spekulasi — melainkan instrumen lindung nilai struktural terhadap sistem fiskal yang rapuh.
Spiral Utang: Masalah Belanja atau Suku Bunga?
SponsoredBengkaknya utang setara dengan sekitar US$21 miliar per hari. Elon Musk dan sejumlah investor lain sebelumnya telah menekankan bahwa sistem fiat saat ini terkunci dalam jalur yang tidak berkelanjutan. Walhasil, aset digital kian dipandang sebagai hedge (lindung nilai).
Musk secara khusus menyoroti dampak One Big Beautiful Bill Act, undang-undang yang disebutnya memperburuk defisit. Hasilnya terlihat jelas. Sejak 11 Agustus, utang nasional AS telah bertambah US$200 miliar, membuat totalnya nyaris menyentuh US$38 triliun.
Baru per bulan Juli saja, Washington sudah mencatat defisit US$291 miliar. Ini menjadi angka terbesar kedua sepanjang sejarah untuk bulan tersebut. Sepanjang tahun fiskal 2025, defisit telah mencapai US$1,63 triliun. Itu artinya naik 7,4% secara tahunan (year-over-year / YoY) dan berada di jalur untuk menembus US$2 triliun.
Demikian pula, belanja pemerintah kini meledak hingga 44% dari Produk Domestik Bruto (PDB), level yang hanya pernah tercatat saat Perang Dunia II dan krisis keuangan tahun 2008 silam.
Sponsored SponsoredMeski Federal Reserve (The Fed) masih menjanjikan “soft landing”, data fiskal faktanya menunjukkan realita yang lebih pahit. Pendapatan negara hanya tumbuh 2,5% per tahun, sementara belanja melesat hampir 10% dalam sebulan terakhir.
“…Ini masalah belanja, BUKAN masalah suku bunga… Ini krisis belanja,” papar analis di Kobeissi Letter.
Komentar itu menegaskan bahwa defisit tahunan tetap akan berada di level triliunan dolar bahkan jika The Fed memangkas suku bunga sekalipun.
Implikasi bagi Crypto dan Pasar Keuangan
Pasar obligasi mulai menunjukkan tanda bahaya. Investor kini menuntut imbal hasil yang lebih tinggi untuk surat utang pemerintah AS (US Treasury), dengan lelang terbaru tembus di atas 5% — level yang jarang terjadi dalam sejarah modern.
Sponsored SponsoredSeiring percepatan pembiayaan kembali atau refinancing utang pada suku bunga lebih tinggi, lubang fiskal pun kian dalam. Kondisi ini menciptakan prospek teknis yang rumit bagi pasar saham, komoditas, dan terutama crypto.
Dalam jangka pendek, imbal hasil yang lebih tinggi bisa menguras likuiditas dari aset berisiko. Namun, dalam jangka panjang, defisit yang terus-menerus justru menggerus kepercayaan pada mata uang fiat. Tren semacam ini secara historis menjadi katalis bagi Bitcoin dan aset digital dengan pasokan terbatas.
Walau Bitcoin kerap dijuluki sebagai emas digital, narasi tersebut kian solid ketika rezim fiat memperlihatkan ketidakberlanjutan fiskal.
Sponsored“Dengan jalur fiskal saat ini, kebangkrutan AS dalam jangka panjang adalah 100% pasti,” imbuh analis Kobeissi Letter.
Bagi banyak pelaku kripto, jalur utang Amerika justru memperkuat tesis bahwa aset terdesentralisasi menawarkan perlindungan terhadap salah urus fiskal negara.
Dengan total utang yang mendekati US$38 triliun serta defisit terkunci di atas US$1,5 triliun per tahun, godaan bagi pembuat kebijakan masa depan untuk menginflasi utang sangatlah besar. Risiko itu bullish bagi narasi kelangkaan Bitcoin.
- Baca Juga: Gandeng Pakar Bitcoin, Donald Trump Kaji Solusi Kripto untuk Atasi Utang AS US$35 Triliun
Altcoin pun berpotensi ikut diuntungkan secara tidak langsung, seiring institusi mulai mencari alternatif dari US Treasuries yang terhimpit imbal hasil. Stablecoin dan obligasi tokenisasi (tokenized Treasury) sudah menyerap aliran modal, namun likuiditas berlebih bisa meluber ke pasar kripto yang lebih luas.
Ke depan, arah pasar sangat bergantung pada dua hal: apakah Kongres mampu menekan belanja (yang kecil kemungkinan terjadi di tahun pemilu), dan seberapa agresif The Fed menyeimbangkan kebijakan suku bunga dengan keberlanjutan utang. Walau bagaimanapun, kedua skenario sama-sama menyimpan risiko.
Bagaimana pendapat Anda tentang membengkaknya utang AS serta efeknya ke pasar crypto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!