Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, telah mengemukakan sentimen pribadinya melawan pemberlakuan sanksi terhadap warga Rusia yang kian meluas. Buterin membagikan opininya melalui Twitter.
Baru-baru ini, ada pemberitaan yang muncul mengenai langkah Belanda menangguhkan pengajuan visa dari warga Rusia. Padahal, visa tersebut hanya untuk kunjungan singkat.
Duta Besar Belanda untuk Rusia, Gilles Beschoor Plug, mengatakan lembaga tempatnya bernaung itu membuat “keputusan sulit dan menyedihkan” untuk menghentikan layanan visa, setelah seluruh bagian visa dikeluarkan dari Federasi Rusia.
Visa Negara Barat dan Rusia
Hal tersebut mendorong Buterin untuk mengungkapkan pikirannya di Twitter.
“Tolong hati-hati [dengan keputusan menghentikan penerbitan visa]. 22 tahun lalu salah satu warga Rusia yang mendapatkan visa negara Barat adalah saya, bersama dengan keluarga saya. Ini memberikan kesempatan bagi ayah saya untuk memulai sebuah bisnis yang bagus, dan memberikan saya sebuah kesempatan untuk tumbuh tanpa pengaruh ideologi zombie,” balas Buterin terhadap cuitan dari Visegrad 24 mengenai langkah Negeri Kincir Angin tersebut.
Salah satu pengguna Twitter menanggapi cuitan Buterin. Ia menyoroti fakta bahwa banyak warga Rusia yang berada di Eropa secara aktif mengemukakan dukungannya atas retorika dari pejabat pemerintahan Rusia.
Lalu, Vitalik Buterin menanggapinya dengan menganjurkan agar orang-orang lebih berfokus untuk membantu anak-anaknya melihat dari perspektif berbeda mengenai apa yang sedang terjadi saat ini.
Vitalik Buterin dan Politik
Di awal-awal terjadinya invasi Rusia kepada Ukraina, Buterin sempat mengeluarkan pernyataan keras.
“Pengingat: Ethereum netral, tapi saya tidak,” tulisnya di Twitter pada tanggal 24 Februari lalu.
Kemudian, di awal April, gerakan amal Unchain Fund mengungkapkan bahwa mereka menerima sumbangan senilai 1.500 ETH atau sekitar US$4,3 juta dengan kurs saat penulisan.
Selain itu, Vitalik Buterin juga sempat mengkritik presiden Rusia, Vladimir Putin, beberapa kali akibat latihan militernya dalam penghasutan perang.
Sebelumnya, angkatan bersenjata Rusia meluncurkan “operasi militer khusus” di Ukraina. Buterin mengecam tindakan itu, bahkan menyebutnya sebagai “kejahatan terhadap rakyat Ukraina dan Rusia”. Meski lahir di Rusia, programmer berusia 28 tahun ini mengakhiri pidatonya dengan kalimat, “Kemuliaan bagi Ukraina.“
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.